Atas pertanyaan tersebut, Guru Besar Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) Prof Dr Aryati memberi tanggapan terkait hal tersebut. Ia merupakan bagian dari Tim Ahli Kajian Risiko Wolbachia Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang telah bergabung sejak tahun 2016.
"Analisis soal kemungkinan terjadinya perdebatan oleh masyarakat sudah terpikirkan sejak dulu," katanya, dikutip dari laman Unair, Minggu (10/12/2023).
Penelitian terkait nyamuk Wolbachia ini diberi judul Applying Wolbachia to Eliminate Dengue (AWED). Aryati mengatakan hingga kini tim masih melakukan pemantauan atas nyamuk Wolbachia.
Apa Itu Nyamuk Wolbachia?
Aryati menjelaskan bahwa Wolbachia merupakan bakteri alami yang juga terdapat dalam tubuh serangga misalnya kupu-kupu, lalat, maupun lebah. Kini, Wolbachia digunakan sebagai teknologi biologis dalam menekan pertumbuhan nyamuk demam berdarah.
Tak cuma Indonesia, beberapa negara lain telah memanfaatkan Wolbcahia yakni Australia, Brazil, Colombia, El Salvador, Sri Lanka, Honduras, Laos, Vietnam, Kiribati, Fiji, Vanuatu, New Caledonia, hingga Meksiko.
Hal yang unik dalam proses perkawinan dari nyamuk Wolbachia adalah ketika jantan yang kawin dengan betina akan tidak menghasilkan telur menetas. Sedangkan saat nyamuk Wolbachia betina yang kawin dengan jantan maka akan yang menghasilkan telur dengan gen Wolbachia.
"Sama halnya kalau nyamuk Wolbachia jantan dan betina yang kawin, mereka akan menghasilkan telur yang menetas dan berwolbachia," jelasnya.
Wolbachia Turunkan 77,1% DBD
Aryati membeberkan setelah proses penelitian yang panjang, banyak bukti yang menunjukkan nyamuk Wolbachia mampu menurunkan kasus demam berdarah hingga sebesar 77,1 persen. Bahkan, kasus perawatan akibat demam berdarah di rumah sakit pun menurun hingga 86 persen.
Dengan begitu, Aryati meyakinkan bahwa di tengah perdebatan soal keamanan nyamuk Wolbachia ini telah terjawab. Nyamuk Wolbachia memang mengandung bakteri, namun tidak bisa menginfeksi manusia.
Bakterinya tidak mungkin pindah, karena bakteri hanya berada pada tubuh nyamuk saja. Kalau tergigit tidak akan menyebabkan manusia sakit," ungkapnya.
Ia juga menyampaikan bahwa keberadaan nyamuk Wolbachia ini tak akan bisa mengurangi nyamuk Aedes aegypti (penyebab demam berdarah). Namun, keberadaannya dapat menekan penyebaran virus dari nyamuk Aedes aegypti.
"Masyarakat tidak perlu khawatir. Kalau terlanjur tergigit tidak apa-apa, karena bakteri nyamuk tidak berpindah ke manusia," tutupnya.
(cyu/nwk)