Kenapa Kucing Mengeong Terus? Ini 12 Penyebab dan Cara Mengatasinya

Kenapa Kucing Mengeong Terus? Ini 12 Penyebab dan Cara Mengatasinya

Ulvia Nur Azizah - detikJogja
Rabu, 18 Jun 2025 11:43 WIB
ilustrasi kucing
Ilustrasi kucing. Foto: Unsplash @ejleusink
Jogja -

Suara mengeong kucing yang terdengar nyaring dan berulang-ulang bisa menjadi gangguan tersendiri di dalam rumah. Jika berlangsung terus menerus, bukan hanya penghuni rumah yang merasa terganggu, tetapi bisa saja tetangga juga ikut terganggu oleh suara tersebut. Hal ini sering membuat pemilik bertanya-tanya, kenapa kucing mengeong terus tanpa henti?

Sebenarnya, mengeong adalah cara alami kucing berkomunikasi dengan manusia. Namun, jika frekuensinya meningkat atau terdengar lebih intens dari biasanya, bisa jadi ada sesuatu yang sedang terjadi. Mengeong terus-menerus sebaiknya tidak diabaikan, karena bisa menjadi petunjuk bahwa hewan berbulu ini sedang butuh bantuan, merasa tidak nyaman, atau sedang mencoba menyampaikan sesuatu yang penting.

Penasaran apa yang membuat kucing terus mengeong, detikers? Mari cari tahu penjelasan lebih lengkapnya berikut ini!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kenapa Kucing Mengeong Terus? Ini Penyebabnya

Berikut ini adalah 12 penyebab kucing terus mengeong yang dihimpun dari laman PetMD dan WebMD.

1. Menyambut Kehadiran Pemilik

Salah satu alasan umum kenapa kucing terus mengeong adalah untuk menyapa. Hewan berbulu ini sering kali mengeluarkan suara saat seseorang pulang ke rumah, saat pertama kali melihat wajah yang dikenalnya di pagi hari, atau ketika ada interaksi verbal dari manusia. Ngeong yang terdengar saat momen seperti ini bisa diartikan sebagai bentuk sapaan atau ekspresi kegembiraan.

ADVERTISEMENT

Seiring waktu, perilaku ini menjadi kebiasaan. Bagi kucing, mengeong adalah cara berkomunikasi dengan manusia, bukan dengan sesama kucing. Jadi saat hewan ini merasa senang melihat seseorang, ia akan langsung menyuarakan emosinya. Pola ini bisa terlihat setiap hari, terutama jika ikatan antara kucing dan pemiliknya sudah sangat erat.

2. Mencari Perhatian

Kucing bukanlah hewan yang sepenuhnya mandiri seperti yang sering diasumsikan. Ketika terlalu lama sendirian, hewan ini bisa merasa bosan atau kesepian. Salah satu cara yang digunakan untuk menarik perhatian adalah dengan terus-menerus mengeong.

Perilaku ini sering muncul ketika kucing ingin bermain, ingin dielus, atau hanya sekadar ingin ditemani. Saat kebutuhan sosial tidak terpenuhi, suara ngeong menjadi lebih sering terdengar. Keinginan untuk berinteraksi bisa membuat kucing menjadi sangat vokal, terutama jika sebelumnya sudah terbiasa mendapatkan respons dari manusia saat bersuara.

3. Mengalami Stres atau Perubahan Lingkungan

Kucing adalah makhluk yang sangat peka terhadap perubahan. Ketika terjadi sesuatu yang mengganggu rutinitas atau lingkungannya, suara ngeong bisa menjadi tanda bahwa hewan ini sedang merasa cemas. Perubahan seperti kehadiran hewan baru, bayi, pindah rumah, atau bahkan hilangnya sosok yang dikenal dapat memicu stres.

Dalam kondisi seperti ini, kucing bisa menjadi jauh lebih vokal dari biasanya. Mereka mencoba beradaptasi dengan situasi baru dan sering menggunakan suara sebagai bentuk ungkapan ketidaknyamanan. Kucing yang sedang stres cenderung menjadi lebih aktif secara vokal, terutama jika perubahan yang terjadi terasa besar bagi dirinya.

4. Meminta Makanan

Banyak kucing yang belajar bahwa mengeong bisa menjadi cara efektif untuk mendapatkan makanan. Ketika seseorang masuk ke dapur atau mendekati tempat penyimpanan makanan, suara ngeong biasanya langsung terdengar. Hewan berbulu ini mengasosiasikan kehadiran manusia di area tertentu dengan waktu makan.

Selain itu, beberapa kucing juga akan mengeong saat pagi hari untuk membangunkan manusia dan meminta sarapan. Ngeong yang keluar saat waktu makan mendekat bisa terdengar lebih memaksa. Ini menunjukkan bahwa mereka tahu kapan waktunya makan dan akan berusaha mengingatkan dengan suara.

5. Ingin Keluar atau Masuk Rumah

Kucing yang terbiasa hidup di dalam dan di luar rumah sering mengeong untuk memberi tahu keinginannya. Ketika ingin keluar, suara ngeong biasanya terdengar di depan pintu atau jendela. Hal yang sama juga terjadi saat ingin kembali masuk ke dalam rumah.

Hewan ini akan terus mengeluarkan suara sampai seseorang membuka jalan baginya. Bagi kucing yang baru saja diubah menjadi penghuni indoor, periode penyesuaian ini bisa cukup panjang. Dalam masa transisi tersebut, mengeong menjadi sinyal bahwa hewan ini masih belum terbiasa dengan batasan barunya.

6. Sedang Mencari Pasangan

Kucing yang belum disterilkan akan mengalami dorongan hormonal untuk mencari pasangan. Ketika hal ini terjadi, suara ngeong bisa berubah menjadi lebih keras, bahkan terdengar seperti jeritan. Suara seperti ini sering terdengar selama musim kawin.

Yowling atau suara ngeong panjang biasanya menjadi cara untuk menarik perhatian lawan jenis. Kucing jantan maupun betina bisa menunjukkan perilaku ini. Dalam periode ini, hewan berbulu tersebut akan terdengar sangat vokal dan aktif, terutama saat malam hari.

7. Mengalami Ketidaknyamanan atau Rasa Sakit

Jika kucing terus mengeong tanpa sebab yang jelas, bisa jadi tubuhnya sedang tidak nyaman. Beberapa kondisi seperti rasa nyeri, cedera, atau gangguan kesehatan dapat membuat hewan ini lebih sering bersuara. Nada suara ngeong bisa berubah menjadi lebih tajam atau menyakitkan.

Dalam banyak kasus, suara ngeong ini muncul karena kucing merasa perlu memberitahu bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Hewan yang sedang sakit atau merasa kesakitan biasanya juga menjadi lebih gelisah. Perubahan perilaku ini bisa jadi merupakan sinyal awal adanya masalah kesehatan.

8. Mengalami Gangguan Fungsi Tubuh

Beberapa penyakit dapat membuat kucing lebih sering mengeong. Salah satunya adalah gangguan tiroid, khususnya hipertiroidisme, yang menyebabkan peningkatan energi dan rasa gelisah. Kucing dengan kondisi ini biasanya juga mengalami penurunan berat badan meskipun makan banyak.

Selain itu, penyakit ginjal atau tekanan darah tinggi juga bisa memicu vokalisasi berlebihan. Kondisi ini sering terjadi pada kucing berusia lanjut. Ketika tubuh mereka terasa tidak nyaman, suara ngeong digunakan sebagai sinyal bahwa ada yang salah di dalam tubuhnya.

9. Merasa Bingung atau Tua

Seiring bertambahnya usia, beberapa kucing mengalami disorientasi atau kebingungan. Ini mirip dengan kondisi pikun pada manusia. Ketika malam hari tiba, kebingungan tersebut bisa menyebabkan mereka mengeong tanpa henti.

Kucing yang mengalami gangguan kognitif bisa terdengar seperti sedang memanggil seseorang, padahal tidak ada siapa pun di sekitarnya. Perubahan perilaku ini biasanya terjadi secara bertahap dan menjadi lebih nyata saat kucing sudah memasuki usia senior.

10. Mengalami Gangguan Penglihatan atau Pendengaran

Kehilangan indra seperti pendengaran atau penglihatan membuat beberapa kucing merasa lebih tidak aman. Ketika tidak bisa melihat atau mendengar dengan baik, mereka cenderung lebih sering bersuara. Ngeong yang terdengar biasanya keras dan diulang-ulang.

Hewan berbulu ini menggunakan suara sebagai cara untuk tetap merasa terhubung dengan lingkungannya. Karena kesulitan memahami apa yang terjadi di sekitar, ngeong menjadi alat untuk meminta konfirmasi atau sekadar mencari kenyamanan.

11. Merasa Haus atau Menginginkan Air Bersih

Kucing sangat peka terhadap kebersihan air. Jika mangkuk air kosong atau kotor, mereka mungkin akan mengeong sebagai bentuk protes. Rasa haus yang berlebihan bisa terjadi jika ada masalah kesehatan, tetapi dalam kondisi biasa pun, air yang tidak segar bisa memicu suara ngeong.

Selain itu, beberapa kucing terbiasa diberi air dari tempat tertentu. Ketika tidak mendapatkan apa yang diinginkan, suara ngeong bisa menjadi tanda bahwa mereka ingin sesuatu diperbaiki. Ngeong seperti ini biasanya diarahkan ke area tempat air biasa tersedia.

12. Termasuk Ras Kucing yang Cerewet

Beberapa ras kucing memang memiliki karakter vokal yang alami. Misalnya, kucing Siam, Bengal, Sphynx, dan Tonkinese dikenal sering mengeong dan berinteraksi secara vokal dengan manusia. Suara mereka bisa terdengar sepanjang hari, bahkan ketika tidak ada kebutuhan khusus.

Kucing dari ras ini, atau campuran yang mengandung gen dari ras-ras tersebut, cenderung lebih aktif dalam berkomunikasi. Ngeong menjadi bagian dari kepribadian dan cara mereka mengekspresikan diri. Jadi, suara yang terus-menerus bukan selalu pertanda masalah, melainkan ciri khas dari jenis tertentu.

Cara Mengatasi Kucing Mengeong Terus

Setelah mengetahui penyebab kucing yang terus mengeong, mari cari tahu bagaimana cara mengatasinya!

1. Berikan Perhatian dan Waktu Berkualitas

Jika kucing terus mengeong saat kamu sibuk atau pulang ke rumah, bisa jadi hewan berbulu ini sedang mencari perhatian. Kucing adalah makhluk sosial yang juga butuh interaksi, meskipun terlihat mandiri. Mereka mungkin merasa bosan atau kesepian jika ditinggal terlalu lama.

Untuk mengatasi hal ini, cobalah menyisihkan waktu setiap hari untuk bermain bersama. Mainan seperti bola berbulu, tongkat bulu, atau mainan interaktif bisa membantu menyalurkan energi sekaligus mempererat ikatan antara kamu dan si kucing. Waktu bermain secara rutin juga membuat kucing merasa diperhatikan, yang bisa mengurangi keinginan untuk mengeong terus-menerus.

Jika kamu harus meninggalkan rumah dalam waktu lama, siapkan stimulasi seperti puzzle makanan atau tempat bertengger di dekat jendela. Ini akan membuat kucing tetap sibuk dan mengurangi rasa bosan yang dapat memicu vokalisasi berlebihan.

2. Cek Kondisi Kesehatan Kucing Secara Rutin

Mengeong yang tidak biasa, terutama yang tiba-tiba menjadi sering atau terdengar berbeda, bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan. Kondisi seperti hipertiroidisme, penyakit ginjal, nyeri sendi, atau infeksi saluran kemih bisa membuat kucing merasa tidak nyaman dan lebih vokal. Suara mengeong yang nyaring atau mendesak juga bisa jadi tanda bahwa hewan peliharaan ini sedang kesakitan.

Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah memperhatikan tanda-tanda lain yang menyertai, seperti penurunan berat badan, nafsu makan berubah, muntah, atau sering buang air kecil. Jika ada perubahan perilaku lain yang mencurigakan, sebaiknya segera periksa ke dokter hewan untuk evaluasi lebih lanjut. Pemeriksaan kesehatan secara berkala akan sangat membantu dalam mendeteksi dini masalah medis.

Selain itu, jika kucingmu sudah berusia lanjut, ngeong berlebih bisa terkait gangguan kognitif. Beberapa kucing menjadi bingung saat malam hari dan mengeong tanpa alasan jelas. Dalam kasus seperti ini, dokter hewan dapat merekomendasikan obat atau suplemen yang membantu menenangkan pikiran si kucing.

3. Pastikan Kebutuhan Dasar Selalu Terpenuhi

Kadang-kadang, penyebab kucing mengeong terus-menerus sesederhana mangkuk makan yang kosong atau air minum yang kotor. Hewan berbulu ini bisa sangat sensitif terhadap makanan dan kebersihan, dan mereka akan memberitahumu dengan suara jika ada sesuatu yang tidak sesuai harapan. Mengeong bisa menjadi cara mereka memanggil kamu untuk segera memperbaiki situasi.

Untuk mencegah hal ini, biasakan mengecek makanan dan air minum secara rutin. Gantilah air setiap hari dan cuci mangkuk secara berkala agar tetap segar dan bersih. Jika kamu biasa memberi makan pada waktu tertentu, usahakan tetap konsisten agar kucing tidak bingung atau resah.

Selain makanan dan minuman, kebersihan kotak pasir juga bisa menjadi penyebab kucing mengeong. Kotak pasir yang kotor atau terlalu penuh dapat membuat mereka enggan menggunakannya, dan akhirnya mengeluh lewat suara. Bersihkan kotak pasir setiap hari agar tetap nyaman digunakan.

4. Sterilkan Kucing untuk Mengurangi Perilaku Hormonal

Kucing yang belum disteril sering kali mengeong keras, terutama saat musim kawin. Suara ini bisa terdengar seperti teriakan dan berlangsung sepanjang malam, yang membuat pemilik kewalahan. Perilaku ini umum terjadi pada kucing jantan dan betina yang sedang mencari pasangan.

Mensterilkan kucing tidak hanya membantu mengontrol populasi, tetapi juga dapat menurunkan kecenderungan mengeong karena dorongan hormon. Setelah prosedur ini, kucing biasanya menjadi lebih tenang dan tidak lagi mengeong berlebihan untuk menarik perhatian lawan jenis.

Jika kamu belum mensterilkan hewan peliharaan ini, bicarakan dengan dokter hewan mengenai waktu dan prosedur terbaik. Sterilisasi juga dapat membantu mengurangi risiko penyakit tertentu, serta mencegah stres yang muncul akibat dorongan biologis yang tidak tersalurkan.

5. Sediakan Lingkungan yang Aman dan Nyaman

Perubahan lingkungan bisa membuat kucing merasa tidak nyaman atau stres. Pindah rumah, datangnya hewan peliharaan baru, atau bahkan pergantian furnitur bisa memicu kucing menjadi lebih vokal. Mereka mungkin merasa cemas dan menunjukkan perasaan itu dengan mengeong.

Untuk membantu hewan peliharaan ini merasa aman, usahakan menciptakan rutinitas yang konsisten. Tempat tidur yang empuk, ruang pribadi yang tenang, serta aroma yang familiar seperti selimut lama bisa membantu menenangkan suasana hati mereka. Kamu juga bisa mencoba diffuser feromon khusus kucing untuk menciptakan rasa tenang di sekitar rumah.

Jika perubahan memang tidak bisa dihindari, beri waktu bagi kucing untuk beradaptasi secara perlahan. Berikan perhatian ekstra selama masa transisi dan hindari mengejutkan mereka dengan suara keras atau aktivitas berlebihan. Ini akan membuat proses penyesuaian berjalan lebih lancar dan mengurangi mengeong akibat stres.

Itulah tadi sejumlah penyebab kenapa kucing terus mengeong serta berbagai cara yang bisa kita lakukan untuk mengatasinya. Selamat mencoba dan semoga bermanfaat, detikers!




(par/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads