Kisah Haru di Balik Air Mata 2 Praja IPDN yang Baru Dikukuhkan

Kisah Haru di Balik Air Mata 2 Praja IPDN yang Baru Dikukuhkan

Dwiky Maulana Vellayati - detikJabar
Kamis, 03 Okt 2024 16:57 WIB
Cresentia (kanan), Syahrul (tengah), saat didatangi Wakil Rektor IPDN Bidang Kemahasiswaan Yudi Rusfiana.
Cresentia (kanan), Syahrul (tengah), saat didatangi Wakil Rektor IPDN Bidang Kemahasiswaan Yudi Rusfiana. (Foto: Dwiky Maulana Vellayati/detikJabar)
Sumedang -

Tetesan air mata terlihat keluar dari dua orang yang baru saja dikukuhkan menjadi Praja Pratama Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Mereka berdua tetap teguh meskipun dalam pengukuhan ini tak dihadiri oleh orangtua maupun keluarga.

Mereka berdua ialah Muhammad Sayhrullah (18) Praja Pratama IPDN dari Kota Banjar Baru, Provinsi Kalimantan Selatan, serta Cresentia T. A. C. Sangur (20) asal Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan. Mereka berdua bersama dengan siswa lainnya diketahui dikukuhkan menjadi Praja Pratama di Kampus IPDN, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pada (3/10/2024).

Usai dikukuhkan, momen haru bagi keduanya pun tentu langsung dirasakan. Sebab, berbeda dengan siswa lainnya yang didatangi oleh orangtua maupun sanak keluarga ke area lapangan, namun tidak bagi Muhammad Sayhrullah dan Cresentia T. A. C. Sangur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Momen tersebut pun tentu banyak menjadi perhatian dari tamu undangan. Tidak sedikit mereka didatangi oleh tamu undangan maupun pihak IPDN untuk menyuntikan semangat kepada mereka agar tidak perlu terbalut dalam kesedihan.

Tidak hadirnya orangtua maupun keluarga jelas bukan tanpa sebab. Seperti halnya Syahrul orangtuanya tidak hadir karena tidak memiliki biaya untuk berangkat dari tempat tinggalnya di Kota Banjar Baru ke Kabupaten Sumedang.

ADVERTISEMENT

"Orangtua saya tidak datang di acara pengukuhan saya sebagai Praja Pratama IPDN karena nggak ada biaya berangkat dari tempat tinggal saya ke sini," ujar Syahrul saat berbincang bersama detikJabar usai pengukuhan.

Syahrul menyampaikan, bahwa ayahnya sendiri telah meninggal dunia sejak dirinya masih duduk di bangku SMP. Sedangkan sang ibu hanya seorang pedagang kripik di tempat tinggalnya yang tentu pendapatannya kurang dari cukup.

"Kalau ayah kebetulan sudah meninggal waktu saya masih SMP dan ibu saya hanya penjual kripik di warung-warung sekitar rumah saya. Saya kebetulan anak ketiga dari tiga bersaudara, kakak saya bekerja di gudang sebuah instansi, sementara kakak saya yang kedua bekerja menjadi honorer di salah satu sekolah," katanya.

Menurut Syahrul, segala persiapan dimulai keberangkatan, tempat tinggal, serta selama bersekolah di IPDN sudah dipersiapkan oleh kakak-kakaknya dengan menggunakan uang tabungan.

"Untuk biaya segala macamnya karena berkecukupan jadi kalau biaya dibantu sama kakak-kakak saya. Sebetulnya saya dari SMP sudah diarahkan buat masuk IPDN. Kakak-kakak saya sudah menabung dari saya masih SMP jadi ada tabungan," ucap dia.

Usai dikukuhkan menjadi Praja Pratama IPDN, Syahrul juga masih tidak menyangka dan terbayang bahwa dirinya akan menimba ilmu di IPDN.

"Perasaannya campur aduk sekarang sudah dikukuhkan menjadi Praja Pratama IPDN nggak pernah terbayang bisa lolos. Ini kali pertama daftar dan allhamdulilah langsung lolos," ungkapnya.

Memiliki kesempatan yang tidak bisa orang lain dapatkan ini, Syahrul pun jelas tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini dan ingin membuktikan bahwa dirinya tidak ingin mengecewakan ibu serta kakak-kakanya tersebut.

"Masih nggak percaya soalnya orang kayak saya yang ibunya penjual kripik dan kakak-kakak saya hanya pekerja-pekerja biasa nggak kebayang sekarang bisa masuk ke sini. Saya tidak akan mengecewakan keluarga saya, saya akan berjuang di sini sampai selesai sukses dan membanggakan orangtua sama kakak-kakak saya," tuturnya.

Sementara, sama halnya dengan Syahrul, pada momen pengukuhan menjadi Praja Pratama IPDN tanpa disaksikan langsung oleh orangtua maupun keluarga juga dirasakan oleh Cresentia yang berasal dari Kabupaten Merauke, Papua Selatan.

"Keluarga saya termasuk keluarga yang berkecukupan, ayah saya bekerja sebagai wiraswasta ibu saya hanya sebagai ibu rumah tangga. Saya anak pertama dari tujuh bersaudara," kata Cresentia di lokasi yang sama.

Cresentia mengaku perjuangan untuk menjadi salah satu Praja Pratama IPDN tidak mudah ia raih. Sebab, ia pada tahun 2023 pernah mengikuti test dan akhirnya gagal. Namun, seolah mencerminkan perjuangan tidak akan mengkhianati hasil, pada tahun 2024 akhirnya Cresentia berhasil lolos hingga akhirnya dikukuhkan menjadi Praja Pratama IPDN.

"Waktu saya lulus SMA tahun 2023 saya test IPDN baru pertama kali tapi sayangnya gagal belum diberikan kesempatan. Tapi setelah itu saya tidak menyerah dan tidak putus asa saya coba lagi pada tahun ini, hasilnya puji tuhan tahun ini lolos dan dikukuhkan menjadi Praja Pratama IPDN," kata dia.

Setelah menjadi Praja Pratama IPDN, wanita yang bercita-cita ingin menjadi pemimpin atau bupati di tempat tinggalnya tersebut berharap dapat memiliki prestasi selama bersekolah di IPDN dan tentu juga ingin membanggakan orangtua.

"Harapan saya ke depan untuk diri saya sendiri saya ingin berprestasi juga segala sesuatunya saya ikuti semua dan yang paling penting bisa membanggakan kedua orangtua saya," pungkasnya.

721 Siswa Dikukuhkan Menjadi Praja Pratama IPDN Tahun 2024

Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) mengukuhkan sebanyak 721 siswa sebagai Praja Pratama IPDN pada angkatan XXXV tahun 2024. Pengukuhan ini dilakukan oleh Rektor IPDN Hadi Prabowo yang mewakili Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.

"Mereka yang telah dikukuhkan menjadi praja pratama IPDN ini merupakan putra atau putri bangsa yang berhasil menyelesaikan rangkaian Seleksi Penerimaan Calon Praja yang ketat dan transparan dengan total jumlah pendaftar sebanyak 33.653 orang," ungkap Hadi dalam sambutannya.

Hadi mengatakan, angkatan XXXV diberikan nama angkatan 'Harits Prasidya' yang memiliki arti kompeten, ahli, cerdas, kreatif dan unggul. Selama empat tahun sekolah, pada Praja Pratama nantinya akan dibekali berbagai ilmu yang dapat membentuk karakter sebagai calon ASN.

"Mereka akan dibentuk menjadi calon Aparatur Sipil Negara yang memilliki karakter investment of human skills, mental investment dan managerial skills. Sehingga nantinya siap untuk ditempatkan baik di pemerintah pusat maupun daerah" ucapnya.

"Jangan tergoda oleh tindakan dan perbuatan tercela karena apabila melanggar maka akan ditindak tegas. Tanamkan pula rasa cinta tanah air, siapkan diri kalian untuk memiliki karakter yang disiplin, unggul, professional dan berdaya saing dengan penghayatan dan pengamalan 8 nilai astha brata," tambahnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Polisi Usut Dugaan Kelalaian di Insiden Maut Pernikahan Anak KDM"
[Gambas:Video 20detik]
(dir/dir)


Hide Ads