Seorang alumnus UNS (Universitas Sebelas Maret) Surakarta, Veronika W. R. Andrews menceritakan perjalanannya hingga bisa bekerja di perusahaan penerbangan dunia, Boeing Commercial Airplanes.
Sebagai lulusan jurusan Ilmu Sosial, dia pun sebetulnya tak terpikir akan bekerja di perusahaan tersebut. Namun, dinamika dalam hidup mengantarkannya sebagai Project Manager Boeing.
Langsung setelah merampungkan S1, Veronika awalnya berkarier di bidang perhotelan di Bandung, Jawa Barat. Lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UNS tahun 1989 itu diamanahi dengan jabatan manajer di sebuah hotel internasional di kota tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan, waktu itu banyak tamu ekspatriat di tempatnya bekerja. Oleh sebab itu, kemampuan Vero dalam berbahasa Inggris membuatnya dipercaya oleh beberapa tamu untuk mengajar anak-anak mereka. Menurutnya, hal ini membuatnya senang karena bisa memperoleh uang tambahan untuk membiayai keluarganya di Surakarta.
Pindah ke Amerika Serikat
Kehidupan Vero pada akhirnya cukup berubah ketika dia menikah dengan suaminya yang merupakan kebangsaan Amerika Serikat. Saat pindah ke negeri Paman Sam, dia mendapati banyak culture shock. Tak hanya perbedaan budaya, Vero juga menghadapi kesenjangan bahasa.
"Saat pindah ke Amerika, bahasa Inggris saya tidak cukup ternyata. Orang di sana bicaranya sangat cepat, sehingga saya tidak mengerti," ujar Vero, seperti dikutip dari laman resmi UNS pada Selasa (19/4/2022).
"Kemudian saya memutuskan harus mulai belajar bahasa Inggris lagi supaya dapat menyesuaikan atau beradaptasi di sana," lanjut alumnus FISIP UNS itu.
Sempat Bekerja Menjadi Pembersih Rumah
Ketika sudah bisa menyesuaikan bahasa, dia mulai mencari pekerjaan di Amerika. Sementara suaminya bekerja di Boeing, Vero pernah melakoni beberapa pekerjaan sekaligus.
Dia sempat menjalani karier sebagai computer lab assistant, pengajar anak-anak di malam hari, travel agent, asisten dokter gigi, sampai pembersih rumah orang kaya. Vero mengatakan, sebagai orang Asia, waktu itu tidak mudah untuk memperoleh pekerjaan di Amerika.
Posisinya di beberapa pekerjaan, rentan dengan pemecatan meski telah bekerja dengan baik. Disebabkan hal ini, dia sangat peduli dengan isu inklusivitas dan keragaman di tempat kerjanya sekarang.
Awal Mula Bekerja di Boeing
Kariernya di Boeing berawal dari posisi Data Management Specialist tahun 2007. Waktu itu, pekerjaannya berlaku dengan sistem kontrak tiga bulan saja.
"Pertama kali masuk ke kantor Boeing, saya sangat senang dan bangga karena saya yang berasal dari kota kecil Solo dapat diterima di perusahaan internasional sebesar Boeing. Saat itu saya langsung kabari keluarga saya di Solo," ungkapnya.
Pasca menyelesaikan kontraknya dengan baik, dia mencari lowongan di beberapa tim di Boeing agar bisa menjadi pegawai tetap. Vero berhasil lulus seleksi di dua tim sekaligus. Dia pun mengambil peluang sebagai Integrated Schedules Specialist di tim 747/767 Boeing tahun 2008.
Kinerjanya yang baik menghasilkan karier melejit hingga kini menjadi Project Manager, President of Boeing Asian Pacific Association (BAPA), dan Vice President of Boeing Indonesian Association (BIA).
Vero yang merupakan lulusan magister di University of Phoenix ini juga punya berbagai penghargaan karena mengangkat isu keberagaman dan inklusivitas di Boeing. Dia pernah meraih penghargaan Boeing Global Diversity and Inclusion Award 2018, juga Society of Asian Science and Engineers (SASE) Advocate Awards 2019.
"Kata-kata favorit saya dari Soekarno-Hatta yang mengatakan bahwa bermimpilah setinggi langit agar nanti jika jatuh, kita jatuh di antara bintang-bintang. Jadi, jangan takut untuk bermimpi," ucap alumnus UNS 1989 itu.
(nah/faz)