Rupa dan tingkah laku kucing yang menggemaskan tak jarang membuat orang ingin dekat-dekat. Beberapa kucing juga senang lengket dengan orang. Namun, kebanyakan di antaranya justru terkesan jaga jarak.
Peneliti menemukan, ada beberapa cara berkomunikasi dengan kucing. Sejumlah cara ini juga bantu kucing memahami isyarat dan gestur kita. Apa saja?
Cara Berkomunikasi dengan Kucing agar Jadi Dekat
Perhatikan Dengkurannya
Saat mengelus kucing, cek dengkurannya. Pada dasarnya, kucing menggunakan dengkuran untuk berkomunikasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peneliti Karen McComb dan rekan-rekan dalam laman University of Sussex menjelaskan, berdasarkan studi awal mereka, kucing meninggikan suara dengkurannya untuk memicu naluri mengasuh. Dengkuran yang mengeras juga bantu manusia mengerti apa yang kita sedang lakukan penting atau bisa dilanjutkan, seperti mengelus kepala atau dagu mereka, menyisir, dan lain-lain.
Naiknya frekuensi dengkuran ini mirip dengan frekuensi suara bayi menangis. Faktor ini yang memicu naluri manusia untuk mengasuh kucing, seperti halnya mengasuh bayi.
Menyipitkan Mata dan Berkedip Pelan
Kucing terkadang menyipitkan mata dan mengedip pelan, mirip mata manusia saat tersenyum. Ekspresi ini biasanya disampaikan kucing saat sedang rileks dan puas, seperti semacam senyuman bagi mereka.
Meniru ekspresi kucing dengan berekspresi netral, lalu menyipitkan mata dan mengedip pelan, dapat menunjukkan kepada kucing bahwa kita ramah dan terbuka untuk berinteraksi.
Kucing dapat meresponsnya dengan menyipitkan mata dan mengedip pelan balik. Terkadang, mereka juga jadi mendekati manusia yang mengedip pelan ke arahnya.
Hasil penelitian Tasmin Humphrey, McComb, dan tim ini dilaporkan dalam jurnal Scientific Report, November 2020 dengan judul The role of cat eye narrowing movements in cat-human communication.
Respons Saat Mengeong
Kucing juga mengeong untuk berkomunikasi pada manusia. Sejumlah nada mengeong berarti minta makan atau minum, minta disayang atau dielus, atau minta diperhatikan karena hendak memberi tahu sesuatu. Contohnya seperti memperlihatkan ada anak kucing lain yang baru lahir, atau ada anak kucing lain yang terjepit.
Perhatikan dan respons saat kucing mengeong. Cara ini menunjukkan kita tahu mereka coba berkomunikasi dan mau berusaha menanggapi mereka.
Cek Responsnya
Kucing yang ingin dielus akan membiarkan manusia mengelusnya relatif lama. Untuk memastikannya, coba belai kucing beberapa kali, lalu berhenti.
"Jika kucing tampak menginginkan lebih banyak perhatian, ia seharusnya mendekati kita," kata Melissa Bain, profesor klinis layanan perilaku hewan di Fakultas Kedokteran Hewan, University of California (UC) Davis, dilansir dari laman Discover Magazine.
Jika menjauh atau tampat terganggu, jangan lanjutkan. Berhenti mengelus juga menjadi tanda dari manusia pada kucing bahwa mereka bisa memberi sinyal untuk tidak ingin diberi perhatian.
Alternatif membelai yakni dengan tawarkan tangan ke arah mereka. Jika kucing mendekat dan menggesekkan kepala atau badan ke tangan manusia, maka ia berkenan dielus.
Kucing bisa menggigit atau mencakar jika merasa terancam atau takut. Jangan melawan mereka, tetapi pastikan saja dia dan kita sama-sama aman. Jangan merespons dengan marah.
"Berteriak, memarahi, atau bahkan menyemprotkan air ke mereka pasti akan merusak ikatan," kata Fiia Jokela, dokter hewan dan residen di American College of Veterinary Behaviorists.
Respons Bahasa Tubuhnya
Kucing dengan ekor terangkat menunjukkan sikap ramah atau nyaman untuk melanjutkan interaksi yang sedang berlangsung.
Sedangkan kucing yang merendahkan postur tubuhnya dan gerakannya melambat menandakan ia sedang tidak nyaman. Cobalah respons dengan cara berpura-pura mereka sedang tidak ada di ruangan tersebut.
Cek pula posisi telinganya. Jika terlipat ke belakang, pahami apa yang membuat mereka tidak nyaman atau takut.
"(Jika terlipat ke belakang) maka mereka sedang tidak senang," kata Marina Jaworsky, dokter hewan asosiasi di Rumah Sakit Hewan Green Tree di Libertyville, Illinois, AS.
(twu/nwk)