Kegembiraan tampak di wajah Agustine Hutapea. Bagaimana tidak, dia lulus double degree Program Magister Perencanaan Wilayah dan Kota UGM dan sebuah universitas di Jepang, National Graduate Institute for Policy Studies sekaligus.
Lebih membanggakan lagi, Agustine memperoleh penghargaan Director's Award for Outstanding Academic Achievement. Penghargaan ini diberikan kepada para mahasiswa berprestasi yang dapat menjalani studinya dengan baik.
Agustine mengaku heran mengapa dia dapat memperoleh penghargaan tersebut. Dia berkata tidak tahu kriteria penilaiannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mengagetkan saja tiba-tiba dihubungi untuk mendapatkan award dari Dekan Magister Economic Planning and Public Policy Program di Jepang," kata Agustine di sela wisuda pascasarjana UGM (10/5/2023), dikutip dari situs resmi kampus.
Teliti Infrastruktur di Indonesia
Agustine tidak dapat menjawab secara pasti bagaimana dia dapat memperoleh penghargaan tersebut. Namun, dia menduga pencapaian ini berkaitan dengan program magister yang dijalani dengan lancar dan IPK yang cukup bagus. Di sisi lain, dia memperkirakan penghargaan tersebut berkaitan dengan tesis yang dia susun.
"Karena tesis saya sepertinya menjawab kebutuhan pembangunan infrastruktur di Indonesia, terutama terkait permasalahan krusial dalam pembangunan infrastruktur selama ini," jelasnya.
Agustine memaparkan sejumlah kegagalan suatu pembangunan infrastruktur dengan model baru, yaitu TOD atau Transit Oriented Development melalui tesisnya yang bertajuk "Stakeholder Perspectives of TOD Project Failure (A Case Of The TOD Project in Pondok Cina)". Menurutnya, tanpa pemahaman mendalam mengenai TOD, banyak yang salah kaprah dalam praktik pembangunan infrastruktur.
Oleh sebab itu, Agustine menilai cukup wajar bila tidak sedikit yang gagal proyek. Pada studi kasus, dia mengambil wilayah penelitian di Pondok Cina Jakarta tempatnya tinggal. Menurut Agustine TOD di Indonesia tidak punya gambaran jelas dan tidak tahu sumber daya apa saja yang dibutuhkan.
"Berbeda dengan di Jepang, mereka sadar betul bahwa pembangunan yang besar harus berkelanjutan, butuh dana besar dan harus berkolaborasi," ungkapnya.
Sebelumnya, Agustine pernah mengenyam jenjang sarjana di Program Studi Administrasi Fiskal Universitas Indonesia. Saat ini, dia bekerja di Biro Perencanaan Keuangan Badan Riset dan Inovasi Nasional.
Agustine berharap, setelah lulus program master dia bisa lekas melanjutkan studi doktoral.
(nah/nwy)