Saat Guru Besar ITB Ceritakan Perjalanan Risetnya: Topik Sempat Ditentang

ADVERTISEMENT

Saat Guru Besar ITB Ceritakan Perjalanan Risetnya: Topik Sempat Ditentang

Nikita Rosa - detikEdu
Minggu, 11 Feb 2024 16:00 WIB
Guru Besar ITB Prof. Agus
Guru Besar ITB Prof. Agus. (Foto: ITB)
Jakarta -

Forum Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) menyelenggarakan Orasi Ilmiah Guru Besar ITB, Sabtu (27/1/2024) di Aula Barat ITB. Dalam acara tersebut, Prof. Agus Mochamad Ramdhan, menjadi salah satu dari lima guru besar yang melakukan orasi ilmiah pada awal tahun 2024.

Prof. Agus berfokus pada Teknik Geologi dengan Kelompok Keilmuan Hidrogeologi. Prof. Agus telah menekuni Keilmuan Hidrogeologi selama 14 tahun. Topik ini juga telah mengantarkan Prof. Agus menerbitkan buku ilmiah setebal 200 halaman dan menyandang berbagai gelar khususnya guru besar.

Dengan topik yang sama, Prof. Agus membawakan orasinya berjudul "Hidrogeologi Overpressure dan Hidrogeologi dalam Konteks yang Lebih Luas di Indonesia". Materi ini berfokus membahas Overpressure di Cekungan Kutai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tentang Overpressure di Cekungan Kutai

Bumi merupakan salah satu planet yang memiliki berbagai elemen penunjang kehidupan, salah satunya air. Planet tempat manusia tinggal ini memiliki kedalaman Β±6.371 km.

Prof. Agus menyampaikan terdapat salah satu penelitian fenomenal pada tahun 1970, yang mencoba menembus Bumi namun hanya sampai kedalaman 12,3 km. Menariknya, hasil yang dijumpai yakni air tanah.

ADVERTISEMENT

Mulai Penelitian di Inggris

Topik itu ia tekuni saat melakukan studi di Durham University, Inggris. Ia berfokus meneliti tekanan air tanah khususnya tentang overpressure. Menurutnya, hal ini bisa dikembangkan berkaitan dengan pengeboran sumur-sumur di Indonesia.

Prof. Agus menyampaikan bahwa Indonesia memiliki pengalaman panjang dalam melakukan pengeboran sumur-sumur paling menantang di dunia sejak tahun 1970-an sampai sekarang. Cekungan Kutai menjadi objek utama penelitiannya.

Tekanan air tanah dapat berada dalam kondisi hydrostatic apabila di kedalaman yang relatif dangkal (30 liter/detik) atau berada dalam kondisi overpressure jika di kedalaman yang lebih dalam. Fenomena overpressure merupakan fenomena hidrogeologi ketika air yang naik keluar melebihi permukaan.

Kemunculan overpressure di Cekungan Kutai dimulai pada kedalaman kurang lebih 2 km. Prof. Agus mengungkapkan bahwa seluruh peneliti terdahulu sepakat menyatakan penyebab utama overpressure di Cekungan Kutai karena loading/penambahan beban akibat kondisi Sungai Mahakam.

Namun, hasil penelitiannya bersama dosen pembimbingnya, Neil R. Goulty, di tahun 2011 menemukan bahwa penyebab awal terjadi overpressure oleh fluid expansion dan tidak ada bukti apapun yang mendukung loading sebagai penyebab.

"Hasil penelitian bersama profesor saya kemudian berhasil dipublikasikan di jurnal bergengsi AAPG Bulletin di tahun 2011, tetapi setelah itu banyak mendapat kritikan karena bertentangan dengan peneliti sebelumnya," ungkapnya dalam laman ITB dikutip Minggu (11/2/2024).

Tuai Kritikan

Penelitian Prof. Agus ternyata menuai kritik. Kendati demikian, ia tetap mempertahankan hasil penelitiannya dan melanjutkannya dengan mencoba reinterpretasi dengan menambah unsur fisika pada analisis sehingga ditemukan adanya faktor loading dan fluid expansion di Cekungan Kutai.

Langkahnya melakukan reinterpretasi membuat Prof. Agus menulis enam paper dan berhasil mendapat berbagai penghargaan.

"Kita harus humble jika berhubungan dengan mother earth karena banyak sains di bawah sana yang bisa dieksplor lebih lanjut," ujarnya.




(nir/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads