Pandemi COVID-19 tidak hanya berdampak buruk, di sisi lain ia juga membawa banyak manfaat positif. Kehadiran pandemi yang mendadak di tahun 2020 dinilai mendorong gebrakan inovasi dengan berpikir lebih kreatif agar tetap bertahan dan bangkit dari keterpurukan.
Tidak terkecuali oleh para guru. Kondisi tersebut diakui oleh Ari Prasetyo (33) yang merupakan seorang guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (PJOK) di SMA Unggulan CT ARSA Foundation, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Ari mengatakan, pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia mau tidak mau memaksa para guru untuk berpikir kreatif dalam mencari solusi pembelajaran. Hal ini mengingat kegiatan belajar mengajar selama pandemi yang harus dilakukan dari jarak jauh, dengan memanfaatkan platform digital.
Sayangnya, kebijakan sekolah dari rumah sempat menyulitkan murid-murid di SMA Unggulan CT ARSA Foundation, Sukoharjo untuk mengakses materi belajar. Sebab kebanyakan dari mereka datang dari keluarga kurang mampu dengan ketersediaan gadget yang terbatas.
"Ketika mereka dipulangkan, siswa-siswa ini sulit sekali mengakses sumber belajar. Baik itu dari guru maupun materi yang ada di internet. Kita sebagai guru dituntut menyampaikan sumber belajar sebaik mungkin kepada siswa. Namun kendalanya, gadget mereka tidak support. Selain itu tidak semua anak punya gadget," ujarnya kepada detikcom, Rabu (21/12/2022).
Selain itu, faktor hambatan lainnya yaitu terbatasnya kuota untuk mengakses internet. Apalagi kebanyakan materi pembelajaran memiliki ukuran besar, sehingga menyedot banyak kuota.
"Di sekolah lain banyak yang membuat video pembelajaran, itu bagus. Tapi siswanya mudah mengakses. Nah siswa kita, kalau upload di YouTube (memakan) kuota luar biasa (besar)," tuturnya.
Meski begitu, berbagai hambatan yang ada dalam mengajar justru membuat Ari merasa tertantang. Dia pun berinovasi membuat aplikasi guna mempermudah kegiatan belajar-mengajar para siswa.
Ari menamakan aplikasi tersebut Arsa Sport, yang terinspirasi dari nama yayasan sekolah tempat ia bekerja. Melalui aplikasi Arsa Sport, kata dia, siswa dan siswi dapat dengan mudah mengakses materi mata pelajaran PJOK kelas 10-12 melalui ponsel.
"(Hal itu yang mendorong) saya pribadi waktu pandemi membuat sebuah aplikasi di android sebagai sumber belajar. Jadi anak-anak dapat mengaksesnya dari mana pun, kapan pun. Dan (materinya) ini bisa di-download untuk menghemat kuota," terang Ari.
Adapun untuk menggunakannya, siswa hanya perlu mengunduh file yang tersedia di website resmi sekolah. Aplikasi Arsa Sport pun tidak memerlukan user name dan password, melainkan tinggal memilih kelas serta materi yang ingin dipelajari.
Dikatakannya, aplikasi tersebut digunakan oleh para murid sejak awal pandemi hingga saat ini. Bahkan ke depan, pihak sekolah berencana mengembangkan aplikasi dengan menambah fitur tes kebugaran.
![]() |
"Kita kan secara berkala melakukan tes kebugaran setiap 1 semester sekali. Harapannya nanti siswa bisa memasukkan datanya, sudah bisa tahu tingkat kebugarannya," tuturnya.
Sebagai informasi, Ari merupakan satu dari puluhan guru di SMA Unggulan CT ARSA Foundation, Sukoharjo, Jawa Tengah yang menerima bantuan fasilitas berupa laptop dari PT ASUS Indonesia (ASUS).
Dia mengaku bersyukur, karena di era digital seperti saat ini, laptop sudah menjadi suatu kebutuhan yang mesti dimiliki oleh pengajar. Ari mengatakan akan memanfaatkan bantuan laptop untuk mencari sumber pembelajaran bagi murid, sekaligus menjalin koneksi dengan guru di daerah lain demi menambah keilmuan yang dimiliki.
Sementara itu, Kurniawan, perwakilan PT ASUS Indonesia (ASUS) menjelaskan dalam menjalankan program bagi-bagi laptop pihaknya berkolaborasi dengan CT ARSA Foundation. Melalui kerja sama tersebut, ASUS menyerahkan 708 unit laptop untuk disalurkan ke guru dan murid sekolah di pelosok Tanah Air.
Adapun untuk wilayah Sukoharjo, laptop yang diberikan berjumlah 200 unit. Dalam waktu dekat, pihaknya juga akan memberikan bantuan ke daerah lain, seperti Deli Serdang hingga Nusa Tenggara Timur.
"Besar harapan kami, program seperti ini dapat menunjang siswa untuk mendapatkan dan menemukan informasi lebih luas. Sehingga mendapatkan pengetahuan untuk mendukung mereka menjadi generasi yang siap menghadapi tantangan global," tukasnya.
Simak Video "Seputar Aplikasi SatuSehat Mobile Pengganti PeduliLindungi"
[Gambas:Video 20detik]
(prf/ega)