Lautan dalam menyimpan misteri bagi manusia, terutama para ilmuwan. Di balik gelap dan dinginnya dasar laut, para ilmuwan dibuat takjub oleh penemuan terbaru berupa spesies spons "bola kematian" karnivora, bersama puluhan makhluk laut aneh lainnya yang belum pernah dilihat sebelumnya.
Ekspedisi gabungan The Nippon Foundation-Nekton Ocean Census bersama sejumlah lembaga penelitian internasional mengonfirmasi telah menemukan 30 spesies laut baru di wilayah Samudra Selatan. Dua di antaranya yakni spons pemangsa yang dijuluki death ball sponge dan karang hitam langka.
Spons Bola Kematian
Death ball sponge ditemukan di kedalaman sekitar 3.600 meter di wilayah Palung Sandwich Selatan, sebelah timur Pulau Montagu. Tubuhnya dipenuhi bola-bola kecil bening seperti pingpong lengkap dengan kait mikroskopis yang berfungsi untuk menjebak mangsa kecil yang lewat di sekitarnya.
Disebut sebagai spons bola kematian bukan sekedar penamaan saja, melainkan karena sifatnya benar-benar mematikan. Berbeda dari spons laut biasa yang menyaring air, jenis ini memakan mangsanya secara aktif sebuah adaptasi ekstrim di dunia tanpa cahaya.
Selain spons "bola kematian", ekspedisi ini juga menemukan cacing sisik berlapis baja berwarna-warni, bintang laut, krustasea mini, hingga gastropoda dan bivalvia langka. Beberapa di antaranya berevolusi untuk hidup di lingkungan vulkanik dan hidrotermal yang panas.
Bahkan, tim juga mengidentifikasi "cacing zombi", makhluk tanpa mulut dan usus yang pertama kali dikonfirmasi keberadaannya pada 2002, demikian dilansir Smithsonian magazine.
Selama dua kali pelayaran penelitian di Samudera Selatan, para ilmuwan berhasil mengumpulkan hampir 2.000 spesimen dari 14 kelompok hewan menggunakan wahana robotik bawah laut bernama SuBastian. Mereka juga menemukan ventilasi hidrotermal baru di kedalaman 600 meter, taman karang yang luas, serta rekaman pertama cumi-cumi kolosal muda yang pernah dikonfirmasi.
Masih Banyak Potensi Spesies yang Belum Ditemukan
Ekspedisi kedua membawa para ilmuwan ke Laut Bellingshausen, di lepas pantai Antartika Barat. Mereka menjadi tim pertama yang meneliti area laut yang sebelumnya tersembunyi di bawah lapisan es setebal 150 meter, setelah gunung es raksasa A-84 terlepas pada Januari lalu.
"Samudra Selatan masih sangat kurang disampling. Baru sekitar 30% dari sampel yang kami kumpulkan yang berhasil dianalisis, jadi 30 spesies baru ini hanyalah permulaan," ujar Dr Michelle Taylor, Kepala Sains Ocean Census, dikutip dari IFL Science.
Direktur Eksekutif The Nippon Foundation, Mitsuyuki Unno, menegaskan pentingnya riset semacam ini untuk membawa pengetahuan baru.
"Mempercepat penemuan spesies bukanlah kemewahan ilmiah, melainkan kebutuhan publik. Setiap ekspedisi membawa pengetahuan baru yang bermanfaat bagi ilmuwan, pembuat kebijakan, dan masyarakat dunia," ujarnya dikutip dari Ocean Sensus.
Karena tujuan utama dari diadakannya sensus laut oleh Nippon Foundation-Nekton adalah untuk menemukan 100.000 spesies laut baru, yang diperkirakan sebanyak 1-2 juta yang masih hidup di lautan.
Simak Video "Video: BRIN Temukan Spesies Tumbuhan Baru Homalomena chikmawatiae dari Riau"
(faz/faz)