Polrestabes Medan menangkap 11 pelaku yang terlibat dalam insiden bentrok di Jalan Selambo, Desa Amplas, Kecamatan Percut Sei Tuan. Para pelaku ini baru menerima upah sebesar Rp 15 ribu.
Kapolrestabes Medan Kombes Gidion Arif Setyawan mengatakan pihaknya masih memburu orang yang membayar para pelaku tersebut. Namun, sebelum menyerang para korban, salah satu pelaku menerima uang sebesar Rp 2 juta dan dibagikan sebesar Rp 15 ribu kepada para pelaku.
"(Yang membayar) itu masih pemeriksaan lebih lanjut tapi identifikasi itu tetap konsisten dilakukan. Ada sejumlah uang yang dijanjikan kepada para pelaku, termasuk yang dikuasai oleh salah satu pelaku sejumlah Rp 2 juta, kemudian dibagi Rp 15 ribu kepada orang yang sudah melakukan (penyerangan)," kata Gidion saat konferensi pers di Polrestabes Medan, Jumat (25/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gidion menyebut para pelaku ini dijanjikan upah sebesar Rp 3 juta. Namun, yang diberikan baru Rp 15 ribu per orang. Perwira menengah Polri itu menyebut penyidik masih mendalami apakah uang Rp 3 juta itu merupakan upah per pelaku atau tidak.
"Belum (diberikan), dikasih dulu Rp 15 ribu, yang Rp 3 juta dijanjikan kepada semua yang terlibat," jelasnya.
Mantan Kapolres Jakarta Utara itu menyebut para pelaku yang diamankan ini memiliki peran yang berbeda-beda, mulai dari membacok, menembak hingga melempar batu. Sebelum menyerang para korban, para pelaku lebih dulu berkumpul pada Senin (21/10) malam.
"Siapa yang bacok, siapa yang nembak, siapa yang melempar batu, jadi sudah diperiksa penyidik dan mereka sudah mengakui perbuatannya," ujar Gidion.
Dalam kasus ini, Polrestabes Medan sudah menangkap 11 pelaku. Adapun para pelaku yang diamankan itu adalah FS (23), MWS (20), MTA (21), MF (21), DA (21), AP (18), AFP (18), JD (17), DAW (17) dan AS (17) dan RMS (15). Sebagian dari mereka merupakan anggota Geng Motor Neleng.
"Para penyerang ini yang tergabung sebagian dari Geng Motor Neleng bersama beberapa kawannya melakukan kegiatan menyerang kepada saudara kita yang ada di Jalan Selambo, Desa Amplas," kata Kapolda Sumut Irjen Whisnu Hermawan Februanto.
Selain menangkap para pelaku, petugas kepolisian juga mengamankan satu airsoft gun jenis FN, tiga senapan angin, enam anak panah, stik baseball dan sejumlah senjata tajam. Whisnu menyebut ada tiga pelaku yang masih dalam pencarian pihak kepolisian.
"Masih ada tiga orang yang masih DPO," pungkasnya.
Whisnu memerinci dua korban tewas itu adalah Bungaran Samosir (52) dan Adam Djhorgi (17). Untuk korban Bungaran, kata Whisnu, mengalami luka di bagian kepala yang cukup parah.
"Korban Bungaran Samosir mengalami luka bacok dari hasil autopsi, meninggal dunia," kata Whisnu.
Sementara untuk korban Adam, Whisnu menyebut korban mengalami luka tembak di bagian dada. Tembakan pelaku itu juga tembus hingga ke jantung korban.
"Saudara Adam penyebab kematiannya dari hasil autopsi, korban meninggal dunia karena luka tembak pada bagian dada menembus jantung yang mengakibatkan pembuluh darah pecah," jelasnya.
(afb/afb)