Iran tengah mempertimbangkan untuk menutup Selat Hormuz. Padahal jalur ini vital bagi pasokan minyak dunia.
Ancaman ini menjadi buntut langkah Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengebom tiga lokasi nuklir Iran. Tindakan Trump itu mengakibatkan Parlemen Iran menyetujui penutupan Selat Hormuz.
Kini keputusan untuk menutup jalur tersebut berada di tangan Dewan Keamanan Nasional Iran, seperti dikutip dari CNBC Internasional. Kemungkinan akan penutupan Selat Hormuz telah meningkatkan kekhawatiran akan harga energi yang lebih tinggi dan memperburuk ketegangan geopolitik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, berapa banyak sebenarnya jumlah minyak yang melewati Selat Hormuz? Simak fakta-faktanya!
Fakta-fakta Selat Hormuz
1. Lebar Selat Hormuz
Selat Hormuz merupakan saluran yang menghubungkan Teluk Persia dengan Teluk Oman dan Laut Arab. Selat ini lebarnya 35 hingga 60 mil (55 hingga 95 km) dan memisahkan Iran (utara) dari Jazirah Arab (selatan).
Dikutip dari ensiklopedia Britannica, selat ini berisi pulau Qeshm (Qishm), Hormuz, dan HengΔm (HenjΔm). Selat Hormuz sangat penting secara strategis dan ekonomi, terutama karena kapal tanker minyak yang datang dari berbagai pelabuhan di Teluk Persia harus melewati selat ini.
Pada pertengahan 2010-an, seperlima dari pasokan minyak dunia melewati selat ini, termasuk sekitar sepertiga dari semua perdagangan melalui laut. Selat ini juga menjadi penting untuk pasokan gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG), yang mencakup sepertiga dari semua perdagangan LNG dalam periode yang sama.
Selat Hormuz terletak di antara Oman dan Iran. Jalur perairan ini menghubungkan Teluk Persia dengan Teluk Oman dan Laut Arab.
2. Jumlah Minyak yang Lewat Selat Hormuz
Selat Hormuz merupakan chokepoint (titik sempit) minyak terpenting di dunia karena sejumlah besar minyak melewati selat tersebut. Pada 2022, aliran minyaknya mencapai rata-rata 21 juta barel per hari (bph) atau setara dengan sekitar 21% dari konsumsi minyak cair global.
Disebutkan dalam US Energy Information Administration, pada paruh pertama 2023, total aliran minyak melalui Selat Hormuz relatif datar dibandingkan dengan 2022 karena peningkatan aliran produk minyak sebagian mengimbangi penurunan minyak mentah dan kondensat.
Chokepoint adalah saluran sempit di sepanjang rute laut global yang banyak digunakan dan sangat penting bagi keamanan energi global. Ketidakmampuan minyak untuk melewati chokepoint utama, bahkan untuk sementara, dapat menyebabkan keterlambatan pasokan yang signifikan dan meningkatkan biaya pengiriman, sehingga meningkatkan harga energi dunia.
Meskipun sebagian besar chokepoint dapat dielakkan dengan menggunakan rute lain, yang sering kali menambah waktu transit secara signifikan, beberapa chokepoint tidak memiliki alternatif praktis.
(nah/faz)