Apa Itu PsyOp? Ini Sejarah hingga Tujuannya

Nikita Rosa - detikEdu
Rabu, 03 Sep 2025 13:30 WIB
Salah satu foto dalam Perang Dunia I. Foto: Wellcome Library, London/Wikimedia Commons
Jakarta -

Detikers pernah mendengar psychological operations atau PsyOp? Itu taktik apa ya dan bagaimana sejarahnya?

Dalam kamus Cambridge, PsyOp adalah kegiatan militer yang melibatkan upaya untuk memengaruhi keyakinan dan kondisi pikiran musuh.

Sementara dalam kamus Collins, PsyOp alias operasi psikologi adalah penerapan psikologi dalam bidang militer, khususnya dalam propaganda dan upaya untuk mempengaruhi moral kelompok musuh dan kawan di masa perang.

Sejarah PsyOp

Melansir laman Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) praktik penggunaan taktik psikologis untuk memengaruhi penduduk asing sudah ada sebelum tahun 1918.

Memasuki Perang Dunia I pada bulan April 1917, Departemen Perang AS tidak memiliki kapasitas untuk melakukan apa yang umumnya dikenal sebagai operasi psikologis, atau PsyOps. Saat ini disebut sebagai Operasi Dukungan Informasi Militer.

Pada tanggal 23 Januari 1918, Mayor Charles H Mason, kepala MI-2 di Cabang Intelijen Militer Departemen Perang, menugaskan langsung Kapten Heber Blankenhorn langsung dari kehidupan sipil untuk membentuk dan memimpin Subseksi Psikologis dengan tujuan mengorganisir 'implementasi faktor psikologis dalam situasi strategis dalam pertempuran' -- sebuah piagam yang cukup samar bagi perwira baru tersebut.

Presiden AS Woodrow Wilson saat itu dengan keras menentang gagasan propaganda yang dijalankan militer, sehingga kegiatan Blankenhorn yang sederhana awalnya terbatas pada penelitian dan perencanaan.

Blakenhorn menghabiskan minggu-minggu berikutnya dengan berkeliling dan mengetuk pintu-pintu di seluruh Departemen Perang, mencoba mendapatkan dukungan untuk idenya melancarkan 'perang selebaran' di luar negeri untuk mendukung Pasukan Ekspedisi Amerika pimpinan Jenderal John J Pershing di Prancis.

Karena hanya menerima sedikit dukungan untuk konsepnya, Blankenhorn melewati beberapa lapisan dalam rantai komandonya dan berhasil bertemu dengan Menteri Perang Newton D Baker pada 21 Juni 1918. Dalam pertemuan tersebut, Baker secara mengejutkan terbuka terhadap propaganda militer.

"Saya pikir kita harus melakukan ini," kata Baker.

"Saya menyetujuinya sekarang, dengan satu syarat. Presiden memiliki beberapa kesalahpahaman tentang hal ini ... [tetapi] saya akan menyampaikan masalah ini kepadanya ... Jika saya tidak mengatakan apa-apa lagi, ini disetujui," demikian instruksi Baker.

Blankenhorn menafsirkan kata-kata Baker sebagai 'lampu hijau', dan memperoleh persetujuan dari Brigjen Marlborough Churchill, kepala Divisi Intelijen Militer, untuk merekrut dan mengerahkan pasukan dengan tim kecil. Dengan komentator sosial populer dan editor New Republic, Walter Lippmann, sebagai wakilnya, Blankenhorn dan timnya dikerahkan pada Juli 1918 dan melapor kepada G-2, GHQ, dan AEF.

Baru pada Perang Dunia I AS melancarkan kampanye propaganda militer terorkestrasi pertama dalam sejarahnya, dengan membentuk dua badan khusus untuk tujuan tersebut yakni:

Badan pertama adalah Subseksi Psikologis di bawah MI-2, Cabang Intelijen Militer, Divisi Eksekutif, Staf Umum Departemen Perang.

Badan kedua adalah Seksi Propaganda di bawah G-2, Markas Besar Umum (GHQ), Pasukan Ekspedisi Amerika (AEF) di Prancis.

Secara keseluruhan, kedua badan ini memperkenalkan kapabilitas propaganda militer Amerika.



Simak Video "Video: Keren! Seragam Murid Sekolah Rakyat di Bekasi Ada 7 Macam"


(nir/nah)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork