Viral Perpisahan Haru KKN UGM: Kisah Tulusnya Pengabdian Dibalas Air Mata yang Tulus

ADVERTISEMENT

Viral Perpisahan Haru KKN UGM: Kisah Tulusnya Pengabdian Dibalas Air Mata yang Tulus

Rahma Harbani - detikEdu
Senin, 22 Agu 2022 12:00 WIB
Momen perpisahan KKN-PPM UGM di Maluku Tenggara
Momen prosesi pelepasan mahasiswa KKN-PPM UGM di Ohoi Dian, Kecamatan Hoat Sorbay, Maluku Tenggara. (Dok. UGM)
Jakarta -

Video perpisahan haru antara mahasiswa KKN-PPM Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan warga lokal tempat mereka mengabdi, Kecamatan Hoat Sorbay, Maluku Tenggara baru-baru ini beredar di jagat media sosial.

Pantauan detikEdu per Senin (22/8/2022), video yang merekam momen tersebut sudah ditonton oleh 1,7 juta pengguna TikTok dari akun @george_meturan, selaku warga lokal setempat. Ia menuliskan dalam unggahannya bahwa warga menangis melepas kepulangan mahasiswa KKN-PPM UGM untuk kembali ke Yogyakarta.

"Pengabdian yang tulus dibalas dengan pelayanan yang tulus berakhir dengan air mata yang tulus pula," bunyi caption dari akun TikTok tersebut dan sudah mendapat izin mengutip, Senin (22/8/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terlihat dalam video, mahasiswa dan warga saling berpelukan sembari meneteskan air mata haru dalam prosesi pelepasan kegiatan KKN yang sudah berlangsung selama 50 hari tersebut. Prosesi tersebut berlangsung di Balai Ohoi Dian pada 16 Agustus 2022 lalu.

Adapun Koordinator Tim KKN-PPM UGM Kecamatan Hoat Sorbay Julungpujud Segarawisesa membenarkan momen haru dalam pelepasan mahasiswa KKN tersebut. Di samping momen menangis massal, lelaki yang disapa Igo ini juga menceritakan kehangatan lain yang dibagikan oleh warga Desa atau Ohoi Dian Darat dan Ohoi Dian Pulau, Kecamatan Hoat Sorbay kala itu.

ADVERTISEMENT

Ribuan Warga Antar ke Bandara

Igo mengatakan, warga Ohoi Dian Darat dan Ohoi Dian Pulau turut mengantar kepulangan mahasiswa KKN UGM ke Bandara Karel Sudsuitubun, Maluku Tenggara. Bukan hanya satu-dua warga, Igo bahkan menjamin total warga yang mengantar bisa menyentuh ribuan.

"Saya pede, itu ada ribuan orang yang ada di situ (bandara). Karena bandara benar-benar penuh sekali waktu itu. Itu saja penuh (baru) di lobby (bandara), di parkiran masih banyak orang melihat dari jauh," tutur Igo kepada detikEdu, Senin (22/8/2022).

Momen kebersamaan KKN-PPM UGM dengan warga Maluku TenggaraMomen kebersamaan tim mahasiswa KKN-PPM UGM dengan warga Ohoi Dani, Maluku Tenggara di Bandara Karel Sudsuitubun. Foto: Dok. Pribadi

Menurut penuturannya, warga Ohoi Dian sendiri sudah menyiapkan transportasi masing-masing untuk mengantar mereka ke bandara. Kendaraan yang digunakan mereka di antaranya mobil pick up hingga motor untuk menempuh perjalanan selama 20-30 menit tersebut.

Igo menambahkan, sesampai di bandara pun, momen haru pelepasan mahasiswa KKN-PPM UGM dengan warga masih berlanjut. Para warga dan mahasiswa berkumpul melingkar sembari saling mengenang kebersamaan mereka dan mengutarakan janji masing-masing untuk bertemu di lain waktu.

"Masih pelukan lagi, foto bersama, nyanyi bersama lagi, nangis-nangis lagi," ujarnya.

Mahasiswa Dilarang "Sentuh" Koper

Kehangatan pada momen terakhir yang diberikan oleh warga lokal Ohoi Dian masih terus dirasakan oleh mahasiswa KKN-PPM UGM. Saat pulang, Igo mengaku bahkan ia dan teman-temannya seakan dilarang untuk menyentuh barang-barang bawaan mereka sendiri karena warga kukuh untuk membantu membawakannya.

"Bahkan kayak barang-barang kami, koper-koper kami juga bantu diangkatin (ke bus), dibawain ke bandara," tutur dia.

Diketahui, tim mahasiswa KKN-PPM UGM menggunakan bus sebagai akomodasi mereka dari balai desa menuju bandara. Bantuan warga yang dimaksud Igo adalah warga turut membawakan barang mereka ke bus hingga membawakannya di bandara.

"Pokoknya kita kayak tinggal masuk bus, bawa barang yang penting saja, (lalu) sampai bandara. Itu bener-bener mereka tidak mengizinkan kita untuk bawa koper-koper gitu," katanya.

"Saking eratnya persaudaraan kita, kayak mau ngasih kenangan indah terakhir gitu lah," lanjut dia lagi.

Warga Masih Memanggil-manggil

Seakan masih belum rela melepas kepergian mahasiswa KKN-PPM UGM, warga Ohoi Dian juga masih kerap memanggil satu per satu nama tiap mahasiswa KKN tersebut. Padahal, kata Igo, tim mereka sudah mulai memasuki pesawat atau kurang lebih 30 menit sebelum lepas landas.

"Kita mau masuk pesawat kayak dipanggilin namanya satu per satu, 'Eh Igo.. Igo', 'Hati-hati, Igo', mereka benar-benar menunggu sampai pesawatnya terbang," ceritanya sembari menirukan suara panggilan warga kala itu.

Mahasiswa Hukum UGM Angkatan 2019 ini mengatakan, dirinya dan teman-teman lain tidak menyangka bahwa para warga masih menunggu mereka. Bahkan saat mereka melihat dari jendela pesawat pun, para warga masih terlihat setia menanti di pagar bandara.

"Kita kira warga itu sudah pergi. Tapi ternyata mereka masih nunggu di pagar (bandara). Dan mereka masih banyak banget menunggu di pagar bandara," kenangnya.

Dibekali Baju Adat

Buah tangan yang diterima mahasiswa KKN-PPM UGM dari warga Ohoi Dian juga menambah kesan hangat dalam prosesi pelepasan mahasiswa KKN tersebut. Igo bercerita, setiap anggotanya menerima oleh-oleh baju adat suku Kei, Maluku Tenggara dari keluarga piara atau induk semang dari masing-masing anggota.

"Kami di sana punya keluarga piara (induk semang), jadi sudah menganggap kami jadi orang Kei betulan gitu. Jadi bagian dari masyarakat Ohoi Dian," tuturnya.

Pemberian baju adat ini, Igo menafsirkannya sebagai kenang-kenangan simbolis dari warga Ohoi Dian sekaligus yang pengingat untuk kenangan bersama dengan warga suku Kei. "Harapannya, tim KKN-PPM UGM bisa balik lagi ke Kei," ujar Igo.

Ikatan keluarga pada warga Ohoi Dian juga dirasakan Igo kala timnya diberi marga oleh keluarga piara mereka pada prosesi pelepasan. Seperti dirinya yang diberi marga 'Elwarin' sesuai dengan marga keluarga piaranya.

"Masing-masing dari kami, anak piara di masing-masing rumah warga. Ngerasa rumah sendiri. Kayak dianggap anaknya sendiri," ungkapnya.

"Bahkan papa mama piaraku (sampai bilang) mau datang ke wisuda," lanjutnya lagi.

Diakui Igo, hal-hal hangat dari warga seperti itulah yang membuatnya juga merasa sulit untuk meninggalkan lokasi KKN tempatnya mengabdi tersebut. Dengan kata lain, rasa sulit melepas itu mutual yang tidak hanya dirasakan oleh warga Ohoi Dian, Maluku Tenggara saja.




(rah/erd)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads