Masyarakat Indonesia tengah dihebohkan oleh kabar dari Kementerian Kesehatan yang berencana akan melepaskan nyamuk Wolbachia di daerah Bali, tepatnya Buleleng dan Kota Denpasar. Hal tersebut menuai pro dan kontra dari masyarakat.
Menjawab kekhawatiran masyarakat, pemerintah setempat tengah melakukan sosialisasi terhadap warga di sana. Hal tersebut disampaikan oleh Pejabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya.
"Kan sudah ditunda, kami tunda ya, perlu sosialisasi ada penolakan dari masyarakat terbelah, yang pro dan kontra bagus ditunda dulu," ujar Mahendra dikutip dari detikBali, Minggu (19/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa Itu Nyamuk Wolbachia?
Dalam blog resminya, miliader Amerika Serikat Bill Gates mengatakan bahwa nyamuk yang ia kembang biakkan bersama tim tidak akan membahayakan manusia melainkan menyelamatkan mereka dari potensi terkena penyakit demam berdarah.
"Saya telah menulis sebelumnya tentang nyamuk Wolbachia yang menakjubkan ini, termasuk tahun lalu ketika sebuah studi baru menunjukkan betapa efektifnya mereka dalam mencegah penyakit," tulis Gates.
Menurut dr. Riris Andono Ahmad, dosen kesehatan UGM sekaligus anggota peneliti WMP Yogyakarta pelepasaan jutaan telur nyamuk Wolbachia di populasi nyamuk Aedes aegypti, berpotensi untuk menekan penularan virus dengue.
"Diharapkan nantinya dapat menurunkan penularan virus dengue," katanya dikutip dari laman UGM, Minggu (19/11/2023).
Ia menuturkan saat nyamuk jantan ber-Wolbachia kawin dengan betina tidak ber-Wolbachia, maka telurnya tidak akan menetas. Namun, jika nyamuk betina ber-Wolbachia kawin dengan nyamuk jantan tidak ber-Wolbachia, maka semua telurnya akan menetas.
Sementara jika betina maupun jantan ber-Wolbachia, maka hasil keturunannya akan menetas dan juga mengandung Wolbachia.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa sebenarnya Wolbachia adalah bakteri alami. Di dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti, nyamuk Wolbachia akan menurunkan replikasi dengue sehingga bisa menurunkan kapasitas nyamuk vektor dengue.
Semakin sedikit makanan yang bisa menghidupi virus, maka semakin virus tidak bisa berkembang biak. Lewat Wolbachia, maka replikasi virus dengue dapat menurun.
"Perlu diketahui nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia bukan hasil modifikasi genetik," katanya.
Nyamuk Wolbachia Aman bagi Manusia
Penelitian soal nyamuk Wolbachia di Indonesia dilakukan oleh World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta dan dipimpin oleh Prof Adi Utarini. Mengutip detikJogja, Adi mengatakan penelitian ini dilakukan pada tahun 2017-2020.
"Penelitian tentang Wolbachia dalam eliminasi dengue, dilakukan sejak 2011-2020 dan saat ini tahapan penelitian efikasi sudah selesai," kata Prof Adi dikutip dari detikJateng, Minggu (19/11/2023).
Berdasarkan uji efikasi Wolbachia tersebut, ditunjukkan bahwa teknologi Wolbachia efektif menurunkan 77 persen kasus DBD dan 86 persen kasus di rumah sakit.
Adapun berdasarkan hasil analisis risiko dari Kemenristekdikti dan Balitbangkes, Kemenkes, melaporkan bahwa nyamuk Wolbachia ini memiliki tingkat risiko rendah bagi manusia maupun lingkungannya.
"Kesimpulan mereka bahwa pelepasan nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia masuk pada risiko sangat rendah, dimana dalam 30 tahun ke depan peluang peningkatan bahaya dapat diabaikan," kata Riris.
(cyu/nwy)