Anak Buruh Tani Ini Kuliah di Inggris dengan Beasiswa LPDP, Kini Jadi Bos Sayur

ADVERTISEMENT

Anak Buruh Tani Ini Kuliah di Inggris dengan Beasiswa LPDP, Kini Jadi Bos Sayur

Cicin Yulianti - detikEdu
Minggu, 16 Feb 2025 09:00 WIB
Janu Muhammad
Foto: (Dokumen pribadi Janu Muhammad via Kemenkeu)
Jakarta -

Dilahirkan dari keluarga biasa dengan latar belakang orang tua buruh tani adalah hal yang sangat disyukuri oleh Janu Muhammad. Dengan nasib tersebut, Janu tumbuh dewasa dan kini jadi bos sayur.

Pria asal Sleman ini hanya yakin bahwa pendidikan dapat membawa kehidupan ekonomi keluarganya membaik. Pengalamannya selama kuliah kemudian jadi bekal baginya meraih kesuksesan seperti sekarang.

Siapa sosok Janu ini? Dan bagaimana kisah hidupnya hingga bisa menjadi bos sayur? Simak yuk!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perjalanan Sekolah hingga Kuliah

Dalam memilih sekolah, Janu tidak pernah muluk-muluk. Ia menyadari kondisi keuangan orang tua terbatas sehingga berusaha menjangkau SMA dan kampus negeri.

Alumni SMAN 2 Yogyakarta ini sempat memilih Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai pilihan pertama dalam mengambil sarjana. Namun takdir berkata lain, Janu lolos pada pilihan ke-2 yakni Geografi, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

ADVERTISEMENT

Meski senang belajar ilmu sosial, Janu menyukai geografi karena menurutnya ilmu tersebut adalah perpaduan antara sosial dan alam. Kecintaannya terhadap geografi membuat Janu lulus dengan predikat wisudawan terbaik di prodinya.

"Selain saya suka belajar tentang ilmu alam dan juga ilmu manusia. Geografi merupakan perpaduan dua rumpun, ilmu sosial dan juga ilmu alam," ujarnya dikutip dari laman Media Keuangan Kemenkeu, Sabtu (15/2/2025).

S2 di University of Birmingham dengan Beasiswa LPDP

Janu MuhammadJanu Muhammad Foto: (Dokumen pribadi Janu Muhammad via Kemenkeu)

Saat menempuh S1, Janu sempat mengikuti summer school di Universiteit Utrecht, Belanda. Pengalaman berdiaspora tersebut membuat tekadnya semakin bulat untuk melanjutkan studi di luar negeri.

Sebelum berangkat kuliah, Janu bekerja dahulu di sebuah satrt up belajar online. Gaji selama bekerja beberapa bulan di sana ia pakai untuk membayar tes IELTS.

Jalan Janu tak semulus yang dibayangkan, usaha untuk melanjutkan S2 ke luar sempat gagal. Pada 2016, Janu mendapat beasiswa pertukaran pelajar dari pemerintah Amerika, yang bertajuk Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) di Arizona State University.

Akan tetapi, dikarenakan suatu hal ia gagal mencoba kesempatan itu. Setelah mencoba lagi, akhirnya Janu lolos di jurusan Human Geography, University of Birmingham dan kuliah dengan beasiswa LPDP kategori afirmasi tidak mampu.

"Itu ngambil masih linear sebenarnya geografi, tapi saya fokus di geografi manusia ataupun human geography. Karena memang saya lebih banyak ilmu sosial yang saya pelajari di situ," ungkapnya.

Pulang dari Inggris Lalu Dirikan Sekolah

Bukan hanya suka geografi, ternyata Janu juga senang dengan dunia pendidikan dan mengajar. Untuk mewujudkan mimpinya, ia pulang ke tanah air setelah menempuh pendidikan satu tahun lebih di Inggris.

Janu bersama kawan-kawannya di Sleman mendirikan sebuah kampus. Setelah kampus itu berdiri, Janu merasa masih saja belum puas.

Ia mengaku lebih suka mengajar siswa. Singkat cerita, Janu mengajak beberapa koleganya untuk mendirikan sekolah Islam dengan jenjang TK hingga SMP.

Janu mengurus perizinan, rekrutmen guru hingga didapuk sebagai kepala sekolah. Sebagai sosok multitalenta, Janu juga merangkap sebagai guru kelas dan humas di yayasan.

Keinginan mengajar dan mimpi mendirikan sekolah telah terwujud. Namun, Janu masih merasa gusar lantaran ia sibuk bekerja di sekolah sehingga hobi bersosial dan berkomunitasnya hilang.

"Jadi ada sesuatu yang hilang menurut saya. Seperti mungkin kegemaran lain, hobi, beraktivitas sosial, ataupun berkomunitas hilang gitu selama 3 tahun," terang Janu.

Dirikan Platform Petani Sampai Jadi Bos Sayur

Setelah selama tiga tahun mengajar di sekolah, Janu akhirnya harus beralih profesi. Pandemi COVID-19 melanda dan membuat usaha sayur orang tuanya kolaps.

Janu saat itu mencoba membantu orang tuanya menjual sayur secara online. Di tengah keterpurukkan ekonomi akibat pandemi, ternyata Janu malah menemukan sumber rezeki baru bagi keluarganya.

Semakin hari orderan lewat online ramai dan lama-kelamaan membuatnya sangat sibuk. Ia terpaksa harus meninggalkan profesi guru untuk mempertahankan usaha orang tua.

Siapa sangka, sayuran kini menjadi fokus utama Janu dalam berkarier. Tak cuma menjualnya, tetapi ia ingin membuat para petani sayur di sekitarnya juga cuan seperti dirinya.

"Jadi menurut saya ada value yang harus saya kembalikan kembali ataupun giving back-kan ke masyarakat yang sudah mendukung saya selama ini gitu. Karena di mana pun saya melangkah ya pasti akan kembali lagi ke tempat di mana saya dilahirkan gitu," terangnya.

Janu pun membuat platform jualan sayur online yakni Sayur Sleman. Pada 2020, platformnya tersebut sudah menyalurkan bantuan lebih dari Rp 100 juta rupiah kepada 220 penerima manfaat.

"Ternyata kalau dari dulu saya bisnis modelnya hanya di bagian hilir ataupun ujung pasar, ternyata enggak cukup. Ternyata masalahnya justru di hulu juga. Hulunya adalah sulitnya mencari petani ataupun anak muda yang mau bertani. Di situlah kita ingin mengedukasi lebih banyak generasi muda untuk mau terjun di pertanian gitu," tuturnya.




(cyu/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads