×
Ad

Kata-kata Orang Tua saat Mengajarkan Matematika ke Anak Bisa Pengaruhi Akademik

Siti Nur Salsabilah Silambona - detikEdu
Jumat, 28 Nov 2025 06:30 WIB
Foto: istockphoto/damircudic/Ilustrasi orang tua mendampingi anak belajar matematika
Jakarta -

Studi menemukan bahwa penggunaan bahasa yang digunakan oleh orang tua saat mengajarkan anak matematika ternyata bisa memengaruhi akademiknya. Ketika bahasa yang digunakan sesuai dengan anak, maka kemampuan numerasi anak bisa tinggi.

Dalam studi yang terbit di Society for Research in Child Development pada 4 April 2025, peneliti mengamati sesi bermain orang tua dan anak, termasuk saat belajar matematika. Para peneliti kemudian mengidentifikasi jenis kata yang digunakan orang tua, dengan menggambarkan dan membandingkan kuantitas (misalnya, paling banyak, banyak, sama), di luar penggunaan kata bilangan (misalnya, satu, dua, tiga).

Studi mengungkap terdapat tiga macam bahasa yang digunakan orang tua terhadap anak yaitu:

1. Bahasa umum atau percakapan sehari-hari
2. Bahasa angka atau percakapan yang secara jelas mengucapkan angka
3. Bahasa matematika atau penggunaan istilah matematika selain angka seperti "paling banyak", "sebagian besar", dan "sama".

Penelitian ini mengamati serangkaian aktivitas anak-anak dan orang tua yang meliputi, membaca buku cerita tanpa teks, bermain sharing game, dan permainan teka-teki mencocokkan angka. Melalui serangkaian aktivitas tersebut kemudian para peneliti mengidentifikasi bagaimana penggunaan bahasa orang tua secara langsung berpengaruh terhadap kemampuan matematika dasar pada anak.

Bahasa yang Lebih Umum Bisa Memicu Pemahaman Anak

Hasil penelitian mengungkapkan, para orang tua anak prasekolah seperti PAUD dan TK, mereka cenderung menggunakan beragam kosa kata saat berbicara mengenai jumlah dan tidak selalu menggunakan angka. Misalnya kata "beberapa" atau "sebagian besar, dan juga "berapa banyak" saat berbicara dengan anak mereka.

Kata-kata tersebut termasuk istilah kuantitatif, yang bisa membantu anak memahami jumlah suatu benda meski tidak menyebutkan angka. Sementara penggunaan bilangan seperti "satu", "dua" dan seterusnya hanya digunakan saat hendak menghitung jumlah pasti.

Orang tua dengan anak berkemampuan tinggi dalam matematika cenderung lebih sering menggunakan bahasa umum untuk berdiskusi dengan anaknya. Sementara orang tua dengan anak berkemampuan rendah dalam matematika justru lebih sering menggunakan istilah kuantitatif.

Ini menunjukkan bahwa penggunaan istilah kuantitatif banyak digunakan untuk anak dengan numerasi rendah, dengan harapan anak bisa lebih memahaminya.

Adapun orang tua dalam penelitian ini, menggunakan 38 istilah kuantitatif yang berbeda. Menurut peneliti, penggunaan bahasa yang terlalu banyak istilah ini membuat anak-anak prasekolah akan terpapar pada bahasa yang kaya, untuk membahas konsep matematika.

Penting untuk Lebih Memperhatikan Istilah saat Mendidik Anak

Peneliti mengatakan, orang tua sebenarnya sadar untuk membaca kemampuan anak mereka, terutama dalam hal akademik. Maka dari itu menggunakan istilah kuantitatif atau bahasa matematika menjadi salah satu metode untuk mendorong anak belajar dengan tidak terpaksa.

"Hal ini menunjukkan bahwa, saat ini, orang tua mungkin menyesuaikan penggunaan kata untuk mendukung kebutuhan anak-anak, sehingga anak-anak telah diperkenalkan dengan istilah-istilah yang lebih kuantitatif untuk mendukung mereka dalam tugas-tugas matematika," ujar Yemimah King, Asisten Profesor Departemen Pendidikan Anak Usia Dini dan Dasar, Universitas Negeri Georgia, Atlanta, Georgia, AS, dikutip dari phys.org.

Dengan hasil ini, peneliti berharap ke depan akan ada studi yang fokus terhadap hubungan antara paparan dini istilah kuantitatif dengan perkembangan matematika anak.

Penulis adalah peserta program MagangHub Kemnaker di detikcom.



Simak Video "Pertamina Dukung Pendidikan Anak Indonesia Lewat Program SESAMA"

(faz/faz)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork