Jarak Aman Agar Selamat dari Ledakan Nuklir, Seberapa Jauh?

Devita Savitri - detikEdu
Selasa, 24 Jun 2025 14:30 WIB
Jarak aman agar selamat dari ledakan bom nuklir. Foto: Getty Images
Jakarta -

Nuklir disebut sebagai senjata pemusnah massal yang mempunyai daya ledak sangat tinggi. Dampaknya sangat buruk, baik untuk kesehatan hingga kematian manusia.

Agustus mendatang, dunia akan memperingati 80 tahun bom nuklir yang meledakkan Kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang. Lebih dari 200 ribu orang meninggal karena ledakan tersebut.

Selain itu, banyak korban lainnya mengalami dampak kesehatan jangka panjang. Sampai saat ini, itulah satu-satunya contoh senjata nuklir yang digunakan peperangan.

Meski begitu, apakah ada jarak aman agar manusia benar-benar selamat dari serangan nuklir? Dikutip dari Science Alert, Selasa (24/6/2025) begini penjelasannya.

Jarak Aman dari Ledakan Nuklir

Penjelasan terkait seberapa jauh jarak aman agar selamat dari ledakan nuklir diuraikan melalui video edukasi AsapSCIENCE. Pada dasarnya, hingga saat ini belum diketahui cara untuk memperkirakan dampak dari bom nuklir.

Seberapa buruk dampak bom nuklir bisa bergantung pada banyak faktor mulai dari cuaca, waktu ledakan, letak geografis tempat bom itu jatuh, dan di mana lokasi bom itu jatuh, apakah di darat atau udara.

Ketika meledak, sekitar 35% energi nuklir dilepaskan dalam bentuk radiasi termal. Radiasi termal bergerak pada kecepatan cahaya, sehingga paparan langsung yang akan terasa oleh manusia adalah panas dan kilatan cahaya yang menyilaukan.

Jika terpapar langsung, cahaya dari ledakan nuklir mampu menyebabkan kebutaan mendadak. Bukan buta secara harfiah untuk selamanya, seseorang akan kehilangan kemampuan melihat sementara yang berlangsung dalam beberapa menit.

Dalam video AsapSCIENCE, mereka mengilustrasikan bom nuklir dengan kekuatan 1 megaton atau 80 kali lebih besar dari ledakan Hiroshima. Tetapi, ukuran ini disebut juga lebih kecil dari banyak senjata nuklir modern saat ini.

Untuk ukuran bom tersebut, orang-orang yang berada hingga jarak 21 kilometer (km) akan mengalami kebutaan sementara bila bom jatuh pada siang hari yang cerah. Jika jatuh di malam hari, dampak kebutaan sementara bisa meluas hingga 85 km.

Sehingga jarak aman dari kilatan cahaya karena bom nuklir yang meledak bisa diartikan lebih dari 85 km dari inti lokasi ledakan.

Setelah cahaya silau, panas akan menjadi dampak lanjutan. Diperkirakan inti senjata nuklir seberat 1 megaton dapat menghasilkan suhu mendekati 100 juta derajat celcius, atau sekitar lima kali suhu inti matahari.

Suhu tersebut akan langsung membuat manusia meninggal dunia. Bukan lagi jadi debu, tubuh manusia akan terbakar hingga menjadi unsur-unsur paling dasarnya, seperti karbon.

Orang-orang di jarak 11 km akan mengalami luka bakar ringan tingkat pertama. Sedangkan bila berada di jarak 8 km, seseorang akan mengalami luka bakar tingkat ketiga.

Luka bakar tingkat ketiga merupakan jenis luka bakar yang merusak dan melumpuhkan jaringan kulit. Jika sudah menutupi lebih dari 24 persen tubuh, seseorang itu harus segera mendapatkan perawatan medis atau kalau tidak bisa berakibat fatal.

Kemungkinan jarak tersebut bisa bervariasi antar kejadian. Tidak hanya bergantung cuaca, dampak panas yang dirasakan setiap orang bisa berbeda tergantung baju yang dikenakan.

Pakaian putih dapat memantulkan sebagian energi ledakan. Sedangkan pakaian yang lebih gelap akan menyerapnya.

Jauh dari Pusat Ledakan Belum Tentu Aman

Meski berada agak juga dari pusat ledakan, dampak ledakan nuklir tetap bisa terasa. Ledakan nuklir mampu mendorong udara menjauh dari lokasi ledakan, sehingga menciptakan perubahan mendadak pada tekanan udara yang dapat menghancurkan benda dan merobohkan bangunan.

Dalam radius 6 km, bom 1 megaton dapat menciptakan gelombang ledakan dengan gaya 180 metrik ton dan kecepatan angin hingga 255 km/jam.

Dalam radius 1 km, tekanan puncaknya bisa mencapai empat kali lipat dari jumlah tersebut. Secara teknis, manusia dapat menahan tekanan sebesar itu, tetapi bangunan tidak.

Akibatnya, kebanyakan orang akan terbunuh oleh bangunan yang runtuh. Dampak lain yang harus dikhawatirkan dari ledakan nuklir adalah keracunan radiasi.

Laman MIT (Massachusetts Institute of Technology) menjelaskan efek ledakan nuklir bergantung pada lokasi ledakan senjata. Kerusakan paling luas pada bangunan terjadi pada ledakan udara, ledakan ribuan kaki di atas target.

Gelombang ledakan dari ledakan udara memantul dari tanah, yang meningkatkan daya rusaknya. Sebaliknya, ledakan tanah dapat menggali kawah besar dan menghancurkan semua yang ada di sekitarnya, tetapi efek ledakannya tidak meluas sejauh itu.

Dampak senjata nuklir mungkin bisa berlangsung lebih lama dari yang bisa manusia dunia. Sebuah studi pada 2019 menemukan bawa perang nuklir antara Amerika Serikat dan Rusia akan membuat Bumi ke dalam musim dingin nuklir dalam beberapa hari, karena asap dan jelaga yang dilepaskan ke atmosfer.

Jika diurutkan, gambaran dampak yang bisa ditimbulkan karena ledakan bom nuklir adalah:

  • <1 km: Tidak ada yang bisa bertahan
  • 1-3 km: Kemungkinan selamat kecil
  • 3-8 km: Risiko terkenal luka bakar fatal (tingkat ketiga)
  • 8-11 km: Terkena luka bakar ringan
  • 11-21 km: Bisa mengalami kebutaan sementara jika siang hari
  • 21-85 km: Bisa mengalami kebutaan sementara jika malam hari
  • >85 km: Aman dari efek langsung tetapi terancam oleh runtuhnya bangunan dan ancaman radiasi lain.


Simak Video "Video: 'Monster Nuklir' DF-5C yang Dipamerkan China Bisa Jangkau AS-Eropa"

(det/nah)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork