Soal Nikuba Disebut Bisa Ubah Air Jadi Bahan Bakar, BRIN Ungkap 2 Syarat Ini

ADVERTISEMENT

Soal Nikuba Disebut Bisa Ubah Air Jadi Bahan Bakar, BRIN Ungkap 2 Syarat Ini

Devita Savitri - detikEdu
Jumat, 14 Jul 2023 17:00 WIB
Peneliti BRIN
Foto: Devita Savitri/detikEdu
Jakarta -

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) angkat bicara tentang alat pengkonversi air menjadi bahan bakar Nikuba yang viral dibicarakan. Diketahui isu tersebut sebenarnya sudah muncul sejak bulan Mei tahun 2022 lalu.

Namun, beberapa waktu belakangan, alat inovasi temuan Aryanto Misel ini ramai dibahas karena dilirik perusahaan otomotif asal Italia. Terkait hal tersebut, Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur BRIN, Haznan Abimanyu menyatakan pihaknya siap mendukung pengembangan inovasi masyarakat.

"Bila ada masyarakat yang menemukan suatu teknologi dan membutuhkan development atau pengembangan lebih lanjut atau pengujian, kami (BRIN) bersedia membantu," Kata Haznan ditemui detik Edu dalam acara Konferensi Pers "Riset Konversi Energi dan Manufaktur dan Program FIAR BRIN", di kantor BRIN, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (14/7/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada kesempatan itu, Haznan juga menjelaskan pada dasarnya air sangat mungkin menggantikan bahan bakar minyak asal memenuhi 2 syarat utama. Apa saja? Berikut penjelasannya.

Air Menggantikan Bahan Bakar Minyak (BBM)

Ada dua syarat bagaimana air menggantikan bahan bakar minyak yaitu:

ADVERTISEMENT

1. Bahan Bakar Minyak Langka/Habis

Haznan menjelaskan syarat utama air menjadi pengganti ketika BBM langka hingga habis dan tidak bisa ditemukan lagi. Bila masih ada hal ini sulit untuk dilakukan.

2. Masalah Energi dan Harga

Meskipun BBM masih tersedia, air bisa menggantikannya ketika memiliki energi yang setara. Selain itu, masalah harga juga harus diperhatikan karena akan berhubungan dengan ekonomi masyarakat.

"Apakah energi air yang dihasilkan setara atau melebihi BBM tersebut dan harganya setara atau kurang dari BBM yang ada," tambah Haznan.

Cara Penelitian Bisa Digunakan Untuk Masyarakat

Sebagai lembaga yang memfasilitasi penelitian dan riset, BRIN dengan tegas mendukung dan memfasilitasi produk inovasi baru sehingga bisa digunakan untuk masyarakat. Namun, Haznan menjelaskan ada kriteria yang harus dipenuhi yaitu:

1. Ide

Tahap pertama yang harus diidentifikasi BRIN terkait produk inovasi baru dari peneliti adalah terkait ide. Tak hanya diidentifikasi, BRIN juga akan menguji ide peneliti hingga penentuan tahapan selanjutnya.

"Idenya itu kita uji, apakah bisa kita lakukan. Mungkin kan ada yang namanya 'ide gila' itu kita nggak bisa fasilitasi lanjutan," kata Haznan.

2. Proses Pengkajian

Bila ide peneliti lolos dari uji standar BRIN, akan ada proses pengkajian lebih lanjut terkait hal tersebut. Dicari pula literatur yang mendukung ide tersebut sehingga bisa dilakukan riset.

3. Proses Riset

Pada proses riset, peneliti bersama BRIN akan melakukan berbagai percobaan. Tak hanya sekali, percobaan akan dilakukan terus menerus hingga menemukan hasil yang memuaskan.

4. Proses Pengujian Lanjutan

Bila hasil telah ditemukan, proses selanjutnya adalah pengujian. Terutama untuk karya inovasi berbasis teknologi.

"Kalau misalnya itu teknologi baik teknologi kendaraan atau yang lain, tentu harus diuji. Terutama tentang energi seperti nikuba. Apakah energi yang dihasilkan lebih besar dibandingkan energi yang digunakan untuk bahan bakar tersebut. Lalu apakah bahan bakar yang kita ciptakan itu tidak merusak atau mengganggu proses pembakaran di kendaraan dan sebagainya," tambah Haznan.

5. Proses Komersialisasi

Bila sudah berhasil seluruhnya baru bisa dikomersialisasi dengan berbagai penilaian. Contohnya apakah inovasi itu ramah lingkungan, ekonomis atau tidak.

"Setelah dikaji komersialisasinya akan timbul sertifikasi yang menerangkan karya inovasi tersebut," tutupnya.




(nwy/nwy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads