B-2 Spirit, Pesawat Siluman AS yang Bom Situs Nuklir Iran

ADVERTISEMENT

B-2 Spirit, Pesawat Siluman AS yang Bom Situs Nuklir Iran

Trisna Wulandari - detikEdu
Selasa, 24 Jun 2025 12:30 WIB
Militer AS atas perintah Presiden Donald Trump telah menyerang tiga situs nuklir di Iran. Penyerangan itu menggunakan pesawat pengebom B-2.
Militer AS meluncurkan serangan 30 jam dengan pesawat B-2, menargetkan fasilitas nuklir Iran. Bom-bom penghancur bunker seberat 15 ton dijatuhkan. Foto: Reuters
Jakarta -

Militer AS mengerahkan pesawat pengebom siluman B-2 dan bom penghancur bunker seberat 30.000 pon (15 ton). Akhir pekan lalu, Minggu (22/6/2025), serangan selama 30 jam menargetkan tiga fasilitas nuklir Iran untuk mencegah pengembangan senjata nuklir.

Robert Spalding, mantan pilot B-2 dan direktur senior di Dewan Keamanan AS yang terlibat dalam perancangan misi tersebut, mengatakan militer AS menggunakan pesawat pengebom palsu yang dikirim ke Guam untuk mengecoh pelacakan.

Sementara itu, pesawat B-2 Spirit didesain tidak memiliki badan pesawat dan ekor konvensional. Desain ini memungkinkan pesawat sulit dideteksi radar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"B-2 memiliki dua ruang bom yang dapat membawa senjata yang sangat besar, dan bom penghancur bunker ini dibuat khusus agar sesuai dengan ruang tersebut," kata Spalding kepada ABC News, Selasa (24/6/2025).

B-2 Spirit Bomber

Pembuatan pesawat pengebom B-2 AS menghabiskan biaya sekitar USD 2,1 miliar (Rp 34,3 triliun) per unit, dengan total 21 unit. Pesawat Northrop Grumman B-2 Spirit ini dibuat oleh Northrop Grumman Corporation.

ADVERTISEMENT

Melansir ABC, Pesawat pengebom B-2 disebut sebagai satu-satunya pesawat yang mampu membawa bom yang cukup kuat untuk menghantam Fordow, fasilitas nuklir utama dan paling dilindungi di Iran, yang dibangun jauh di dalam gunung.

Desain Siluman

Reuters mencatat, B-2 memiliki bahan penyerap radar dan fitur desain sudut yang meminimalkan deteksi oleh sistem pertahanan udara musuh. Penampang radar pesawat pengebom itu dilaporkan sebanding dengan burung kecil, sehingga hampir tidak terlihat oleh radar konvensional.

Angkatan Udara AS menyatakan material komposit B-2, lapisan khusus, dan desain sayap pesawat ini berkontribusi pada sifat silumannya.

Membawa Bom Bunker

Ruang senjata internal B-2 didesain untuk menampung muatan muatan persenjataan besar konvensional maupun nuklir, contohnya seperti dua bom GBU-57 Massive Ordinance Penetrators (MOP).

MOP adalah bom berpemandu presisi seberat 30.000 pon (15 ton) dan tinggi 6 meter. Disebut bom bunker, bom MOP diyakini Departemen Pertahanan AS bisa menembus target yang keras sedalam 60 meter sebelum meledak dan menghancurkan situs nuklir Fordow di dalam gunung.

Justin Bronk, spesialis kekuatan udara di Royal United Services Institute, menggarisbawahi serangan B-2 dengan jenis bom MOP tetap perlu perulangan agar bisa benar-benar merusak .

"Serangan semacam itu akan membutuhkan redundansi karena senjata harus berfungsi dan dikirim dengan sempurna untuk dapat masuk ke fasilitas, dan meledak pada kedalaman yang tepat untuk menyebabkan kerusakan kritis," ucapnya kepada ABC News, Minggu (22/6/2025).

Lepas landas dari jantung AS, pesawat pengebom siluman B-2 mengirimkan total 420.000 pon (210 ton) bahan peledak, dibantu oleh armada tanker pengisian bahan bakar dan jet tempur. Beberapa tanker dan jet meluncurkan senjata mereka sendiri.

Isi Bahan Bakar di Udara

Angkatan Udara AS menyatakan jangkauan B-2 sekitar 6.000 mil laut (9.600 km). Pengisian bahan bakar dapat dilakukan di udara oleh awaknya, yang maksimal 2 orang.

Untuk mengakali waktu terbang yang panjang (30 jam pada Minggu lalu), pengisian bahan bakar B-2 bomber harus dilakukan pilot di udara 6-7 kali. Masing-masing makan waktu sekitar 30 menit.

Taktik Tipuan

Mengoptimasi kemampuan B-2, perencanaan misi dirancang lebih dari 10 tahun lalu. Pejabat AS mengklaim Iran tidak mendeteksi tembakan dan balik menembak jet siluman mereka Minggu lalu.

"Pesawat B-2 kami masuk dan keluar dan kembali tanpa sepengetahuan dunia sama sekali," kata Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth ll, Minggu (22/6/2025), dilansir dari PBS.

Untuk melancarkan serangan Operasi Midnight Hammer tersebut, sejumlah taktik tipuan dijalankan. Presiden AS Donald Trump antara lain mengumumkan pada Kamis (19/6/2025) untuk memutuskan dalam 2 minggu soal akan menyerang Iran, seolah-olah membuka pintu negosiasi, tetapi sebenarnya menutupi serangan yang akan datang.

Satu kelompok pesawat siluman B-2 terbang ke arah barat dari Missouri, AS pada Sabtu (21/6/2025) sebagai umpan perhatian publik dan pejabat pemerintah.

Pada waktu bersamaan, tujuh pesawat B-2 lainnya yang membawa dua bom "penghancur bunker" terbang ke arah timur. Pilot mengurangi komunikasi seminimal mungkin agar tidak menarik perhatian.

Berdasarkan grafik yang dirilis pihak pertahanan AS, rute penerbangan B-2 Spirit melintasi Lebanon, Suriah, dan Irak. Namun, tidak diketahui apakah negara-negara tersebut telah diberitahu sebelumnya tentang penerbangan AS di wilayahnya.

B-2 terbang diam-diam selama 18 jam hingga sampai di Mediterania Timur, tempat mereka melancarkan serangan. Sebelum menyeberang ke Iran, B-2 dikawal oleh jet tempur siluman AS dan pesawat pengintai.

Pada pukul 02.10 di Teheran, pesawat pengebom B-2 pertama menjatuhkan bom GBU-57 "penghancur bunker" di pabrik pengayaan uranium Fordow, Iran yang terkubur dalam di bawah tanah.

Setiap bom seberat 30.000 pon (15 ton) dirancang untuk menggali ke dalam tanah sebelum meledakkan hulu ledak besar.

Beberapa bom juga dijatuhkan di situs pengayaan uranium di Natanz, Iran.

Baik Iran maupun pengawas nuklir PBB menyatakan tidak ada tanda-tanda langsung adanya kontaminasi radioaktif di sekitar lokasi tersebut.




(twu/nah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads