Universitas Indonesia (UI) kenalkan budaya Indonesia ke berbagai delegasi ASEAN dalam rangkaian acara The 18th ASEAN and 8th ASEAN+3 Youth Cultural Forum (AYCF). Pengenalan tersebut berlangsung di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada Rabu, (17/5/2023) lalu.
Dikutip melalui laman resmi UI, kampus kuning tersebut memang menjadi tuan rumah Opening Ceremony The 18th ASEAN and 8th ASEAN+3 Youth Cultural Forum. Kegiatan yang diselenggarakan oleh ASEAN University Network (AUN) itu diikuti oleh 100-150 remaja seluruh ASEAN.
Adapun negara-negara yang mengirimkan delegasinya, antara lain Indonesia, Singapura, Thailand, Filipina, Malaysia, Vietnam, Brunei Darussalam, China, dan Korea Selatan. Dalam rangkaian acaranya, UI mengajak peserta AYCF untuk mempelajari seni dan budaya Indonesia yang ada di TMII dari membatik hingga bermain alat musik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mahasiswa ASEAN Belajar Budaya Indonesia
Dengan jumlah yang tak sedikit, para delegasi AYCF 2023 dibagi dalam beberapa kelompok. 39 orang mengikuti program membatik, 56 orang belajar seni tari, dan 20 orang belajar seni musik gamelan.
Membatik
Di kegiatan membatik, peserta dibebaskan untuk berekspresi terkait motif batik apa yang ingin dibuat. Melalui proses tersebut, para delegasi mengaku mendapat pelajaran baru. Seperti yang dirasakan oleh Andy Tan yang merupakan mahasiswa Nanyang Technology University asal Singapura. Menurutnya, di Singapura juga memiliki batik tetapi dirinya belum pernah membuatnya secara langsung.
"Ada banyak ragam batik dan kesamaan dengan mode kain di Singapura. Singapura memiliki batik seperti yang terlihat pada seragam pramugari maskapai Singapore Airlines. Namun, meski memiliki kemiripan, sejatinya kain batik Indonesia memiliki beragam motif yang berbeda-beda di setiap daerah," ujar Andy.
Menari
![]() |
Beralih ke kelompok delegasi yang belajar tari, para mahasiswa dikenalkan dengan tari klasik khas Yogyakarta. Peserta laki-laki diperkenalkan dengan Tari Kudho Manggolo yang berarti 'prajurit berkuda'. Nampak gerakan menaiki kuda yang menunjukkan semangat para prajurit. Sedangkan untuk peserta perempuan mempelajari Tarian Nawung Sekar yang menyiratkan anak kecil sedang menata dan mengumpulkan bunga.
Setelah mempelajarinya, Zhang Xueyu salah satu delegasi China yang juga mahasiswa Universitas Guizhou menjelaskan perbedaan tarian tradisional di Indonesia dengan China. Hal ini juga menjadi pengalaman baru baginya.
"Keduanya berbeda, mulai dari gerakan yang unik hingga proses yang berisi cerita dan pesan moral yang bermakna," ungkap Xueyu.
Seni Musik Gamelan
![]() |
Terakhir, cerita datang dari anggota program yang mempelajari musik gamelan. Peserta dipersilahkan untuk bermain saron, gong, gendang, dan instrumen lainnya.
Dalam permainan gamelan, dibutuhkan kerja sama dan kekompakan seluruh pemain agar irama musik yang dihasilkan baik. Hal tersebut tentu saja tidak mudah dan perlu dilatih dan dipelajari. Mengenai hal itu, Muhammad Amin, mahasiswa Universitas Putra Malaysia, menyatakan hal yang sama. Menurutnya banyak tantangan dalam mempelajari alat musik gamelan.
"Namun tantangan ini justru memberikan inspirasi dan semangat dalam mempelajari gamelan. Saya merasa senang karena mendapatkan kesempatan untuk belajar bersama delegasi-delegasi dari negara lain," kata Amin.
Diketahui acara The 18th ASEAN and 8th ASEAN+3 Youth Cultural Forum dilaksanakan selama empat hari (15-18 Mei 2023) yang meliputi Academic Lecturer, Workshop, Pertunjukan Budaya, ASEAN Art, dan Cultural Bazar. Tak hanya mempelajari budaya Indonesia, pada pembukaan acara para delegasi juga tampil memperkenalkan budaya masing-masing.
(nwk/nwk)