Tips Anti Malas Bangun Pagi Saat Masuk Sekolah

ADVERTISEMENT

Tips Anti Malas Bangun Pagi Saat Masuk Sekolah

pal - detikEdu
Minggu, 06 Jul 2025 06:00 WIB
young woman in modern apartment opening window curtains after wake up
Ilustrasi bangun tidur Foto: Dok. iStock
Jakarta -

Mengakhiri masa liburan panjang dan kembali ke rutinitas pagi bisa menjadi tantangan tersendiri, baik bagi anak-anak maupun orang tua. Salah satu yang paling sering dikeluhkan yaitu sulitnya bangun pagi di hari pertama masuk sekolah.

Selama libur, banyak anak terbiasa tidur larut karena waktu yang lebih fleksibel untuk bermain, menonton, atau menggunakan gawai. Akibatnya, pola tidur pun bergeser. Mereka bangun lebih siang dan melewatkan ritme rutinitas pagi.

Tanpa penyesuaian bertahap menjelang dimulainya sekolah, tak sedikit anak yang kesulitan kembali disiplin untuk bangun lebih awal, bersiap, dan berangkat sekolah dalam suasana tenang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sinilah peran orang tua menjadi sangat penting untuk membantu anak membangun kembali kebiasaan sehat tersebut secara perlahan namun konsisten.

Tidur Lebih Cepat

Jika setiap pagi terasa berat untuk bangun, bisa jadi tubuh belum mendapatkan waktu tidur yang cukup di malam sebelumnya. Solusinya sederhana namun sering terlewat yaitu tidur lebih awal.

ADVERTISEMENT

Membiasakan diri dan anak untuk pergi tidur lebih cepat, tubuh punya kesempatan tidur lebih panjang sebelum alarm berbunyi. Tanda bahwa waktu tidurnya sudah cukup? Saat bangun pagi terasa segar dan bertenaga, bukan mengantuk atau lemas.

Menariknya, tidur lebih awal bukan hanya membantu rutinitas pagi jadi lebih lancar, tapi juga bisa memberikan manfaat kesehatan, mulai dari peningkatan daya tahan tubuh hingga fungsi otak yang lebih optimal.

Tidur Tanpa Gadget

Di era digital ini, anak-anak semakin cepat mengenal teknologi. Rata-rata, anak mendapatkan ponsel pertamanya di usia 10 hingga 11 tahun. Tak heran jika banyak dari mereka kini begitu akrab atau bahkan ketergantungan dengan layar gadget sejak dini. Namun, kebiasaan ini patut diwaspadai, terutama saat malam hari.

Studi menemukan bahwa waktu layar lebih dari dua jam sebelum tidur berisiko mengurangi waktu istirahat, khususnya pada remaja. Salah satu penyebab utamanya adalah cahaya biru yang dipancarkan dari layar ponsel dan tablet. Cahaya ini bisa mengganggu sinyal alami otak yang seharusnya memberi tahu tubuh bahwa sudah waktunya tidur.

Untuk membantu anak kembali ke rutinitas sehat saat kembali sekolah, orang tua disarankan mulai mengurangi penggunaan gawai menjelang waktu tidur. Idealnya, matikan semua perangkat sekitar 90 menit sebelum anak tidur, agar otak punya waktu cukup untuk "turun ke mode istirahat".

Jauhkan Alarm dari Tempat Tidur

Menekan snooze untuk menambah waktu tidur beberapa menit memang menggoda. Tapi kebiasaan ini justru bisa mengganggu kualitas tidur. Dikutip dari Healthline, tidur yang terpotong-potong atau disebut sleep fragmentation bisa membuat tubuh terasa lebih lelah dan menurunkan kemampuan mengendalikan diri.

Hal ini diungkapkan studi OumaΓ―ma Benkiran dari UniversitΓ© Libre de Bruxelles, Belgia dalam artikel berjudul Impact of Sleep Fragmentation on Cognition and Fatigue.

Studi lain menunjukkan tidur yang tidak utuh dapat memengaruhi daya ingat kerja atau working memory. Memori ini penting untuk konsentrasi dan pengambilan keputusan. Hal ini tentu saja berpotensi memengaruhi kemampuan untuk belajar di sekolah.

Salah satu cara sederhana untuk menghindari godaan menunda bangun adalah memindahkan alarm ke tempat yang sulit dijangkau.

Dengan begitu, anak harus benar-benar bangun dari tempat tidur untuk mematikannya. Menjauhi tempat tidur merupakan langkah awal untuk memulai pagi lebih produktif.

Buka Jendela Agar Cahaya Matahari Masuk Kamar

Cara paling ampuh untuk membuat tubuh merasa terjaga adalah dengan memaparkan diri pada cahaya saat bangun, kata spesialis tidur dari Universitas Michigan, Amerika Serikat Afifa Shamim-Uzzaman.

Sinar matahari membantu mengatur jam internal tubuh dengan menghambat hormon pengatur tidur yang disebut melatonin. Jika berada di tempat yang gelap di pagi hari, kotak cahaya berspektrum luas dapat membantu mensimulasikan sinar matahari dan mengelabui tubuh Anda agar merasa lebih waspada.

"Saat Anda terpapar sinar matahari yang terang, produksi melatonin akan terhenti, yang berarti tubuh Anda akan memberi tahu, 'Hei, sudah waktunya bangun,'" kata Shamim-Uzzaman dikutip dari NPR.




(pal/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads