.webp)
Tingkat polusi udara di wilayah Jakarta meningkat dalam beberapa waktu ini. Menurut pantauan detikEdu pada Senin (28/8) pukul 20:00 WIB, Air Quality Index (AQI) Jakarta berada di indeks 123 atau Tidak Sehat untuk kelompok sensitif.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sampai mengimbau masyarakat untuk mengenakan masker di luar ruangan. Diduga, penyebab polusi di Jakarta disebabkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan transportasi.
Untuk mengatasi hal ini, pemerintah juga mengeluarkan kebijakan Work From Home (WFH) untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) Jakarta guna menekan tingkat polusi akibat transportasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati demikian, benarkah sumber polusi Jakarta berasal dari PLTU dan transportasi?
BMKG Ungkap Terdapat Beberapa Sumber Polusi di Jakarta
Plt. Deputi Bidang Klimatologi di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ardhasena Sopaheluwakan mengungkap terdapat beberapa sumber polusi udara di Jakarta dan sekitarnya.
Menurutnya, kualitas udara yang buruk di suatu wilayah disebabkan oleh banyak faktor seperti kendaraan bermotor hingga sektor energi seperti PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
"Emisi yang dikeluarkan oleh PLTU memang merupakan salah satu faktor penyebab buruknya kualitas udara tapi bukan merupakan satu satunya faktor," ucapnya dalam CNN Indonesia, dikutip Senin (28/8/2023).
Berdasarkan hasil penelitian Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi DKI Jakarta 2020, sektor pembangkit listrik, termasuk PLTU, hanya memiliki pengaruh sebesar 5,7 persen (peringkat ketiga) terhadap buruknya kualitas udara di Jakarta.
"Sumber emisi transportasi masih menjadi sektor terbesar penyumbang buruknya kualitas udara di Jakarta," tambah Ardhasena.
5 Sumber Polusi Jakarta Menurut DLH DKI
Menurut DLH DKI, setidaknya terdapat lima sumber polusi di Jakarta, yaitu:
1. Transportasi (67,04 persen)
2. Industri (26,8 persen)
3. Pembangkit listrik (5,7 persen)
4. Perumahan (0,42 persen)
5. Komersial (0,02 persen)
Jika melihat data di atas, maka terlihat bahwa transportasi berada di posisi pertama sebagai sumber polusi di Jakarta. Kedua ada industri dengan 26,8 persen, sementara pembangkit listrik di peringkat ketiga dengan menyumbang 5,7 persen.
Data lain dari Lembaga Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA) yang dirilis pada Agustus 2020, pernah menyebut bahwa industri dan PLTU berada di posisi teratas penyebab utama polusi di ibu kota Indonesia tersebut.
Menurut CREA, ada 418 aktivitas industri dalam radius 100 kilometer dari Jakarta. Sebanyak 136 di antaranya memiliki fasilitas beremisi tinggi.
"86 persen dari fasilitas beremisi tinggi ini beroperasi di luar perbatasan Jakarta. 62 beroperasi di Jawa Barat, 56 di Banten, 1 di Jawa Tengah dan 1 di Sumatera Selatan. Semuanya masih berada dalam radius 100 Km dari Jakarta," bunyi hasil penelitian CREA yang bertajuk 'Transboundary Air Pollution in Jakarta, Banten and West Java Provinces'.
(nir/faz)
