Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Dr Ir Hetifah Sjaifudian berpendapat perlu adanya perubahan model perguruan tinggi di Indonesia. Saat ini, masih lebih banyak kampus yang menerapkan teaching university dibandingkan research university.
"Ini menarik soal model-model dominan perguruan tinggi di Indonesia. Ini mungkin saya juga ingin membutuhkan masukan dari teman-teman karena kita ingin nanti apakah perguruan tinggi itu, kita tegaskan ada teaching university dan ada research university," kata Hetifah dalam diskusi bertajuk "Evaluasi & Outlook Pendidikan Tinggi & Riset Menuju Kampus Global" yang digelar Universitas Paramadina via Zoom, Selasa (16/12/2025).
Hetifah menyebut model research university banyak ditemui di negara-negara yang berkembang cepat. Kampus-kampusnya memiliki fokus utama dalam riset.
Selain itu, riset di kampus-kampus demikian lebih memiliki output riset yang signifikan. Di kampus dengan model research university, setiap fakultasnya memiliki pakar terkemuka di bidangnya.
"Output-nya yang terfokus berbeda-beda atau masing-masing di dalam fakultasnya juga akan menghasilkan excellence di bidang tertentu," kata Hetifah.
Negara-negara yang Terapkan Research University
Hetifah kemudian menunjukkan beberapa negara yang telah menerapkan model research university lebih dahulu. Misalnya negara Jerman mulai berubah sejak 1810.
Kemudian ada juga Amerika Serikat yang mulai menerapkan sistem tersebut pada 1940-an. Disusul oleh China, yang juga menerapkan sistem model research university pada 1980-an.
Tantangan Model Research University di Indonesia
Masukan Hetifah ini disetujui oleh Rektor Universitas Bakrie, Prof Sofia W Alisjahbana, M S, Ph D. Menurutnya, research university semakin dibutuhkan seiring dengan perkembangan zaman dan kebutuhan akan inovasi yang meningkat.
"Tetapi mau tidak mau, sejalan dengan waktu, sejalan dengan perkembangannya, tentu teaching university itu harus menjadi research university," katanya.
Namun, ia juga menyebut masih banyak tantangan untuk menerapkan model itu di Indonesia. Terutama dalam penyediaan fasilitas seperti laboratorium.
"Dan itu merupakan suatu tantangan. Namun bila kita bekerja sama dalam hal ini mungkin industri yang memerlukan sebuah produk yang hasilnya perlu diuji di universitas, maka ada link and match antara industri dengan universitas," katanya.
Tantangan lainnya menurut Sofia berlaku untuk perguruan tinggi swasta (PTS). Ia melihat masih banyak PTS yang lebih berfokus kepada teaching university karena tujuan utamanya untuk menjaring sebanyak-banyaknya mahasiswa.
"Jadi untuk sebuah universitas memang untuk menjadi research university, memakan waktu untuk perguruan tinggi swasta. Tapi pada umumnya perguruan tinggi negeri itu memang sudah lebih mapan dalam hal untuk menjadi research university," katanya.
Simak Video "Video: KPPTI 2025 Jadi Ajang Sinergi Antar-Perguruan Tinggi"
(cyu/faz)