Guru SD di Pedalaman NTT Punya Cara Kreatif biar Belajar Lebih Asyik

ADVERTISEMENT

Guru SD di Pedalaman NTT Punya Cara Kreatif biar Belajar Lebih Asyik

Akfa Nasrulhak - detikEdu
Kamis, 05 Jan 2023 17:13 WIB
SDN Reda Meter
Foto: Dok. Salma Edo/Relawan PESAT CTASRSA Foundation
Jakarta -

Cara guru mengajar tentunya berpengaruh terhadap minat siswa untuk belajar. Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh pengajar dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

Seperti yang dilakukan oleh Ridduwan Agung Asmaka (28) yang merupakan salah satu guru SDN Reda Meter, Desa Kadu Eta, Kecamatan Kodi Utara, Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT). Ia merupakan relawan guru Pijar (Pergi Mengajar) yang ditunjuk menjadi perpanjangan tangan CTARSA Foundation untuk menerangi sektor pendidikan di daerah ini.

Agung mengaku menjadi relawan tenaga pengajar di wilayah pelosok merupakan cita-cita yang dimimpikan sejak duduk di bangku perkuliahan semester 1. Karena itu, sebelum berangkat menjalankan program Pijar CTARSA Foundation, ia sudah menyiapkan terlebih dahulu metode tersendiri dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada anak-anak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena saya bisanya dengan dongeng, pantomim dan matematika maka saya gunakan hal tersebut untuk anak-anak," jelasnya.

Saat menjelaskan pelajaran tertentu, ia menggunakan seni pantomim, sebuah pertunjukan dengan isyarat dalam bentuk mimik wajah atau gerak tubuh sebagai dialog. Menurutnya, lewat aksinya itu anak-anak jadi merasa terhibur dan tidak bosan ketika belajar.

ADVERTISEMENT

"(Respons mereka) senang sekali, karena sesuatu hal yg baru. Apalagi gesture pantomimnya dipakai ketika menjelaskan ketika pelajaran," ucap pria asal Bojonegoro ini.

Inisiator Sanggar GatDa (Semangat Muda) ini menjelaskan cara ini juga sekaligus membantunya untuk menyiasati bahasa daerah yang masih kental pada sebagian anak didik. Jadi, metode belajar ini jadi lebih menyenangkan sekaligus membantunya yang masih belum bisa bahasa daerah.

"Tantangannya mengajar di sini sih dari bahasa untuk kelas 1-3 SD. Jadi anak-anak itu kelas 1-3 masih kental dengan bahasa daerah. Tapi alhamdulillahnya di SD ini sudah terbiasa kedatangan tamu dari luar kota. Artinya kan bisa terbiasa dengan bahasa Indonesia, walaupun kadang tidak sinkron pas ngajar itu," kata Agung.

Penyerahan laptop secara simbolis oleh pihak ASUS Indonesia untuk SDN Reda MeterPenyerahan laptop secara simbolis oleh pihak ASUS Indonesia untuk SDN Reda Meter Foto: Dok. 20detik

Sebagai informasi, SDN Reda Meter yang merupakan tempat ia mengabdi ini menjadi salah satu sekolah yang mendapatkan donasi laptop dari ASUS Indonesia. Agung mengaku senang kini bisa memanfaatkan laptop untuk mengajarkan anak-anak.

"Laptop ini sangat-sangat membantu untuk memperkenalkan dunia digital kepada anak-anak, bahwa kita bisa menggunakan laptop, bisa juga kita bisa melihat video untuk pembelajaran. Rencana saya akan menggunakan laptop ini untuk belajar baca tulis dan berhitung (calistung), karena itu yang paling ditekankan. Anak-anak bisa ditampilkan video pembelajaran untuk calistung," jelas Agung.

Sementara itu, perwakilan ASUS Indonesia, Firman menjelaskan pihaknya ingin membantu sekolah supaya lebih mengenal teknologi. Bukan hanya di kota besar, pihaknya juga ingin menjangkau sekolah di seluruh pelosok Indonesia.

"ASUS ini sudah cukup lama bermain di pasar laptop ini dan kita punya lini produk yang ditujukan ke segmen berbeda-beda termasuk pendidikan, nah kita tak mau hanya ingin menjual produk di segmen edukasi saja, tapi kita ingin gimana cara untuk membantu pendidikan Indonesia, jadi kita punya produk yang sudah kita siapkan, nah di sisi lain kita ingin membantu segmen yang kita target untuk lebih berkembang khususnya edukasi ini di Indonesia," papar Firman.

Dalam program CSR donasi laptop ini, pihaknya bekerja sama dengan CTARSA Foundation. Dari sekitar 708 unit laptop yang ASUS donasikan lewat CTARSA Foundation, ada 5 unit laptop untuk sekolah SDN Reda Meter ini.

Ia menilai ke depannya anak-anak ini akan banyak bersinggungan dengan perangkat-perangkat teknologi. Oleh karena itu pihaknya ingin sejak dini mengenalkan teknologi kepada mereka.




(akn/ega)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads