Dosen Unair Paparkan Ciri Fisik dan Perilaku Hewan yang Layak untuk Kurban

ADVERTISEMENT

Dosen Unair Paparkan Ciri Fisik dan Perilaku Hewan yang Layak untuk Kurban

Novia Aisyah - detikEdu
Kamis, 05 Jun 2025 16:30 WIB
Penjualan hewan kurban milik Ichsan di Tanah Abang (Fadil/detikcom)
Foto: Penjualan hewan kurban milik Ichsan di Tanah Abang (Fadil/detikcom)
Jakarta -

Jelang Hari Raya Idul Adha 2025, pengetahuan soal kelayakan hewan kurban tentu perlu diketahui. Pasalnya, daging kurban akan dikonsumsi oleh muslim pada momen ini.

Dosen Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair) Emy Koestanti Sabdoningrum memaparkan beberapa hal untuk mengetahui hewan kurban yang layak.

Usia Hewan

Emy mengatakan hewan kurban harus cukup umur dan telah dewasa kelamin. Sapi yang dikatakan sudah bisa untuk kurban adalah yang berusia sekitar 2 tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara kambing dan domba dapat dikatakan cukup umur untuk kurban jika sudah berusia sekitar 1 tahun. Ciri kambing dan domba yang cukup umur ini bisa dilihat melalui dua gigi depan yang sudah berganti.

Emy menyampaikan, jenis kelamin hewan juga harus jantan dan tidak boleh dikastrasi atau diambil testisnya. Pada peternakan tertentu, kastrasi dilakukan untuk membuat hewan ternak cepat gemuk.

ADVERTISEMENT

Ia menegaskan ternak yang sudah dikastrasi dianggap cacat, sehingga tidak sesuai dengan ketentuan hewan kurban.

Fisik dan Perilaku Hewan

Emy membeberkan beberapa ciri khusus hewan kurban yang berkualitas baik.

Keempat kaki hewan kurban menapak kuat di atas tanah. Kemudian, mereka memiliki nafsu makan yang baik, mampu bergerak lincah, matanya bersinar, bulunya bersih, dan suhu tubuhnya normal. Ciri-ciri fisik yang baik ini menunjukkan kondisi kesehatan hewan yang prima.

Ia menyebut tanduk yang patah dianggap cacat ringan dan tidak memengaruhi kesahihan kurban. Walau begitu, apabila patahnya mengurangi daging atau mengganggu kondisi hewan, maka kurban tidak sah.

"Ear tag pada hewan kurban tidak dianggap cacat dan tidak menghalangi keabsahan hewan kurban melainkan penanda identitas atau vaksinasi pada hewan kurban diperbolehkan," jelasnya.

Ia menambahkan, perlu dilakukan pemeriksaan antemortem (pemeriksaan sebelum disembelih) untuk memastikan hewan ternak bebas dari penyakit contohnya PMK atau penyakit mulut dan kuku. Emy pun mengingatkan ternak yang mengeluarkan air liur berlebih dan ada lendir pada hidung perlu diwaspadai.

Selain itu, mata hewan harus jernih dan cerah. Jika sudah sesuai standar, maka hewan layak disembelih.

Sementara dari sisi perilaku, hewan ternak harus cepat tanggap. Misalnya ketika dipegang, menunjukkan respons terhadap lingkungan.

"Namun secara umum sebagai konsumen harus jeli dan paham karakteristik hewan kurban seperti pada jenis sapi tertentu akan terlihat lebih temperamen apabila mendapat sentuhan seperti pada jenis sapi madura," jelasnya.

Kualitas Daging

Emy turut menerangkan potensi cacing parasit dan penularannya kepada manusia melalui konsumsi hewan kurban. Menurutnya, pembeli harus jeli ketika melakukan pemeriksaan antemortem.

Hewan kurban yang tampak lemas dan lesu serta bulunya menempel pada tangan saat disentuh, bisa menjadi indikasi ternak yang terinfeksi cacing parasit.

Ia mengimbau masyarakat menyembelih secara Aman, Sehat, Utuh, dan Halal (ASUH).

"Setelah disembelih apabila terdapat cacing yang ditemukan pada hewan ternak maka perlu menghubungi dokter hewan atau pengawas. Sehingga jika ditemukan kasus seperti itu dapat dicegah dan mengurangi risiko penularan cacing pada manusia melalui konsumsi daging kurban khususnya jeroan atau organ dalam,' ungkapnya.




(nah/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads