Ketika Fisika dan Biologi Bekerja Sama di Alam: Bantu Penyerbukan-Cacing Parasit

Siti Nur Salsabilah Silambona - detikEdu
Rabu, 29 Okt 2025 10:00 WIB
Foto: Unsplash/Pixabay/kepakan sayap lalat ternyata bisa menghasilkan listrik statis yang bisa dimanfaatkan cacing parasit untuk 'numpang' terbang
Jakarta -

Siapa sangka, listrik statis yang muncul saat penggaris digosokkan ke rambut, hingga rambut ikut terangkat, ternyata berperan penting dalam kehidupan hewan dan tumbuhan. Salah satunya membantu proses penyerbukan. Bagaimana caranya?

Jadi, dengan adanya gesekan antara tubuh lebah dan bunga, muatan listrik akan tercipta dan menyebabkan serbuk sari menempel pada tubuh lebah, lalu berpindah ke putik bunga lain saat lebah hinggap. Fenomena ini dikenal sebagai electrostatic ecology yaitu kolaborasi unik antara fisika dan biologi di alam.

Bukan hanya lebah, penelitian terbaru mengungkap bahwa makhluk mikroskopis cacing parasit memanfaatkan gaya listrik statis untuk bertahan hidup. Studi dari Emory University menunjukkan bahwa cacing nematoda tertentu dapat "menumpang" pada lalat dengan cara memanfaatkan muatan listrik yang dihasilkan dari pergerakan sayap lalat.

Gaya tarik elektrostatik itu cukup kuat untuk mengangkat cacing dari tanah dan menempelkannya ke tubuh lalat, layaknya magnet mini di alam.

Ketika Lalat Jadi Magnet Hidup

Secara sederhana, listrik statis terbentuk ketika dua benda saling bergesekan dan terjadi perpindahan muatan. Di alam, hal ini bisa terjadi ketika sayap lalat mengibas udara, atau ketika tubuh lebah bersentuhan dengan kelopak bunga.

Dari situ, timbul perbedaan muatan positif dan negatif yang menimbulkan gaya tarik mirip seperti ketika rambut berdiri setelah tersentuh balon. Namun siapa sangka, kekuatan gaya elektrostatik di tubuh serangga bisa mencapai ratusan volt.

Mengutip Smithsonian Magazine, tim peneliti dari Emory University, menjelaskan lalat buah yang terbang menghasilkan muatan listrik hingga 200 volt. Ini cukup besar untuk menarik benda mikroskopis di sekitarnya.

Maka ketika cacing parasit berukuran hanya 1 milimeter berada di dekatnya, muatan ini dapat menciptakan gaya tarik yang setara dengan seribu kali gravitasi tubuh cacing itu sendiri, sehingga cacing dapat melompat 25 kali dari ukuran tubuhnya.

Dalam eksperimen laboratorium bertekanan rendah, cacing nematoda Caenorhabditis elegans melayang dari permukaan tanah menuju tubuh lalat dalam waktu kurang dari 50 milidetik. Begitu menempel, gaya tarik elektrostatik cukup kuat untuk menahan cacing tetap berada di sana, bahkan saat lalat bergerak atau terbang.

Fenomena itu disebut para peneliti sebagai "electrostatic hitchhiking" yaitu strategi alami untuk menumpang tanpa energi tambahan.

Daya Tak Terlihat yang Menjaga Keseimbangan Alam

Temuan yang telah terbit di jurnal PNAS pada 14 Oktober 2025 ini, memberi pandangan baru bahwa organisme mikroskopis seperti nematoda dapat beradaptasi dengan berpindah tempat tanpa perlu mengeluarkan banyak energi sendiri. Peneliti menyebut fenomena electrostatic ecology merupakan bidang baru yang menghubungkan ilmu fisika dan ekologi secara nyata.

Ini artinya energi listrik statis yang selama ini sering dianggap sepele, ternyata berperan penting dalam proses terjadinya rantai kehidupan, dari proses penyerbukan hingga penyebaran parasit di alam liar.

Bidang penelitian ini kemudian disebut sebagai "electrostatic ecology", cabang baru yang mempelajari bagaimana muatan listrik memengaruhi interaksi antarorganisme. Para peneliti meyakini, pemahaman tentang gaya elektrostatik di alam dapat membuka peluang baru dalam bioteknologi, pengendalian hama alami, bahkan robotika biologis yang meniru cara serangga berinteraksi melalui listrik statis.



Simak Video "Video Inspirasi Teknologi dari Lidah Balistik Bunglon-Salamander"

(faz/faz)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork