Berapa Jarak Aman dari Ledakan Nuklir dan Peluang Bertahan Hidup

Berapa Jarak Aman dari Ledakan Nuklir dan Peluang Bertahan Hidup

Nadhifa Aurellia Wirawan - detikKalimantan
Rabu, 25 Jun 2025 23:00 WIB
Bumbungan awan berbentuk jamur muncul setelah ledakan nuklir. Berikut deretan foto-foto awan jamur rakasasa yang bikin Anda merinding.
Ilustrasi ledakan nuklir. Foto: Getty Images
Samarinda -

Ledakan nuklir bisa menghancurkan segalanya dalam radius beberapa kilometer hanya dalam hitungan detik. Mengetahui jarak aman dan strategi bertahan hidup menjadi kunci untuk meningkatkan peluang keselamatan dalam situasi ekstrem ini.

Bayangkan dalam hitungan detik, langit berubah menjadi terang menyilaukan, diikuti suara ledakan besar yang mengguncang tanah dan menghanguskan apa saja dalam radius beberapa kilometer.

Bukan adegan fiksi, tapi ini adalah gambaran nyata dari sebuah ledakan nuklir, sebuah skenario ekstrem yang dampaknya dapat menghapus kehidupan dalam sekejap dan meninggalkan luka fisik serta psikologis dalam jangka panjang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, di tengah ketidakpastian geopolitik dunia saat ini, ada satu pertanyaan yang muncul, berapa sebenarnya jarak aman dari pusat ledakan nuklir agar seseorang memiliki peluang untuk selamat?

Dirangkum dari berbagai sumber, simak penjelasannya berikut ini.

Memahami Skala Ledakan Nuklir: Kiloton hingga Megaton

Pertama-tama, penting untuk memahami bahwa kekuatan bom nuklir diukur dalam kiloton (kt) atau megaton (Mt) TNT. Sebagai gambaran, inilah skala ledakan nuklir yang pernah terjadi:

  • "Little Boy" (Hiroshima, 1945): ~15 kiloton
  • "Fat Man" (Nagasaki, 1945): ~21 kiloton

Bom termonuklir modern saat ini bisa mencapai 1-50 megaton. Artinya, sebuah bom nuklir modern bisa memiliki kekuatan hingga ribuan kali dari bom Hiroshima. Jelas, semakin besar daya ledaknya, semakin luas juga zona kehancurannya.

Seberapa Parah Kerusakan Menurut Jaraknya

0-1 kilometer: Zona Bahaya

Wilayah terdekat dari pusat ledakan dikenal sebagai ground zero. Di radius ini, kurang dari 1 kilometer dari titik ledakan, hampir semua makhluk hidup akan tewas seketika, baik karena gelombang panas ekstrem maupun tekanan ledakan yang sangat kuat.

Bangunan bisa hancur total, aspal meleleh, dan udara dipenuhi radiasi yang mematikan. Bom seperti "Little Boy" yang dijatuhkan di Hiroshima pada 1945 memiliki daya ledak sekitar 15 kiloton. Dalam simulasi menggunakan senjata serupa, radius kehancuran total bisa mencapai 1-1,5 kilometer.

Pada skenario yang lebih ekstrem, misalnya bom nuklir 1 megaton (1.000 kiloton), zona ini bisa membentang hingga 3 kilometer.

1-3 kilometer: Zona Kerusakan Parah

Jika seseorang berada di jarak 1-3 kilometer dari pusat ledakan, kemungkinan untuk selamat tetap kecil, tapi tidak langsung mustahil. Di area ini, gelombang kejut dari ledakan bisa menyebabkan bangunan roboh, jendela pecah menghujani, dan temperatur tinggi yang cukup untuk menyebabkan luka bakar tingkat serius.

Mereka yang berada di area ini masih menghadapi risiko sangat tinggi. Bangunan bisa runtuh, kaca-kaca meledak, dan kulit bisa terbakar hanya karena panas yang menyebar.

Korban yang tidak meninggal langsung kemungkinan akan mengalami cedera berat (fraktur, luka bakar serius), paparan radiasi, hingga potensi kerusakan organ dalam karena gelombang tekanan.

3-8 kilometer: Zona Menengah

Pada radius 3 hingga 8 kilometer, tingkat kerusakan mulai berkurang tapi tetap berbahaya. Menurut pemodelan nuklir dari laman nuclearsecrecy.com, tekanan ledakan dan gelombang panas masih bisa melukai manusia dan menghancurkan bangunan ringan.

Yang tak kalah berbahaya adalah paparan radiasi, terutama jika bom meledak di permukaan tanah. Radiasi gamma dan neutron yang dilepaskan bisa menyebabkan penyakit radiasi akut, tergantung pada seberapa banyak dosis yang diserap tubuh dalam waktu singkat.

Di zona ini, ledakan masih terasa sangat kuat, tapi peluang bertahan hidup mulai meningkat. Orang bisa terkena serpihan, shockwave, atau terkena api jika berada di luar ruangan. Jika berada di dalam bangunan tahan gempa, kemungkinan selamat masih tinggi.

Namun, mereka yang berada dalam radius ini tetap terancam oleh debu radioaktif yang terbawa angin, tergantung arah dan kekuatan angin saat itu.

8-16 kilometer: Zona Aman Ledakan

Di luar radius 8 km, tekanan ledakan dan panas mulai menurun drastis. Namun, risiko masih datang dari radiasi jangka panjang, kebakaran sekunder, dan kehancuran infrastruktur (transportasi, listrik, dan komunikasi).

Banyak yang mengira bahwa berada di luar radius 10 kilometer sudah aman. Faktanya, itu tergantung pada jenis ledakan (apakah meledak di udara atau tanah), arah angin, serta perlindungan tempat berlindung. Jika angin membawa awan radioaktif ke arah tempat perlindungan, maka risiko tetap ada, meskipun jauh dari pusat ledakan.

Peluang Bertahan Hidup

Salah satu faktor penentu keselamatan bukan hanya jarak, tapi juga jenis tempat berlindung. Penelitian dari University of Nicosia menunjukkan bahwa seseorang yang berada di dalam gedung beton bertingkat atau ruang bawah tanah (bunker) bisa selamat, bahkan saat berada dalam radius 3-5 kilometer dari pusat ledakan.

Bangunan dengan dinding tebal dan minim jendela terbukti mampu menahan tekanan awal dan mengurangi paparan radiasi. Inilah mengapa strategi bertahan hidup dalam skenario ledakan nuklir selalu menyarankan berlindung di dalam ruangan, jauh dari jendela, dan di bagian tengah bangunan.

Banyak orang mengira menjauh saja dari pusat ledakan sudah cukup. Padahal, ada 5 faktor utama yang menentukan apakah seseorang bisa selamat.

  • Jarak dari pusat ledakan
  • Jenis tempat berlindung (misalnya rumah kayu vs bangunan beton)
  • Apakah ledakan terjadi di udara atau permukaan tanah
  • Arah dan kecepatan angin
  • Waktu reaksi terhadap kilatan ledakan

Bangunan yang bisa jadi tempat berlindung:

  • Bunker bawah tanah
  • Bangunan beton bertingkat
  • Gedung kantor atau apartemen bagian tengah lantai

Bangunan yang tidak aman:

  • Rumah kayu satu lantai
  • Bangunan dengan banyak jendela kaca
  • Kendaraan di luar ruangan

Apa yang Harus Dilakukan Saat Terjadi Ledakan?

Jika melihat kilatan cahaya terang yang tidak biasa, waktu untuk detikers berfikir hanya beberapa detik. Gelombang kejut tidak datang bersamaan dengan kilat, melainkan terdapat jeda. Itulah alasan strategi "duck and cover" masih diajarkan sebagai teknik darurat.

Langkah penyelamatan:

  • Jatuhkan badan ke tanah dan lindungi kepala
  • Segera masuk ke dalam ruangan jika memungkinkan
  • Tutup jendela dan ventilasi untuk mencegah masuknya debu radioaktif
  • Tinggal di dalam minimal 24 jam
  • Dengarkan siaran darurat resmi melalui radio baterai
  • Gunakan masker atau kain penutup jika harus keluar

Paparan di atas 500-1000 rad (unit radiasi) dapat membunuh seseorang dalam hitungan minggu. Karena itu, setiap menit berada di luar saat awan radioaktif menyebar bisa sangat fatal.




(des/des)
Hide Ads