Greget melamar beasiswa LPDP dengan kampus tujuan Durham University bidang Islamic Finance di Inggris. Pria lulusan Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sebelas Maret (UNS) ini menuliskan, bahwa sudah secara formal mempelajari ekonomi dan keuangan syariah sejak 2009.
Lantas kenapa Greget memilih Inggris untuk belajar Islamic finance ya?
"Menurut Reuters (2017), Inggris adalah negara dengan kursus Islamic finance terbanyak di seluruh dunia sekaligus penyedia gelar program Islamic finance kedua terbesar.
Ada banyak kampus di sana yang punya program Islamic finance. Durham University is the first of its kind and still leading. Lebih dari 30 tahun Durham menjadi pusat penelitian dan pendidikan di bidang Islamic economics finance, banking and management," demikian tulis Greget dalam akun Instagramnya, @gregetkallabuana, pada 7 Januari 2023 lalu, dikutip dengan izin dan ditulis detikEdu, Senin (13/2/2023).
Greget menguraikan Durham University memiliki Durham Centre for Islamic Economics and Finance (DCIEF) dan Durham University Business School (DUBS) yang menaungi MSc Islamic Finance dan MSc Islamic Finance and Management, termasuk PhD in Islamic Finance plus program Durham Islamic Finance Summer School (DIFSS). Saat Greget memulai pendidikan magister Islamic finance di Durham pada 2016 lalu, ada 30-an orang sekelasnya dari 14 negara baik dari Asia, Afrika, Timur Tengah, hingga Eropa dan Amerika.
"The diversity of Islamic finance, sebagian adalah non-Muslim. Highest ranked business school in the UK offering Islamic Finance Masters program (Financial Times European Business School Ranking)," urai Greget.
Pria penyandang gelar MSc Islamic Finance and Management ini lantas menguraikan modul dan objek studi yang dipelajari selama di Durham, antara lain:
1. Islamic Accounting
2. Islamic Banking and Finance
3. Islamic Capital Market
4. Islamic Law and Financial Transaction (Fiqh Muamalah)
5. Islamic Management
6. Islamic Political Economy
7. Organizational Behaviour
8. Risk Management Issues in Islamic Finance
9. Dissertation and Research Methods
"Yang menarik adalah selain belajar inovasi produk dan perkembangan industri keuangan syariah, juga dibahas secara mendasar dari aspek moralitas (moral economy), keperilakuan, filosofi sehingga pendekatannya lebih komprehensif dan humanis," urai dia.
Tidak cuma kehidupan akademik, Greget pun mengikuti klub di luar kelas akademik di Durham. Seperti Islamic Society, Music, Creative Writing Society hingga olahraga seperti menerbangkan pesawat luncur (glider).
"Ikut 9 kelompok/klub ini," tulisnya.
Untuk disertasi, Greget mengambil program Dissertation Abroad di Universitas Mannheim Jerman atas beasiswa dari Erasmus+, dengan izin pihak LPDP.
"Sempat ambil Dissertation Abroad yang disponsori Erasmus+ (atas izin LPDP). Untuk bisa ikut program ini, proposal disertasi harus sudah ada Desember (akhir term 1). Pilih Jerman, University of Mannheim karena peringkat business schoolnya," urai Greget soal alasannya mengambil disertasi di kampus Jerman itu.
Pria yang kini berkarya sebagai Islamic Finance Specialist di Badan Pembangunan Perserikatan Bangsa-bangsa (United Nations Development Programme/UNDP) memberikan tips untuk mencari topik penelitian bidang keuangan syariah yang kekinian.
"Dulu aku diajarin, biasanya belajarnya dari apa ada research gap atau nggak," tuturnya.
Dalam mencari topik skripsi, Greget menyarankan melihat fenomena di sekitar. Dari fenomena itu lalu dicari teorinya, kemudian dicari aplikasi reflektif dengan pertanyaan reflektif seperti, "Kalau buat aku bagaimana ya?"
"Lalu aku cari tinjauan Islamnya, biar bagaimana pun semuanya harus mengarah ke sana sih," tuturnya.
Greget lantas memberi contoh sederet topik seputar keuangan syariah kekinian semisal halal industry, artificial intelligence (AI) dan segala digital transformation, instrumen keuangan yang baru-baru, literasi dan inklusi keuangan, sandwich generation, paylater, atau yang berkaitan dengan sektor kehidupan lainnya.
Nah, siap mengikuti jejak Greget detikers?
(nwk/nwy)