Stok Ternak Tipis Gegara Kekeringan, Negara Ini Larang Sembelih Kurban Idul Adha 2025

ADVERTISEMENT

Stok Ternak Tipis Gegara Kekeringan, Negara Ini Larang Sembelih Kurban Idul Adha 2025

Nikita Rosa - detikEdu
Jumat, 06 Jun 2025 16:00 WIB
Marrakech, Morocco - 10 July 2022 : People hanging around after the prayer of Aid Al Adha 2022 in Marrakech, Morocco
Potret Idul Adha di Maroko. (Foto: Getty Images/Oualid ELOUADNASSI)
Jakarta -

Idul Adha merupakan salah satu hari besar umat Islam yang tidak bisa dilepaskan dari tradisi penyembelihan hewan kurban. Namun, negara berbentuk kerajaan yang terletak di benua Afrika bagian utara ini memutuskan meniadakan hal tersebut dengan berbagai pertimbangan.

Maroko resmi mengumumkan pembatalan penyembelihan hewan kurban IdulAdha 2025 awal Mei lalu. Diketahui, pembatalan ini karena pertimbangan keadaan ekonomi negara yakni kurangnya stok hewan ternak lantaran krisis iklim yang semakin parah.

Pengumuman tersebut disampaikan oleh Menteri Wakaf dan Urusan Islam Ahmed Toufiq, yang membacakan pesan kerajaan dari Raja Mohammed VI. Dalam pesan tersebut, Mohammed VI meminta warga untuk tidak melakukan penyembelihan hewan kurban tahun ini. Permintaan ini telah disampaikan raja sejak Februari 2025 lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami selalu memastikan bahwa orang-orang setia kami mampu memenuhi persyaratan agama mereka-kewajiban dan tradisinya sejalan dengan berkah yang telah dianugerahkan Tuhan kepada bangsa Maroko dalam pengabdiannya kepada rukun Islam dan tradisi yang telah ditetapkan. Namun, saat ini kami menghadapi situasi luar biasa yang memaksa kami untuk sementara waktu merevisi beberapa praktik, termasuk ritual kurban selama Idul Adha," ujarnya dikutip dari Turkiye Today, Kamis (5/6/2025).

Stok Ternak Tipis Gegara Kekeringan

Pemerintah mengutip penurunan drastis jumlah ternak akibat kekeringan selama bertahun-tahun dan memburuknya kondisi sumber daya alam. Para pejabat menjelaskan keputusan tersebut bertujuan untuk melindungi ternak yang tersisa dan memastikan keberlanjutan sektor pertanian.

ADVERTISEMENT

Pernyataan pemerintah lainnya juga menunjukkan perlunya mengurangi perayaan yang tidak penting untuk menjaga sumber daya alam di tengah krisis iklim. Menurut sumber resmi, unit keamanan dan inspeksi khusus telah dikerahkan untuk memantau pasar publik dan swasta serta rute transportasi.

Pemerintah daerah telah diberikan kewenangan luas untuk menegakkan keputusan tersebut, termasuk hak untuk mengenakan denda dan menyita ternak jika terjadi pelanggaran.

Pro Kontra, Didukung Ulama tapi Petani Keberatan

Abdel Fattah Ammar, Kepala Kamar Pertanian di Casablanca, memperingatkan keputusan tersebut dapat memiliki konsekuensi yang berat bagi peternak Maroko. Menurutnya, banyak orang di sektor peternakan mengandalkan Idul Adha untuk menutupi kerugian akibat kekeringan.

"Pembatalan Idul Adha merupakan bencana ekonomi bagi petani dan peternak. Pemerintah harus bersiap untuk mengganti kerugian mereka, terutama mengingat investasi signifikan yang dilakukan untuk mempersiapkan domba untuk musim liburan," ujar Ammar.

Ia mendesak pihak berwenang untuk tidak terburu-buru menyelesaikan keputusan, sebaliknya menyerukan dialog inklusif dan pertimbangan suara petani.

Keputusan tersebut telah menimbulkan kontroversi. Para ahli hukum telah mengklarifikasi jika banding pemerintah tersebut merupakan rekomendasi, bukan larangan yang mengikat secara hukum. Mereka menekankan jika ritual Idul Adha belum dibatalkan secara resmi.

"Klaim ini tidak memiliki dasar hukum. Arahan umum negara tidak dapat secara otomatis diberlakukan sebagai hukuman tanpa ketentuan hukum yang eksplisit," jelas pakar hukum dan kepala Pusat Kesadaran Hukum Maroko, Pengacara Choaib Lamsahal.

Adapun, sejumlah ulama dan pakar agama menyambut baik arahan Raja Mohammed VI. Mereka menyebut keputusan tersebut sah dan menunjukkan kepedulian yang berakar pada prinsip-prinsip Islam yang mengutamakan belas kasih, fleksibilitas, dan kebaikan publik.

Mohammed Labiti, seorang ahli fikih, menegaskan penangguhan ibadah kurban tidak mengurangi makna keagamaan dari Idul Adha. "Idul Adha tetap menjadi pilar utama kehidupan Islam. Yang ditangguhkan adalah satu ritual, bukan hari raya itu sendiri," katanya dikutip dari Hespress.




(nir/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads