Menurut Ketua Pemberdayaan Umat PB HMI Ali Zakiyuddin, gerakan sosial kolaborasi antara ISYEF dan BSI Muda ini tidak hanya ditargetkan bagi kaum dhuafa, tetapi juga membantu pelaku UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah).
"Gerakan ini juga ditargetkan dapat membantu UMKM dalam hal ini warung kuliner kaki lima, sebab nasi kotak yang dijual dengan harga Rp 2 ribu itu dipesan di UMKM warung kuliner kaki lima," ujar Ali dalam keterangan tertulisnya pada wartawan, Sabtu (7/8/2021).
"Sehingga gerakan ini tidak hanya membantu kaum dhuafa tapi juga berupaya mengaktivasi perputaran ekonomi di masyarakat. Dalam hal ini masyarakat pelaku UMKM warung kuliner kaki lima," sambung dia.
Ali mengungkapkan hasil penjualan dari nasi kotak murah itu nantinya akan diserahkan kepada tim dari ISYEF. Mereka akan menyalurkan hasilnya untuk masjid-masjid yang sesuai dengan kriteria penerima sumbangan.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal ISYEF Andi Ashadi menjelaskan skema gerakan sosial yang diinisasi oleh mereka. Ia menyebut gerakan ini bersifat win-win solution karena dampaknya dapat dirasakan oleh banyak pihak dalam satu kegiatan.
"Kalau biasanya berbagi nasi jumat itu gratis, di kami ini berbayar. Jadi, kita beli makanan melalui UMKM terdekat dengan masjid, lalu kita jual dengan harga murah senilai Rp 2 ribu kepada masyarakat. Kemudian hasil penjualan tersebut kita serahkan kepada masjid sebagai dana infaq dan sedekah. Kami rasa ini win-win solution antara masyarakat, UMKM, dan juga masjid," papar Andi.
Gerakan sosial menjual nasi kotak dengan harga murah ini dilaksanakan di 2 tempat, yakni Masjid Cut Meutia DKI Jakarta dan Masjid Darul Muttaqin Sulawesi Selatan.
Adapun alasan untuk menyumbangkan hasil penjualan ke masjid-masjid yang membutuhkan, Ketua Umum ISYEF Atras Mafazi berpendapat bahwa PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) tidak hanya berdampak pada masyarakat.
Namun, menurutnya masjid pun ikut terdampak dengan menurunnya pemasukan dari infaq dan sedekah jamaah masjid.
"Saya banyak mendengar kabar beberapa masjid ada yang sampai kesulitan uang untuk membayar kebutuhan dasar operasional seperti listrik. Maka dari itu kami dari ISYEF ingin memberikan terobosan suatu gerakan sosial yang dapat membantu, masyarakat, UMKM, dan masjid sekaligus," papar Atras.
Pihak ISYEF berharap gerakan kolaborasi sosial ini dapat dicontoh oleh daerah lain. Tentunya sebagai bentuk untuk membantu program pemerintah dalam memulihkan ekonomi akibat COVID-19.
"Saya berharap gerakan kolaborasi kebaikan bisa dicontoh di daerah lain. Sehingga dampak manfaat dalam membantu masyarakat, UMKM, dan masjid bisa semakin besar. Karena melalui langkah nyata peduli terhadap sesama akan menimbulkan ketentraman dan kesejahteraan di masyarakat," tutup dia.
(rah/nwy)