Habibie Prize Penghargaan Tertinggi Periset RI, Dulu Dikritik Hadiah Ketinggian

ADVERTISEMENT

Habibie Prize Penghargaan Tertinggi Periset RI, Dulu Dikritik Hadiah Ketinggian

Novia Aisyah - detikEdu
Jumat, 11 Nov 2022 18:30 WIB
Habibie Prize 2022
Foto: Habibie Prize/Habibie Prize Penghargaan Tertinggi Periset RI, Dulu Dikritik Hadiah Ketinggian
Jakarta -

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Yayasan Sumber Daya Manusia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SDM IPTEK) kembali mempersembahkan Habibie Prize kepada beberapa ilmuwan Indonesia. Penghargaan ini disebut sebagai penghargaan tertinggi bagi para periset Tanah Air.

Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko menyebutkan program ini adalah komitmen BRIN untuk meneruskan Habibie Prize setiap tahunnya. Dia menyebut, Habibie Prize menjadi penghargaan ultimate untuk para periset yang telah malang melintang dan mempunyai rekam jejak yang baik.

"Ini juga menjadi bagian dari program manajemen talenta nasional BRIN untuk bidang riset dan inovasi, BRIN menyiapkan skema bagi periset masa depan Indonesia mulai dari S1, S2, S3 dan post doct," jelasnya dalam konferensi pers Habibie Prize pada Kamis (10/11/2022), dikutip dari laman resmi BRIN.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Handoko berharap agar para peraih Habibie Prize terus berkontribusi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Momen ini menurutnya bukanlah akhir, melainkan justru awal untuk membentuk para generasi muda, sehingga Indonesia akan terus mempunyai generasi periset unggul.

Sempat Dikritik Hadiahnya Terlalu Banyak

Ketua Yayasan SDM IPTEK, Wardiman Djojonegoro mengungkapkan sejarah singkat diadakannya Habibie Prize. Pada 1999, almarhum BJ Habibie mendirikan Yayasan SDM IPTEK untuk pengembangan IPTEK nasional di mana salah satu programnya adalah Habibie Award (sekarang menjadi Habibie Prize).

ADVERTISEMENT

Wardiman menyebutkan, yang unik dari Habibie Award adalah tidak diperuntukkan hanya untuk satu bidang, melainkan lima bidang.

"Kedua, yang unik hadiahnya USD 25 ribu. Waktu itu, banyak yang kritik hadiahnya terlalu banyak. Namun Pak Habibie mengatakan tidak, karena hadiah ini untuk apresiasi bagi para peneliti," urai Wardiman.

Wardiman menerangkan, pihaknya dalam program ini merupakan semacam pekerjaan rumah group yang memberikan saran dalam memilih pemenang. Dia pun berharap kerja sama dengan BRIN terus berlanjut, terlebih naik menjadi level internasional.

Anggota Dewan Pembina Yayasan SDM IPTEK yang juga perwakilan keluarga BJ Habibie, Ilham Akbar Habibie juga berterima kasih kepada BRIN dan memberikan ucapan selamat kepada para peraih Habibie Prize 2022. Dia berharap para pemenang tahun ini memberi contoh kepada orang lain.

Empat Ilmuwan Pemenang Habibie Prize 2022

1. Ocky Karna Radjasa

Kepala Organisasi Riset Kebumian dan Maritim BRIN ini mengatakan, penghargaan Habibie Prize untuknya diberikan pada bidang Ilmu Pengetahuan Dasar, khususnya tentang mikrobiologi laut dalam.

"Saya berharap ini akan menjadi kekuatan baru di pusat riset laut dalam dan juga BRIN. Paling tidak dengan pengakuan ini menunjukkan bahwa mikrobiologi laut dalam itu penting," ungkapnya dalam konferensi pers Habibie Prize 2022.

Ocky juga berharap ada lebih banyak lagi kegiatan riset laut dalam di Indonesia.

2. Ika Dewi Ana

Ika Dewi Ana yang merupakan dosen Departemen Ilmu Biomedika Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada memperoleh Habibie Prize 2022 bidang Ilmu Kedokteran dan Bioteknologi. Fokus penelitiannya adalah regenerasi untuk masa depan melalui rekayasa jaringan.

"Kalau kita bicara tubuh manusia itu terdapat jaringan yang terdiri atas dua, yaitu sel dan matriks ekstra seluler. Kalau terjadi kerusakan misalnya pada matriks ekstra seluler maka kita harus membuat sesuatu yang harus sama persis identik dengan aslinya matrik ekstra seluler pada tubuh kita. Itulah bidang pekerjaan saya," terang Ika.

Dengan didukung potensi biodiversitas dan teknologi, dia berharap penelitiannya bermanfaat untuk kesejahteraan manusia di masa depan.

3. Riri Fitri Sari

Riri Fitri Sari dari Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia mendapatkan Habibie Prize bidang Ilmu Rekayasa. Dia meyakini kemudian hari dibutuhkan cara bersama untuk menemukan talenta muda yang berbakat dan berkemauan mengembangkan computer of chain.

"Sehingga pengembangan teknologi informasi tidak akan kalah robot yang kita buat, tetapi etika yang kita harapkan ke depan akan diterapkan juga. Sehingga machine learning saat ini, tetapi manusia juga tetap belajar," ujarnya.

4. Naufan Noordyanto

Dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember ini memecahkan rekor sebagai peraih Habibie Prize termuda dalam sejarah. Usianya kini baru 32 tahun.

Dosen Departemen Desain Komunikasi Visual ITS itu terpilih sebagai pemenang dalam bidang Ilmu Filsafat, Agama, dan Kebudayaan. Dia mendaftarkan diri melalui jalur institusi.

"Reputasi yang saya apply dibuktikan dengan pengalaman kegiatan, rekognisi dari dunia internasional, serta kegunaannya," ungkapnya dalam keterangan tertulis dari ITS pada Kamis (10/11/2022).




(nah/nwy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads