Pangeran Jayakarta dan Nama-Lokasi Makamnya yang Masih Diperdebatkan

Azkia Nurfajrina - detikEdu
Selasa, 15 Apr 2025 11:00 WIB
Kompleks makam Pangeran Jayakarta di Jatinegara Kaum Foto: Akhmad Fauzi/Wikimedia Commons
Jakarta -

Dikenal sosok Pangeran Jayakarta, penguasa Jakarta tempo dulu yang lantang melawan penjajahan Belanda, dalam sejumlah babad dan sumber-sumber bacaan asing. Ia menjadi penguasa menggantikan Fatahillah, yang berhasil merebut Jakarta dari tangan Portugis pada 1527.

Biografi tentang Pangeran Jayakarta masih simpang siur, terutama perihal nama asli, kematian, dan lokasi pemakamannya. Simak penjelasannya berikut ini.

Nama Asli Pangeran Jayakarta

Nama asli Pangeran Jayakarta adalah Tubagus (Ratu Bagus) Angke, mengutip laman Kemdikbud RI. Ia juga dikenal dengan julukan Jayawikarta, Kawis Adimarta, dan Achmad Djaketra. Julukan Conick, regen van Jacattra, atau King of Jacatra, yang diberikan oleh orang-orang Belanda dan Inggris kemungkinan besar juga merujuk padanya.

Di Banten, Pangeran Jayakarta dijuluki Pangeran Katengahan atau Buyut Ki Tengah karena kerap menjadi penengah di antara kubu yang berselisih.

Meski ia memiliki banyak sebutan, masih terjadi perdebatan apakah nama-nama tersebut adalah orang yang sama dengan Pangeran Jayakarta, selaku pemimpin Jakarta kedua pada abad ke-16, atau bukan.

Menurut sejarawan Abdussomad dalam bukunya Jatinegara Kaum: Kampung Tertua di Jakarta Penduduk Jakarta Asli yang Bukan Betawi, Achmad Djaketra dan Pangeran Jayakarta adalah orang yang berbeda.

Begitu juga pendapat sejarawan Adolf Heuken dalam bukunya Tempat-tempat Bersejarah di Jakarta. Ia mengemukakan bahwa Pangeran Jayakarta dan Achmad Djaketra bukanlah orang yang sama tetapi pernah hidup dalam periode yang sama.

Sejarawati Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) Siswantari, dalam arsip detikcom, juga menyebut ada yang mengatakan Djaketra adalah pengikut Pangeran Jayakarta dan ada pula yang berpendapat Djaketra adalah anak darinya.

Pangeran Jayakarta sendiri sebenarnya adalah gelar bagi pemimpin wilayah Jakarta pada dahulu kala, mengutip buku Batavia 1740: Menyisir Jejak Betawi oleh Windoro Adi. Namun Pangeran Jayakarta yang banyak dikenal khalayak ini merujuk kepada sosok Tubagus Angke.

Kematian Pangeran Jayakarta

Belanda pertama kali datang ke Jakarta pada 1596 di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Pangeran Jayakarta yang kala itu berkuasa disebutkan sudah sangat tua.

Mengutip laman Dispusip Jakarta, VOC yang dipimpin Gubernur Jenderal Pieter Both menawarkan perjanjian ke Tubagus Angke pada 1610. Empat tahun kemudian, Belanda memperoleh izin untuk mendirikan benteng.

Gubernur Jenderal VOC Jan Pieterszoon Coen yang berkuasa pada 1618 memperluas dan memperkokoh benteng segi empat itu serta menempatkan meriam di setiap sudutnya. Amarah Pangeran Jayakarta lantas terpicu karena Belanda dianggap memprovokasi bala tentaranya untuk menyerang benteng. Ia pun secara keras tidak lagi mengizinkan pendirian benteng tersebut.

J.P. Coen geram dan pergi ke Ambon untuk meminta bantuan pasukan yang diperuntukkan menyerang tentara Pangeran Jayakarta. Belanda pun berhasil menduduki wilayah Jakarta pada 30 Mei 1619.

Dalam sumber yang dikabarkan Van den Broecke dan J.P. Coen, Pangeran Jayakarta dibawa ke Banten setelah digulingkan. Ada juga yang menyebut bahwa Tubagus Angke bergeser ke Jatinegara Kaum saat VOC berkuasa di Jakarta pada 1619 hingga ia wafat dan dimakamkan di sana.

Sumber lain mengungkap Pangeran Jayakarta adalah putra dari Pangeran Sungrasa Jayawikarta asal Kesultanan Banten. Ia sekaligus menjadi wakil Kesultanan Banten selama menjabat penguasa Jakarta hingga Belanda mengusir dia beserta pasukannya ke Jatinegara Kaum.

Lokasi Makam Pangeran Jayakarta

Keberadaan makam Pangeran Jayakarta masih menjadi perdebatan di kalangan sejarawan. Walaupun Pemprov DKI Jakarta meyakini letaknya berada di Jatinegara Kaum dan kompleks makam di sana pun telah dipugar serta dijadikan cagar budaya sejak 1999.

Menurut Prof Uka Tjandrasasmita, dalam buku Memori Jakarta karya Ridwan Saidi, Pangeran Jayakarta meninggal dunia dan dimakamkan di Banten. Lokasi makamnya ada di area pemakaman umum, Desa Katengahan, Kabupaten Serang dan berjarak tak jauh dengan makam Sultan Abdulmafakir Mahmud Abdulkadir.

Penguasa Kesultanan Banten itu disebutkan hidup pada masa yang sama dengan Tubagus Angke. Hal ini yang memperkuat bahwa makam Pangeran Jayakarta terletak di Banten.



Simak Video "Worth To Know: Sejarah Jakarta"

(azn/row)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork