Kegiatan sahur menjadi salah satu sunnah yang dicontohkan oleh Rasulullah. Ada banyak berkah yang bisa didapatkan saat melaksanakan sahur di bulan puasa.
Hal itu juga tidak dilewatkan oleh mahasiswa Indonesia di Rusia bernama Gianshanti Umari. Dalam perbincangan dengan detikcom, wanita yang akrab disapa Gian ini mengaku puasa Ramadhan di Rusia tahun ini menjadi kali ketiganya.
Gina sehari-hari merupakan mahasiswa S2 Hubungan Internasional di Kazan Federal University. Tahun ini, kata Gian, bulan puasa jauh lebih ringan dibanding sebelumnya karena berlangsung pada musim semi sehingga puasa hanya dilaksanakan antara 16-17 jam dibanding sebelumnya bisa mencapai 20 jam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tahun ini lebih ringan puasanya 16-17 jam. Tahun pertama (di Rusia) panjang banget puasanya bisa 20 jam itu karena masuk musim panas di bulan Mei. Berat dan sahur itu antara jam 12 malam dan 1 pagi," ungkap wanita yang lahir pada 24 September 1996 ini.
Saat ini, kata Gian, ia harus sahur pukul 2 pagi. Sebab, waktu Subuh di Rusia saat ini sekitar pukul 2.30 pagi. Alhasil, ia harus menahan kantuk untuk tidur di malam hari karena tak ingin ketinggalan melaksanakan sahur dan sholat Subuh.
Gian juga merasa dilema saat harus sahur pukul 2 pagi. Pasalnya, waktu berbuka puasa atau Magrib di Rusia sekitar pukul 7 malam dan harus makan sahur kembali pada pukul 2 pagi yang dirasanya masih kenyang. Namun, jika tidak melaksanakan sahur bisa membuat tubuhnya lemas.
"Kita sahur jam 2 dan kita nggak tidur (malam). Soalnya kalau mau tidur takut keblablasan buah Subuhan. Jadi nggak tidur. Buka jam 7 dan sahurnya jam 1 atau 2 pagi karena 2.30 sudah Subuh. Padahal masih kenyang kan baru makan jam 7 tapi kalau nggak makan nanti lemas," kisahnya.
Selain itu, wanita yang juga lulusan Universitas Padjajaran ini mengaku rindu masakan Indonesia kala berpuasa, seperti kolak. Namun, rasa rindunya terobati dengan makanan khas Rusia, di antaranya Elesh, dan Treugolnik.
![]() |
![]() |
"Aku kangen banget makan kolak buat buka puasa, nggak ada di masjid sini. Kalau di sini makanan lokal di masjidnya, ada Elesh, itu kaya roti dan isinya ada nasi, ada kismis, terus makanan Treugolnik, kue bentuk segita isinya ada kentang, daging dan ayam, dan bawang bombay," imbuh dia.
Di Rusia, Gian punya makanan favorit khas yakni Plov. Makanan tersebut memiliki cita rasa seperti nasi goreng dan terdiri dari nasi, ayam, dan wortel.
"Ada yang mirip (makanan Indonesia) itu Plov. Itu bukan makanan Rusia tapi negara Selatan Rusia, seperti Uzbekistan sana. Jadi rasanya kayak nasi goreng ada nasi, ayam, wortel. Itu dimasak dengan bahan-bahan jadi satu," papar Gian.
![]() |
Bagaimana suasana puasa di Rusia? Klik selanjutnya>>
Simak Video "Video: Durasi Puasa di Kota Ini Hanya 1 Jam Saja, Kok Bisa?"
[Gambas:Video 20detik]