Kisah Dominikus, Sosok Penggagas Kemajuan Pendidikan di Pedalaman NTT

ADVERTISEMENT

Tapal Batas

Kisah Dominikus, Sosok Penggagas Kemajuan Pendidikan di Pedalaman NTT

Inkana Putri - detikEdu
Sabtu, 10 Sep 2022 10:59 WIB
Potret Anak-anak Pedalaman NTT Besekolah
Foto: detikcom/Andhika Prasetia
Jakarta -

Banyak orang menilai pendidikan merupakan langkah awal menuju kesuksesan. Maka tak heran pendidikan menjadi hal yang diajarkan sejak usia dini.

Sayangnya, di tengah kemajuan zaman saat ini, masih ada anak-anak yang belum mendapatkan pendidikan yang layak. Hal ini juga yang dirasakan oleh anak-anak di pedalaman Nusa Tenggara Timur, tepatnya di Desa Susulaku, Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Tenggara (TTU).

Berawal dari rasa prihatin dengan kondisi pendidikan anak-anak di sana, sebagai Kepala Dusun Desa Susulaku, Dominikus Kobes tergerak untuk membangun sekolah binaan SDN Manuinhau. Sebab, jarak sekolah yang cukup jauh membuat beberapa siswa-siswi harus menunggu bergantian sekolah hingga kakak kelas mereka selesai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pertama tergerak hati karena di Desa Susulaku wilayahnya cukup luas ada sub sub tertentu yang jangkauannya dengan sekolah cukup jauh. Kami prihatin melihat anak-anak yang usianya 7-8 tahun karena jangkauan dari sekolah jauh maka mereka harus nunggu kakak kelasnya (selesai sekolah)," ujarnya kepada detikcom belum lama ini.

"Tergerak dari situ, kami punya satu inisiatif bagaimana (caranya) kami bisa membangun satu sekolah (untuk) mendekatkan pelayanan pendidikan. Dari situ, saya berkonsultasi dengan sekolah induk dan kepala sekolah karena ada kemudahan untuk membuka satu sekolah. Maka di 8 Februari 2018, mulai saya rintis, (saya) datang menghimpun masyarakat dalam satu rapat resmi dan kami sepakat untuk membangun sekolah ini," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Dalam proses pembangunan sekolah, Dominikus mengatakan dirinya juga turut berkonsultasi dengan pemerintah desa, dinas, dan pemerintah kabupaten. Ia juga mengajak orang tua murid dan masyarakat setempat berpartisipasi membangun sekolah. Terlebih sekolah tersebut masih berstatus swadaya.

"Alasan kami mendirikan sekolah ini yang pertama mendekatkan pelayanan pendidikan. Kedua, mengurangi angka DO, dan yang ketiga membuka lapangan kerja bagi anak-anak kita yang berlatar belakang pendidikan guru. Sehingga selesai wisuda tidak nganggur bisa berkontribusi mengajar di SD," ungkapnya.

Awalnya, papar Dominikus, SDN Manuinhau dibangun dengan bangunan seadanya. Bangunan ini berdiri dengan beralaskan tanah dan beratapkan daun. Namun, lambat laun, bangunan ini akhirnya perlahan rusak.

"Kami waktu itu membangun sekolah darurat dengan beratap daun. Dalam perjalanan satu tahun, bangunan itu pelan-pelan rusak," katanya.

Baca Selanjutnya >>>

Untungnya, Dominikus menyebut masih ada masyarakat yang mengulurkan tangannya untuk membangun sekolah ini, salah satunya Yayasan Sahabat Anak Dawan. Saat itu, dikatakan Dominikus, Founder Yayasan Sahabat Anak Dawan, Serlinda Marut datang langsung untuk merenovasi sekolah menjadi lebih layak pakai.

"Dalam perjalanan, kami juga punya satu dampingan oleh Yayasan Sahabat Anak Dawan datang membagi kepedulian ke anak-anak, datang melihat kondisi sekolah yang sudah tidak layak. Yayasan ini datang membangun dan merenovasi sekolah ini berganti dari yang awalnya beratap daun, menjadi beratap seng, dan dindingnya seperti sekarang ini," paparnya.

"Kursi-kursi sekarang sudah bagus tidak seperti dulu sehingga anak-anak lebih menikmati sekolah dengan kecerdasan yang bagus karena termotivasi dengan segala peralatan di sekolah. Bapak dan ibu guru juga jadi punya semangat," imbuhnya.

Meski saat ini SDN Manuinhau telah direnovasi, Dominikus mengatakan tetap membuka tangan bagi siapapun yang ingin membantu. Sebab, pria yang juga merupakan Ketua Komite SDN Manuinhau mengaku sekolah tersebut masih memerlukan bantuan fasilitas.

"Pembagian kelas di sini sudah ada 4 kelas, tapi ruangan baru 3. Kelas 2,3,4 masuk di ruangan yang ada, sementara kelas 1 masih menggunakan bangunan rumah posyandu," katanya.

"Harapan kami, bagi lembaga mana saja, kami membuka diri kalau ada perhatian. Marilah silakan (membantu) demi generasi ke depan, demi membangun cita-cita agar anak cucu kita bisa berkembang," katanya.

Seperti diketahui, SDN Manuinhau menjadi salah satu sekolah yang diberi bantuan oleh BRI Cabang Kefamenanu. Sebelumnya, Pemimpin Cabang BRI Cabang Kefamenanu Abid Rahman Martono telah mengunjungi SD Negeri Manuinhau dalam rangka BRI Berbagai, Jumat (19/8). Dalam kunjungannya, Abid membagikan bantuan berupa alat tulis hingga makanan sehat dalam rangka memotivasi para siswa SD Negeri Manuinhau untuk giat belajar.

"BRI bersama Yayasan Sahabat Anak Dawan mengunjungi SD Negeri Manuinhau dalam rangka BRI Berbagi. Kami berkunjung ke sekolah anak ini untuk berbagi alat tulis dan makanan sehat untuk anak sekolah. Ini wujud kepedulian BRI Cabang Kefamenanu kepada pendidikan anak-anak di perbatasan. Mudah-mudahan bantuan ini dapat memberikan motivasi anak-anak perbatasan untuk menuntut ilmu semakin tinggi," tutupnya.

Sebagai informasi, detikcom bersama BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas perkembangan ekonomi, infrastruktur, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan Indonesia. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!



Simak Video "Mengenal Syalisatul, Perempuan Visioner Pendiri Rumah Batik di Wawonii"
[Gambas:Video 20detik]

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads