Matahari Tepat di Atas Ka'bah pada 15-16 Juli, Fenomena Apa?

ADVERTISEMENT

Matahari Tepat di Atas Ka'bah pada 15-16 Juli, Fenomena Apa?

Fahri Zulfikar - detikEdu
Selasa, 15 Jul 2025 16:00 WIB
Umat Islam melaksanakan tawaf jelang berlangsung peristiwa Rashdul Qiblah atau waktu matahari tepat di atas Kabah di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Senin (27/5/2024). Fenomena yang terjadi pada 27 Mei 2024 pukul 12.18 waktu Arab Saudi tersebut seluruh bayangan benda yang berdiri tegak lurus akan sejajar dengan arah kiblat, hal tersebut berguna dan merupakan kesempatan bagi masyarakat yang ingin mengukur serta menegaskan kebenaran arah kiblat. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Foto: ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN/fenomena Matahari tepat di atas Ka'bah
Jakarta -

Matahari melintas tepat di atas Ka'bah terjadi pada 14-18 Juli 2025 dengan puncaknya pada 16 Juli 2025. Fenomena ini terjadi dua kali setiap tahun, dengan sebelumnya telah terjadi pada Mei. Namun, fenomena apakah ini sebenarnya?

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), menyebut, Matahari tepat di atas Ka'bah merupakan fenomena alam yang langka. Momen ini biasanya digunakan untuk mengecek arah kiblat secara akurat bagi umat Islam.

"Fenomena langka ini bisa dimanfaatkan untuk mengkalibrasi arah kiblat secara akurat dan mudah, khususnya bagi wilayah Indonesia bagian Barat dan Tengah!" tulis BMKG dalam akun @tandawaktubmkg, seperti dilihat Selasa (15/7/2025).

Fenomena Rashdul Kiblat

Melansir laman resmi Muhammadiyah, Matahari melintasi tepat di atas Ka'bah dikenal sebagai fenomena rashdul qiblah atau istiwa' a'dzam. Fenomena ini terjadi ketika deklinasi matahari, yaitu posisi semu matahari terhadap ekuator langit, sejajar dengan lintang geografis Ka'bah.

Saat fenomena ini terjadi, pada waktu tengah hari di Makkah, posisi Matahari akan berada tepat di atas Ka'bah. Akibatnya, semua bayangan benda yang tegak lurus akan mengarah ke arah kiblat (Ka'bah).

Dalam rentang tersebut, Matahari akan menyapu (menyinari) daerah-daerah yang memiliki Lintang (Ο†) antara 23,5ΒΊ LU dan 23,5ΒΊ LS. Maka dari itu, fenomena ini menjadi momentum bagi umat Islam untuk mengecek arah kiblat.

Menurut sejarahnya, fenomena rashdul kiblat berawal dari ilmuwan muslim ahli astronomi dan matematika, Al Biruni. Sekitar tahun 1.000 Masehi, ia melakukan penghitungan arah kiblat saat Matahari tepat melintas di atas Ka'bah.

Kemudian Al Biruni mempelajari dan memperhitungkan dengan tepat penghitungan arah kiblat tersebut. Penghitungan ini, kemudian diperkuat oleh ilmuwan muslim lainnya yakni Al Khazin dan juga Nasir Al Din Tusi.

Cara Mengecek Arah Kiblat saat Terjadi Fenomena Rashdul Kiblat

BMKG menjelaskan waktu kalibrasi untuk fenomena ini di Indonesia yaitu pada 16.27 WIB dan 17.27 WITA (periode 14-18 Juli 2025). Cara mengecek arah kiblatnya yaitu:

1. Siapkan jam yang sesuai dengan rujukan bmkg (cek di https://jam/bmkg.go.id)

2. Gunakan benda tegak lurus (tiang/botol/benang)

3. Lakukan proses kalibrasi sejak 5 menit sebelum dan sesudah 16.27 WIB atau 17.27 WITA (waktu puncak)

4. Perhatikan arah bayangan saat waktu puncak. Tarik garis dari ujung bayangan hingga ke posisi alat berada.

5. Garis itulah arah kiblat yang sudah dikalibrasi dengan posisi Matahari saat melintas tepat di atas Ka'bah

Fenomena ini akan terulang setiap tahunnya pada periode 26-30 Mei (puncak 28 Mei) dan 14-18 Juli (puncak 16 Juli). Jadi selamat mencoba dan merasakan fenomena langka ini ya, detikers!




(faz/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads