Asupan protein tidak hanya dari daging hewan. Pakar menyebut, protein jenis lain nondaging bisa menjadi alternatif makanan yang baik untuk tubuh dan otak.
Pakar menjelaskan, mengonsumsi terlalu banyak protein hewani, terutama dari sumber yang diternakkan di pabrik, justru lebih banyak ruginya daripada manfaatnya. Studi menunjukkan bahwa konsumsi daging merah yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan peradangan, percepatan penuaan, dan peningkatan risiko penyakit kronis.
"Salah satu penyebab utamanya? Molekul gula bernama "Neu5Gc", yang umum ditemukan dalam daging merah. Tubuh Anda menganggapnya sebagai zat asing, yang memicu respons imun yang dapat menyebabkan peradangan jangka panjang," kata Dr Steven Gundry, MD, seorang penulis, dokter, dan mantan ahli bedah jantung, dikutip dari CNBC.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, penelitian menunjukkan bahwa sumber protein nondaging dapat lebih baik untuk kesehatan, umur panjang, dan fungsi otak. Namun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika ingin melakukan perubahan drastis pada pola makan, misal dari kebiasaan konsumsi hewani ke nabati.
"Bagi banyak orang, protein nabati bisa menjadi alternatif ampuh yang kaya akan manfaat seperti serat, lemak sehat, dan polifenol anti-inflamasi," imbuh Gundry.
Lantas apa saja rekomendasi protein nondaging yang baik untuk otak? Berikut daftarnya menurut Dr Gundry.
3 Protein Selain Daging yang Baik untuk Otak
1. Kacang Lentil
Lentil merupakan jenis kacang-kacangan yang kaya akan protein. Lentil memiliki kalori lebih sedikit daripada kacang-kacangan lainnya. Kacang jenis ini juga lebih tinggi kandungan pati resisten dan serat prebiotik, sehingga menyehatkan mikrobioma usus.
Lentil bisa ditambahkan ke dalam sup, semur, atau makanan vegetarian buatan sendiri.
2. Spirulina
Spirulina merupakan jenis ganggang atau alga berwarna biru-hijau. Spirulina dikenal sebagai salah satu makanan paling padat protein di dunia (berdasarkan beratnya, hampir 70% protein).
Jenis alga ini mengandung zat besi, vitamin B, dan antioksidan kuat bernama fikosianin yang membantu mendukung fungsi otak dan kekebalan tubuh. Untuk mengonsumsinya, spirulina bisa ditambahkan ke dalam smoothie atau jus. Selain itu, spirulina juga bisa diganti dengan chlorella, alga kaya nutrisi lainnya, dalam bentuk bubuk atau tablet.
3. Sorgum
Sorgum adalah biji-bijian yang kaya protein dengan rasa manis dan sedikit rasa kacang. Satu cangkir sorgum mengandung 21 gram protein. Adapun 80 gram sorgum mengandung lebih banyak zat besi daripada satu porsi steak daging.
Selain itu, sorgum merupakan sumber polifenol yang baik dan salah satu dari sedikit biji-bijian yang bebas lektin, protein nabati yang terkadang menimbulkan masalah pencernaan. Untuk mengonsumsi tepung sorgum, panggang tanpa gluten atau cari dalam bentuk pasta untuk makanan tinggi protein dan kaya tumbuhan.
Saksikan Live DetikPagi :
(faz/twu)