Semangat Anak-anak Pedalaman NTT Bersekolah Meski Fasilitas Terbatas

ADVERTISEMENT

Tapal Batas

Semangat Anak-anak Pedalaman NTT Bersekolah Meski Fasilitas Terbatas

Angga Laraspati - detikEdu
Sabtu, 10 Sep 2022 10:15 WIB
Semangat Anak-anak Pedalaman NTT Belajar di Sekolah
Foto: detikcom/Andhika Prasetia
Timor Tengah Utara -

Pendidikan menjadi hal yang penting untuk meningkatkan kualitas generasi penerus Indonesia. Meski begitu, masih ada anak-anak yang harus kesulitan mendapatkan pendidikan, terutama mereka yang tinggal di pedalaman.

Salah satunya adalah anak-anak di pedalaman Nusa Tenggara Timur tepatnya di Desa Susulaku, Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara. Anak-anak di desa ini harus mengenyam pendidikan di gedung sekolah seadanya.

detikcom pun berkesempatan untuk menyambangi sekolah dari anak-anak yang ada di pedalaman ini. Jaraknya pun cukup jauh dari Ibu Kota Kabupaten Timor Tengah Utara, Kefamenanu, kurang lebih sekitar 1 jam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kami harus melewati jalan kecil yang rusak dan berbatu. Di sisi kanan dan kiri kami hanya ada hutan dan semak belukar yang cukup lebat. Untuk masuk ke bangunan sekolah pun kami harus melewati jalan bertanah dan berbatu yang hanya bisa dimasuki 1 mobil.

Ketika kami sampai di sana betapa terkejutnya karena bangunan sekolah yang ditempati oleh anak-anak tersebut. Dinding dari sekolah para anak-anak itu terbuat dari kayu dengan atapnya dari seng.

ADVERTISEMENT

SD Negeri Manuinhau adalah nama dari sekolah dari sekitar 44 anak yang terdiri dari 3 ruangan kelas. Anak-anak pun harus belajar dengan fasilitas seadanya seperti papan tulis yang seadanya dan juga buku yang tak banyak.

Meski begitu, anak-anak nampak semangat dalam mengikuti setiap pelajaran yang diberikan oleh guru. Kami pun mencoba untuk berinteraksi dengan para anak-anak di SD Manuinhau lewat beberapa kuis.

Kepala Sekolah SD Manuinhau Maria Anita mengatakan anak-anak di SD Manuinhau memang punya fasilitas yang terbatas, namun keinginan mereka untuk belajar sangatlah tinggi. Penyerapan dari anak-anak pun sangat cepat.

"Kalau sesuai dengan anak-anak ini punya kelebihan tersendiri, walaupun terbatas fasilitasnya tapi mereka mampu belajar untuk membaca, berhitung jadi cepat belajarnya kalau diarahkan betul. Tapi mungkin kurang perhatian dari orang tua jadi mereka suka lalai dari ke sekolah," kata Maria kepada detikcom beberapa waktu yang lalu.

Baca Selanjutnya >>>

Hal senada diungkapkan oleh Guru di SD Manuinhau, Jennifer. Guru yang masih berstatus sebagai guru honorer ini mengatakan semangat anak-anak di sekitar sekolah untuk belajar memang sangat tinggi. Bahkan, mereka pernah memenangkan sebuah lomba membaca.

Baru-baru ini kan kelas 3 ada lomba membaca, juara 2 antar sekolah, perasaan saya ya begitu senang, karena kami biarpun di pegunungan, paling di gunung paling udik tapi tidak apa-apa, yang penting kami juara, sangat senang sekali," kata Jennifer.

Serupa, Founder dan Ketua Yayasan Sahabat Anak Dawan Sherlinda Marut mengatakan anak-anak di SD tersebut memang punya cita-cita, apalagi pendidikan yang diberikan sudah tanpa biaya alias gratis. Meski begitu, mereka masih membutuhkan dorongan seperti bantuan komputer atau laptop.

"Bukan karena tidak mampu beli, tapi karena di sini belum ada listrik. Itulah alasan kenapa anak-anak di sini belum bisa bersaing dengan anak-anak di kota karena faktor pendukungnya tidak ada. Apalagi pemerintah lagi mencanangkan digital," imbuh Sherli.

Walaupun begitu, Sherli yang jadi nahkoda organisasi non profit ini terus mencari donatur dalam membantu pendidikan bagi anak-anak yang ada di pedalaman NTT ini. Gayung bersambut, salah satu bank BUMN yaitu BRI kerap membantu organisasi yang diusung Sherli dalam gerakannya tersebut.

"Dalam hal ini, pihak Bank BRI kami sering dibantu. Ada yang dapat beasiswa, atau kegiatan dalam rangka ulang tahun BRI. Dan bukan hanya di sini, jadi sudah sering kami dikunjungi oleh pihak BRI. Dan saya bersyukur sekali bisa jadi salah satu mitra di BRI," kata Sherli.

Sementara itu, Pemimpin Cabang BRI Kefamenanu Abid Rahman Martono mengatakan bantuan-bantuan tersebut merupakan wujud kepedulian BRI untuk pendidikan anak-anak yang ada di perbatasan.

"Harapannya agar pendidikan di daerah perbatasan bisa lebih maju lagi, walaupun sumbangsih yang kami berikan tidak besar. Tapi mudah-mudahan ini, memberikan motivasi bagi anak-anak di perbatasan untuk menuntut ilmu semakin tinggi," tutur Abid.

Sebagai informasi, detikcom bersama BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas perkembangan ekonomi, infrastruktur, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan Indonesia. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!



Simak Video "Kisah di Balik Resort Satu-satunya di Kota Kecil Wini"
[Gambas:Video 20detik]

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads