Hasil Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) 2024 telah diumumkan pada 26 Maret 2024 lalu. Dari sekian ribu calon mahasiswa baru di Universitas Airlangga (Unair), ada sepasang kembar yang kompak lolos lewat jalur ini.
Mereka adalah Shella Aprilia Nur Laili dan Shelly Aprilia Nur Laili. Selain mempunyai wajah yang serupa, takdir mereka pun sama yakni berhasil diterima prodi Kesehatan Masyarakat Unair.
Menurut Shella, alasan dirinya memilih prodi tersebut adalah karena ingin bekerja di Kementerian Kesehatan. Selain itu, pemilihan jurusan dibantu pihak sekolah sehingga mereka tak salah memilihnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keduanya mengaku merasa tak menyangka dapat lolos SNBP di Unair. Shella dan Shelly menjadi dua dari tiga siswa yang lolos SNBP di sekolahnya.
"Awalnya saat saya dihubungi pihak Unair kemarin, itu belum membuka pengumuman dan enggak begitu percaya kalau lolos kedua-duanya," kata Shelli dikutip dari laman Unair, Jumat (29/3/2024).
Belum Pernah Beda Sekolah
Shella dan Shelli mengaku keduanya ingin terus bersama. Hingga saat ini, mereka tak pernah bersekolah di tempat yang berbeda.
Dengan keduanya diterima di prodi dan kampus yang sama, mereka tak membebankan orang tua harus mengeluarkan biaya double. Mereka berencana tinggal di kos yang sama.
"Karena niat baik kami agar bisa satu kos, sehingga orang tua tidak repot mengeluarkan biaya," jelas Shelly.
Selama bersekolah, pasangan kembar ini mempunyai beberapa prestasi. Shella pernah meraih juara 1 dan Shelly juara 3 lomba menulis puisi tingkat nasional.
Mereka juga sempat meraih medali perunggu di olimpiade sejarah tingkat nasional yakni Yas Olympic. Tak jarang, sepasang kembar ini harus saling berkompetisi pada lomba yang sama.
"Ya gimana, kebiasaan bersama dan bekerja sama, jadi waktu terlibat satu lomba yang tidak berkelompok itu saya jadi mikir oh gini ya rasanya lawan saudara sendiri," kata Shella.
Atas kesuksesan mereka lolos di Unair jalur SNBP, keduanya berbangga hati. Pasalnya, baik Shella maupun Shelly mengaku tidak pernah mengikuti les atau bimbingan belajar layaknya siswa lain.
Mereka hanya belajar otodidak seraya meminta doa dari kedua orang tua. Ditambah, Shella dan Shelly juga giat belajar setiap malam agar lolos SNBP. Mereka juga berharap bisa mendapat beasiswa selama kuliah.
"Kita tidak bisa meminta lahir seperti apa, tetapi kita bisa hidup sesuai usaha kita," pungkas Shelly.
(cyu/nwk)