Apakah Manusia Bisa Belajar Menjadi Lebih Bahagia? Ini Kata Studi

ADVERTISEMENT

Apakah Manusia Bisa Belajar Menjadi Lebih Bahagia? Ini Kata Studi

Cicin Yulianti - detikEdu
Minggu, 10 Des 2023 21:00 WIB
Hari Kebahagiaan Sedunia 2023 diperingati tanggal 20 Maret. Hari Kebahagiaan Sedunia menjadi pengingat bagaimana pentingnya rasa bahagia bagi setiap orang.
Foto: Getty Images/AleksandarNakic
Jakarta -

Kebahagiaan adalah hal yang ingin dicapai oleh semua manusia. Banyak dari kita berusaha melakukan berbagai upaya untuk membuat diri lebih bahagia, misalnya dengan memperbanyak kawan, mengejar karier bagus, dan menimbun harta.

Namun pertanyaannya, bagaimana porsi bahagia bagi seseorang yang tidak memiliki cukup harta, karier yang bagus atau kawan yang banyak? Apakah kebahagiaan bisa diciptakan bagi orang-orang tersebut?

Menurut Direktur Sains di Greater Good Science Center University of California, Dr Emiliana Simon Thomas, kebahagiaan sebenarnya adalah sebuah keterampilan yang dapat dikembangkan. Walaupun seseorang tidak bisa mengendalikan kejadian-kejadian yang memicu suasana hati berubah, namun ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menjadi orang yang lebih ceria.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kebahagiaan dalam hidup sebagai karakteristik umum sebenarnya mencakup pengalaman tidak menyenangkan dan kemampuan kita untuk menyalurkan kesulitan dan kesulitan ke dalam pertumbuhan dan pembelajaran serta pembentukan komunitas dan hubungan," kata Simon-Thomas, dikutip dari IFLScience, Minggu (10/12/2023).

Menurutnya, para ahli mengatakan bahwa kebahagiaan dan kesedihan tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya. Keduanya menjadi kepuasan sejati yang dibutuhkan dalam membentuk kemampuan mengakomodasi peristiwa dan emosi negatif.

ADVERTISEMENT

"Jika Anda mengira kebahagiaan berarti kesenangan dan hiburan serta memaksimalkan kenyamanan materi, maka Anda tidak akan pernah bahagia," jelasnya.

Latihan Membentuk Kebahagiaan

Pada tahun 2014, Simon-Thomas dan rekannya melakukan pengamatan terkait apakah kebahagiaan bisa diciptakan lewat sebuah latihan. Ia dan tim meluncurkan kursus untuk membantu beberapa orang mempelajari keterampilan dan menemukan kebahagiaan subjektif.

Setelah peserta melakukan pelatihan yang diberikan Simon-Thomas selama 10 minggu, tingkat kepuasan hidup mereka meningkat sebesar 5 persen. Simon-Thomas menjelaskan bahwa peluang untuk mengadopsi cara berpikir baru dan meningkatkan kebahagiaan tersebar di tiga domain utama.

"Salah satu kategori perubahan berkaitan dengan hubungan dan hubungan sosial; yang kedua berkaitan dengan ambang batas seseorang untuk mengalami emosi positif. Saya menyebutnya positif; dan yang ketiga adalah ketahanan, atau kemampuan untuk mengelola kemunduran, kesulitan, kegagalan, dan kesulitan," terangnya.

Kunci Bahagia: Hubungan yang Baik

Simon-Thomas menyebut salah satu hal yang dapat meningkatkan kebahagiaan seseorang adalah hubungan yang baik. Koneksi sosial hingga saat ini masih menjadi faktor terpenting dalam membentuk kebahagiaan.

Bahkan, dalam sebuah studi yang dilakukan Harvard ditunjukkan bahwa koneksi yang baik ini dapat membuat kesejahteraan fisik dan mental mantan Presiden Amerika Serikat yakni John F Kennedy baik, juga kelompok lainnya.

Walaupun partisipan awal dari penelitian Harvard tersebut kini sudah banyak yang meninggal, namun faktor hubungan manusia ini masih mengalahkan faktor uang, ketenaran atau kekuasaan yang disebut juga dapat membentuk kebahagiaan.

Simon-Thomas mengatakan bahwa jika ingin membentuk kebahagiaan lewat hubungan sosial ini bisa dilakukan dengan langkah kecil misalnya menyapa ramah orang yang tidak dikenal. Dengan begitu, seseorang yang merasakan rasa percaya dirinya di depan orang lain.

"Termasuk hal-hal seperti melakukan percakapan ramah dengan orang-orang yang tidak Anda kenal, dalam kehidupan sehari-hari, sehingga Anda merasakan rasa kepercayaan antar pribadi dan rasa kemanusiaan yang sama," katanya.




(cyu/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads