Polusi Jakarta masuk yang terburuk di dunia dalam pengukuran kualitas udara secara langsung oleh IQAir. Lantas bagaimana siswa di ibukota negara ini bisa belajar dengan sehat?
Ramai-ramai polusi udara masuk terburuk di dunia ini sudah terjadi beberapa hari ini dimulai dari awal pekan kedua Agustus 2023. Ramai di media sosial, tangkapan layar peringkat polusi di dunia dari IQAir, perusahaan asal Swiss yang mengoperasikan platform informasi kualitas udara real-time gratis terbesar di dunia.
Selain itu, foto-foto Jakarta yang bak berkabut padahal polusi juga bertebaran di media sosial. Tak ketinggalan, para selebriti seperti Raisa, Renatta Moeloek, menyuarakan kegerahan atas kondisi polusi udara di Jakarta ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dicek detikEdu di platform IQAir saat berita ini ditulis, Kamis (10/8/2023) per pukul 16.54 WIB, Jakarta berada di urutan 5 kota paling berpolusi di dunia. Status warnanya oranye, dengan angka indeks 126. Arti dari warna oranye, tidak sehat bagi kelompok sensitif.
IQAir membagi kualitas udara menjadi 6 berdasarkan indeks kualitas udara, yakni:
Hijau: Baik (0-50)
Kuning: Sedang (51-100)
Oranye: Tidak sehat bagi kelompok sensitif (101-150)
Merah: Tidak sehat (151-200)
Ungu: Sangat tidak sehat (201-300)
Marun: Berbahaya (301+)
Di atas Jakarta masih ada Dubai-Uni Emirat Arab, Lahore-Pakistan, Doha-Qatar dan Dhaka-Bangladesh.
Dilansir dari Reuters, Rabu (9/8) kemarin, Nathan Roestandy, salah satu pendiri aplikasi kualitas udara Nafas Indonesia, mengatakan tingkat polusi terus memburuk.
"Kita menghirup lebih dari 20.000 napas sehari. Jika kita menghirup udara tercemar setiap hari, (dapat menyebabkan) penyakit pernapasan dan paru-paru, bahkan asma. Ini dapat memengaruhi perkembangan kognitif anak atau bahkan kesehatan mental," ujarnya.
Sementara pada awal pekan ini, Senin (7/8), Presiden Jokowi mengatakan polusi di Jakarta sudah lama, bukan cuma akhir-akhir ini.
"Ya polusi itu, tidak hanya hari ini, sudah bertahun tahun kita alami di Ibu kota DKI Jakarta. Ini bertahun-tahun kita alami," kata Jokowi di Indonesia Arena, kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Senin (7/8/2023), dilansir dari detikNews.
Salah satu caranya adalah dengan mengurangi beban Jakarta, yaitu memindahkan ibukota ke Ibu Kota Nusantara di Kaltim. Kemudian memperbanyak moda transportasi massal dan beralih ke kendaraan listrik.
Bagaimana Siswa Bisa Belajar dengan Sehat di Tengah Polusi?
Dilansir dari IQAir, kualitas udara yang buruk bisa mempengaruhi para siswa. Yakni bisa menyebabkan penyakit serius seperti influenza, pneumonia, pertusis, termasuk COVID-19 yang bisa menyebar melalui udara. Jangan lupakan asma plus paru-paru yang bisa kotor karena menghirup udara berpolutan tinggi.
Paparan polusi udara juga bisa menimbulkan masalah psikologis seperti mudah tersinggung, depresi hingga skizofrenia. Belum lagi gangguan kognitif dan berkurangnya kemampuan untuk berkonsentrasi.
Berikut cara-cara yang bisa dilakukan sekolah agar para siswa di Jakarta bisa belajar dengan baik, yakni:
1. Membuat ventilasi yang lebih baik di sekolah
2. Bila memungkinkan, bisa memasang alat penyaring udara di dalam ruangan/kelas
3. Pantau kualitas udara dalam kelas, luar kelas
4. Memakai masker buat para siswa dan guru saat polutan udara di luar sedang tinggi
Semoga polusi udara buruk di Jakarta segera teratasi ya detikers, sehingga bisa menghirup udara sehat dan segar kembali!
(nwk/faz)