Sejarah Singkat Hari Kebangkitan Nasional, Dirayakan Setiap 20 Mei

ADVERTISEMENT

Sejarah Singkat Hari Kebangkitan Nasional, Dirayakan Setiap 20 Mei

Nikita Rosa - detikEdu
Kamis, 15 Mei 2025 12:00 WIB
Hari Kebangkitan Nasional Libur atau Tidak
Sejarah Singkat Hari Kebangkitan Nasional. (Foto: Andhika Prasetia/detikcom)
Jakarta -

Hari Kebangkitan Nasional akan kembali diperingati pada Selasa, 20 Mei 2025. Bagaimana sejarah di baliknya?

Berdasarkan laman Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemdikdasmen), sejarah Hari Kebangkitkan Nasional berkaitan erat dengan organisasi Boedi Oetomo. Tanggal berdirinya organisasi pergerakan nasional itu, 20 Mei, kemudian diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

Peringatan Hari Kebangkitan Nasional bertujuan untuk membangkitkan semangat dan kesadaran masyarakat Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Singkat Hari Kebangkitan Nasional

Hari Kebangkitan Nasional diperingati setiap tanggal 20 Mei, sama dengan tanggal lahirnya organisasi Boedi Oetomo. Organisasi ini diprakarsai oleh para mahasiswa School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) atau Sekolah Pendidikan Dokter Bumiputra atas dorongan dari Dr. Wahidin Sudirohusodo (1857-1917), seorang dokter alumninya.

Boedi Oetomo menginspirasi organisasi lainnya, salah satunya Sarekat Islam yang telah berdiri sejak 1911. Sarekat Islam, yang aktif di luar Jawa dan bahkan di luar Hindia Belanda, kemudian melebarkan sayap dan memperjuangkan kemerdekaan. Di tahun yang sama, Indische Partij didirikan sebagai organisasi pertama yang secara tegas menuntut kemerdekaan Hindia.

ADVERTISEMENT

Abad ke-20 menjadi momen penting dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Pada masa ini, muncul kesadaran akan jati diri sebagai satu bangsa dalam pengertian modern.

Rasa kebangsaan ini merupakan hasil persebaran semangat kebangkitan nasional yang dimulai sejak masa pergerakan Boedi Oetomo.

Sejarah BerdirinyaBoediOetomo

Organisasi Boedi Oetomo dilatarbelakangi oleh kondisi sosial ekonomi yang memburuk pada abad ke-19. Hal ini diakibatkan oleh munculnya eksploitasi kolonial, politik liberal, dan politik etis yang menyebabkan pemerintah kolonial menjadi pihak yang diuntungkan.

Kondisi yang memprihatinkan ini mendorong Dr. Wahidin Sudirohusodo yang merupakan tamatan sekolah dokter pribumi STOVIA di Jakarta. Pada tahun 1906-1907 dia melakukan propaganda keliling pulau Jawa.

Dr. Wahidin Sudirohusodo mengunjungi almamaternya, STOVIA, di Jakarta. Dia bertemu dengan para mahasiswa dan melontarkan gagasan inspiratif untuk mendirikan organisasi yang bertujuan memajukan derajat bangsa.

Ide Dr. Wahidin Sudirohusodo disambut dengan antusias oleh para mahasiswa STOVIA, terutama Sutomo dan kawan-kawannya. Bersama-sama, mereka merumuskan gagasan tersebut dan mendirikan organisasi Boedi Oetomo di Jakarta pada tanggal 20 Mei 1908.

Nama organisasi tersebut diusulkan oleh seorang siswa bernama M. Soeradji. Boedi Oetomo yang berarti "Kebangkitan Budi Pekerti Luhur" menjadi organisasi pemuda pertama di Indonesia yang berperan penting dalam membangkitkan semangat nasionalisme.

Pada tahun 1958, Pemerintah Republik Indonesia secara resmi menetapkan tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Penetapan ini dirayakan secara besar-besaran di Istana Merdeka.




(nir/nir)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads