Jelang akhir tahun ajaran, biasanya wali kelas memberikan catatan untuk para peserta didik. Catatan ini biasanya berisi narasi singkat tentang perkembangan siswa dan pesan untuk ke depannya.
Catatan wali kelas merupakan unsur yang penting agar siswa dan orang tuanya mengetahui apa saja hal yang perlu diperbaiki ke depannya.
Apa Itu Catatan Wali Kelas?
Catatan wali kelas adalah rangkuman observasi, penilaian, dan refleksi wali kelas terhadap siswa dalam periode waktu tertentu, yang umumnya satu semester atau satu tahun ajaran.
Diterangkan dalam buku Catatan Wali Kelas Inspiratif: Panduan Lengkap Merangkai Pesan Berharga untuk Setiap Siswa oleh H Cep Nurdin, SAg, MMPd, catatan wali kelas merupakan narasi perkembangan siswa, alat strategis pendidik, dan cermin untuk membantu siswa serta orang tuanya dalam memahami apa yang bisa dicapai.
Nah, apa saja isi dan bagaimana menyusun catatan wali kelas yang berdampak?
Isi Catatan Wali Kelas
Catatan wali kelas dapat berisikan:
- Pencapaian akademik
- Perilaku di kelas
- Interaksi sosial
- Perkembangan personal
Perkembangan siswa tidak semata diukur dari nilai-nilai mereka. Ada aspek nonakademik seperti karakter, keterampilan sosial, kreativitas, kepemimpinan, hingga kemandirian yang perlu dicatat.
Cara Menyusun Catatan Wali Kelas
Beberapa hal yang perlu dicermati dalam menyusun catatan wali kelas adalah:
1. Menjaga kerahasiaan dan profesionalisme, yang terdiri dari:
- Kerahasiaan informasi siswa
- Profesionalisme dalam penyampaian
- Akurasi data
2. Menggunakan bahasa yang positif dan konstruktif
- Fokus pada kekuatan dan perkembangan
- Menggunakan bahasa yang solutif, alih-alih menghakimi
- Spesifik dan berbasis bukti
- Menyampaikan harapan dan dorongan
3. Menghindari stereotip dan prasangka
- Tidak melabeli siswa
- Tidak membangun prasangka
- Melihat siswa secara utuh
Jika dirangkum, maka wali kelas bisa menyusun catatan dengan cara seperti ini:
- Hindari membahas isi catatan siswa di luar konteks semestinya
- Tulis dengan cara lebih profesional seperti "Ananda (nama siswa) masih perlu bimbingan dalam mengelola emosi."
- Tidak hanya menyorot kelemahan, misalnya "Ananda (nama siswa) memperlihatkan peningkatan dalam hal .... Kami yakin dengan dukungan lebih lanjut, ia akan bisa ...."
- Gunakan bahasa solutif, contohnya "Ananda (nama siswa) masih perlu didorong untuk meningkatkan motivasi belajar dan ...."
- Berikan contoh spesifik seperti "Ananda (nama siswa) menunjukkan perilaku kurang fokus dan sering berbicara ketika guru menerangkan, sehingga perlu diingatkan untuk kembali memperhatikan."
- Akhiri dengan catatan motivasi, harapan, rasa percaya, dan dorongan perbaikan.
Contoh catatan wali kelas di halaman berikutnya >>>
Simak Video "Video: Permintaan Maaf Prabowo Baru Bisa Perbaiki 16 Ribu Sekolah"
(nah/pal)