Berpulangnya Uskup Emeritus Keuskupan Agung Kupang, Monsinyur (Mgr) Petrus Turang, menyisakan duka yang mendalam bagi umat Katolik, termasuk para suster di Nusa Tenggara Timur (NTT). Almarhum dikenang sebagai sosok yang memiliki perhatian tinggi terhadap dunia pendidikan di NTT.
Ketua Yayasan Bina Wirawan Sub Perwakilan Kupang, Suster (Sr) Yusta Ikat, CIJ, menuturkan kepedulian almarhum terhadap dunia pendidikan ditandai dengan pemberian izin pembangunan sekolah di atas tanah Keuskupan Agung Kupang. Dua sekolah yang dibangun di lahan tersebut, yakni SD dan SMP Assumpta Kupang.
"Bagi kami, beliau merupakan sosok bapak pendidikan," ujar Sr Yusta di Istana Keuskupan Agung Kupang, Sabtu (5/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sr Yusta menuturkan almarhum pernah berpesan kepada yayasan untuk terus mempertahankan sekolah yang dibangun di atas lahan Keuskupan Kupang tersebut. "Kami sering datang ke sini untuk meminta nasihat dan dukungan moral agar kami terus berjuang mempertahankan sekolah yang ada," imbuhnya.
Menurut Sr Yusta, Mgr Petrus Turang semasa hidupnya berpegang teguh pada prinsip dan pendiriannya. Ia menyebut kepergian almarhum turut membuat para suster bersedih.
"Kami sangat kehilangan karena beliau mendukung kami dari awal," ujar Sr Yusta.
Ketua DPRD NTT, Emilia Nomleni, juga turut merasa kehilangan sosok Mgr Petrus Turang. Bagi dia, hubungannya dengan almarhum sudah seperti bapak dan anak.
"Beliau sosok yang pembimbing, untuk anak-anak menjadi kuat. Kalau saya melihat beliau, pasti saya selalu ingat bapak saya," ujar Emilia.
Salah satu momen istimewa bagi Emi bersama almarhum adalah ketika mengikuti sebuah kegiatan di Niki-Niki, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), pada 2023. Kala itu, almarhum memberi kesempatan kepada Emi untuk memberi sambutan meski tidak tertera dalam jadwal.
Emi juga tak dapat melupakan momen saat Mgr Petrus Turang memberinya hadiah kain yang didapat dari umat Katolik. Hingga kini, Emi masih menyimpan kain pemberian almarhum.
"Saya sempat kaget, tapi beliau sampaikan itu dikasih ke saya untuk disimpan. Bagi saya, itu suatu momen yang tak bisa saya lupakan dari beliau," imbuh Ketua DPD PDIP NTT itu.
Mgr Petrus Turang meninggal dunia di Jakarta, Jumat (4/4/2025). Imam Katolik itu sempat dirawat di rumah sakit karena penyakit yang dideritanya.
Jenazah Mgr Petrus Turang, tiba di Istana Keuskupan Agung Kupang, Sabtu pagi. Sosok yang pernah memimpin umat Katolik di NTT selama lebih dari dua dekade itu disambut dalam keheningan penuh duka, dipimpin langsung oleh Uskup Agung Kupang, Mgr Hironimus Pakaenoni.
Jenazah kemudian dibawa untuk disemayamkan di Gereja Katedral Kristus Raja Kupang, gereja yang selama bertahun-tahun menjadi pusat pelayanan almarhum. Suasana duka menyelimuti seluruh sudut bangunan gereja yang dipenuhi umat, rohaniwan, dan tokoh-tokoh masyarakat.
(iws/iws)