Undangan kompetisi silih berganti datang untuk siswa SMKN 58 Jakarta. Namun, tidak semua siswa bisa ikut lomba. Sejumlah kompetisi juga menantang siswa dengan kompetensi yang tidak diajarkan di Kurikulum 2013 (Kurtilas).
Padahal, Kurikulum 2013 ini masih digunakan siswa kelas XI dan XII di sekolah tersebut. Soal peluang kompetisi dan tantangan kurikulum ini jadi sorotan Siti Latifah, Calon Guru Penggerak Angkatan 8.
Guru Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan (DPIB) SMKN 58 Jakarta tersebut menuturkan, siswanya tahun ini ditantang membuat desain gambar konstruksi bangunan dengan aplikasi Revit dalam LKS. Kompetensi ini tidak ada di Kurtilas, tetapi ada di Kurikulum Merdeka yang dijalani siswa kelas X.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Latifah bercerita, dua siswa kemudian terjun menjajal tantangan LKS 2023 tersebut. Pulang lomba, keduanya diminta berbagi praktik pada teman-temannya.
"Pertama seminar dulu, pengenalan PIB itu apa sih, Revit itu apa. Setelah itu menjadi tutor sebaya ke temen-temen dan adik kelasnya untuk menggambar dengan program Revit. Karena di Kurtilas (Kurikulum 2013) itu tidak ada kompetensinya," kata Latifah pada detikEdu di Lokakarya 7 Pendidikan Guru Penggerak: Panen Hasil Belajar bagi Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 8 Kota Jakarta Timur yang digelar Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) DIY di SMKN 24 Jakarta, Sabtu (2/12/2023).
"Anak kelas 12 saya minta mengaplikasikannya ke jembatan. Jadi mereka buat gambarnya dulu di Revit. Setelah selesai, dibuat maketnya. Jadi ini semua anak yang mendesain, saya hanya mendampingi saja," sambungnya.
Siswa Jadi Tutor Sebaya sambil Asah Kompetensi
Latifah menuturkan, hasil belajarnya dari Program Guru Penggerak ini bertujuan untuk menggerakkan siswa menjadi tutor sebaya, di samping mahir mendesain. Dengan demikian, siswa terbiasa mandiri berinovasi.
"Jadi terbiasa berkreasi sendiri, tidak harus menunggu disuruh buat apa. Seperti ini misalnya, boleh mencari referensi dari contoh-contoh gambar jembatan, tetapi lalu mendesain sendiri. Jadi PGP memungkinkan murid nyaman di kelas, terbiasa berinovasi sendiri, kreativitas sendiri. Dan ini cocok sekali di SMK," tuturnya.
Latifah mencatat, SMKN 58 Jakarta memiliki 3 guru produktif DPIB yang memiliki kompetensi di bidang Konstruksi Bangunan. Di sisi lain, ia mengakui kurangnya pengalaman guru dengan aplikasi juga jadi tantangan di penerapannya.
Sementara itu, sekolah memiliki laboratorium komputer beserta program desainnya, dan tempat praktik atau bengkel Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan untuk membuat maket jembatan. Biaya praktik dibantu dana Biaya Operasional Pendidikan (BOP).
(twu/pal)