Fenomena Tepuk Sakinah sedang ramai dibahas di dunia maya. Tepuk ini dinilai berdampak positif dalam membangun kesadaran masyarakat tentang kesiapan menikah dan nilai-nilai keluarga.
Mudah dihafal dan dilantunkan dengan nada yang menarik membuat TepukSakinah menjadi trend di media sosial. Tak hanya bagi mereka yang akan menikah, tetapi bagi masyarakat umum.
Fenomena ini lantas menarik perhatian Risda Rizkillah, SSi, MSi, selaku dosen Ilmu Keluarga dan Konsumen IPB University. Seperti apa pendapat pakar tentang Tepuk Sakinah?
Strategi Pendidikan dalam Tepuk Sakinah
Menurut Risda, Tepuk Sakinah berfungsi sebagai strategi pendidikan yang menyenangkan dan interaktif. Dengan gerakan yang mudah dihafal, membuat orang-orang lebih mudah menanamkan nilai-nilai pernikahan.
"Bentuknya yang ringan dan mudah diingat membantu memperkuat ingatan. Ketika nilai-nilai inti terus ditekankan dan diinternalisasi, calon pengantin atau pasangan dapat menggunakannya sebagai panduan dan pengingat ketika menghadapi konflik," ujar Risda dalam laman IPB University dikutip Selasa (14/10/2025).
Dapat Mengubah Kesadaran Masyarakat
Ia menilai viralnya Tepuk Sakinah di media sosial telah memicu diskusi publik yang sehat tentang kesiapan menikah, termasuk nilai-nilai keluarga, dan kesadaran sosial. Kesadaran baru ini dapat memicu perubahan sikap masyarakat terhadap makna pernikahan.
Namun, Risda menekankan bahwa menghafal pilar-pilar rumah tangga dalam Tepuk Sakinah saja tidak cukup.
"Pada dasarnya, menghafal itu mudah, tetapi ketika dihadapkan pada konflik nyata seperti tekanan ekonomi, perbedaan nilai, masalah keluarga besar, atau emosi yang tidak stabil, menghafal saja tidak lagi cukup. Keterampilan komunikasi, kompromi, manajemen stres, pengelolaan keuangan, pengasuhan anak, dan dukungan sosial sangat dibutuhkan," jelasnya.
Tepuk Sakinah Berpotensi Menurunkan Angka Perceraian
Lebih lanjut, Risda mengatakan Tepuk Sakinah berpotensi menurunkan angka perceraian. Ia percaya membekali calon pasangan dengan nilai-nilai dan keterampilan praktis sebelum menikah, seperti komunikasi yang efektif, pengelolaan keuangan, pembagian peran, serta kesiapan emosional dan sosial, sangat penting dan esensial untuk membangun keluarga.
"Setelah menikah, pasangan juga membutuhkan dukungan berkelanjutan melalui pendampingan, mediasi, dan konseling ketika masalah muncul. Masyarakat perlu menumbuhkan budaya saling menghormati, keterbukaan terhadap bantuan profesional, dan harapan yang realistis tentang kehidupan pernikahan," pungkasnya.
Simak Video "Video Viral "Tepuk Sakinah", Inovasi Kemenag untuk Membangun Keluarga Harmonis"
(nir/nwk)