Fosil Nenek Moyang Kura-kura Hutan Asia Ditemukan di Eropa, Kok Bisa?

ADVERTISEMENT

Fosil Nenek Moyang Kura-kura Hutan Asia Ditemukan di Eropa, Kok Bisa?

Siti Nur Salsabilah Silambona - detikEdu
Sabtu, 08 Nov 2025 19:00 WIB
Ilustrasi Manouria morla
Foto: Rudolf Hima via Sci.News/Manouria morla, nenek moyang kura-kura hutan Asia yang ditemukan di Eropa
Jakarta -

Kura-kura hutan asia (Manouria emys) merupakan spesies kura-kura yang masih banyak ditemukan, termasuk di wilayah Indonesia. Baru-baru ini, ilmuwan mengungkapkan penemuan fosil nenek moyang kura-kura hutan Asia yang justru ada di Eropa. Bagaimana bisa?

Tim ahli paleontologi dari Institute of Paleobiology Polish Academy of Sciences dan Universitat AutΓ²noma de Barcelona, berhasil menemukan fosil purba dari genus Manouria. Genus ini merupakan keluarga kura-kura purba yang pernah hidup di tanah Eropa puluhan juta tahun lalu.

Nenek Moyang Kura-kura dari Tanak Ceko

Fosil spesies baru ini ditemukan di kawasan AhnΓ­kov I, Most Basin, Republik Ceko. Spesies tersebut diberi nama Manouria morla, yang hidup di daerah rawa-rawa sekitar 20-17 juta tahun lalu pada masa Miosen awal. Panjang tempurungnya diperkirakan mencapai 50 cm (sekitar 20 inci).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Lokasi AhnΓ­kov I dikenal selama beberapa dekade sebagai daerah rawa dengan sungai yang meluap dan danau yang dangkal," tulis para peneliti dalam laporan mereka yang diterbitkan di Springer Nature pada 3 Oktober 2025.

"Berkat tingginya jumlah buaya muda, dan mungkin karena keberadaan choristodere, habitat lahan basah dekat pantai juga teridentifikasi," imbuh mereka.

ADVERTISEMENT

Para ahli menduga, lingkungan tempat Manouria morla hidup dulunya merupakan hutan basah berdaun lebar yang selalu hijau di dekat air, dengan musim hujan dan musim kering yang mirip dengan Taman Nasional Kaeng Krachan di Thailand saat ini.

Nama morla sendiri diambil dari karakter kura-kura purba dalam buku fantasi The Neverending Story karya Michael Ende, yang kemudian diadaptasi menjadi film pada 1984. Dalam kisah itu, Morla digambarkan sebagai makhluk bijak berusia ribuan tahun cocok dengan status Manouria morla sebagai anggota tertua dalam keluarga Manouria.

Dari Eropa ke Asia Tenggara

Penemuan ini mengubah pandangan para ilmuwan tentang bagaimana keturunan Manouria menjadi hewan endemik di kawasan Asia.

"Berdasarkan hasil penelitian kami, tampaknya genus Manouria berasal dari Eropa tepat sebelum Periode Iklim Optimum Miosen Tengah dan kemudian menyebar ke Asia, tempat ia bertahan hingga sekarang," kata para peneliti.

Kini, empat keluarga Manouria telah punah. Sementara sisa anggota yang masih bisa dijumpai di Asia Tenggara melalui dua spesies yang masih hidup, yakni kura-kura terkesan (Manouria impressa) dan kura-kura hutan Asia (Manouria emys).

Adapun penemuan baru ini, memperluas distribusi paleobiogeografi genus Manouria lebih jauh ke barat, dari Asia hingga jantung Eropa.

Kura-Kura Darat Raksasa di Dunia Purba

Paleontolog dari Polish Academy of Sciences, Dr Milan Chroust, menjelaskan bahwa keluarga kura-kura darat atau Testudinidae merupakan kelompok yang sangat terspesialisasi di lingkungan semi-kering.

"Kura-kura (Testudinidae) adalah kelompok yang sangat terspesialisasi di lingkungan terestrial, terutama hidup di kondisi semi-kering," ujar Chroust, seperti dilansir dari SciNews.

Menurutnya, anggota klade Testudinidae yang memiliki panjang karapas lebih dari 35-75 cm tergolong sedang hingga besar. Sementara yang lebih dari 75 cm tergolong kura-kura berukuran raksasa.

Dalam klasifikasinya, spesies ini termasuk ke dalam kelompok Gopherus dan Manouria yang merupakan genus basal (paling awal berevolusi), serta dua klad modern, Geochelona dan Testudona, yang membentuk subfamili Testudininae.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads