Ini Ratu dari Nusantara yang Lahir pada Era Nabi Muhammad, Sosoknya Dikenal sampai Arab

Novia Aisyah - detikEdu
Selasa, 18 Mar 2025 03:00 WIB
Peta Kerajaan Kalingga. Foto: Gunawan Kartapranata/Wikimedia Commons
Jakarta -

Nabi Muhammad hidup sekitar tahun 570 atau 571 Masehi hingga 632 Masehi. Pada masa-masa tersebut, Indonesia masih berupa Nusantara dan sudah ada kerajaan-kerajaan di dalamnya.

Saat Al Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad pada usia 40 tahun misalnya, pada waktu itu sekitar 610 Masehi. Kira-kira satu tahun kemudian, pada 611 M lahir Ratu Shima calon penguasa Kerajaan Kalingga.

Meski Ratu Shima lahir ketika Nabi Muhammad masih hidup, ia baru memerintah pada 674 M. Artinya, ia menjadi ratu ketika Nabi sudah wafat.

Ratu Shima Terkenal Hingga Timur Tengah

Ratu Shima menggantikan suaminya, Kartikeyasinga. Ia memimpin Kerajaan kalingga pada 674-695 M.

Nama Simo sendiri dapat diartikan Singa.

Kerajaan Kalingga juga disebut sebagai Kerajaan Keling atau Kerajaan Holing. Kerajaan ini bercorak Hindu dan berada di Pulau Jawa.

Diyakini, pusat Kerajaan Kalingga kini adalah wilayah Jepara.

Meski kerajaan tersebut terletak di Pulau Jawa, Ratu Shima lahir di Sumatera Selatan dari seorang pemuka agama Hindu-Syiwa. Ia pindah ke Kalingga lantaran dinikahi oleh Kartikeyasinga yang merupakan pangeran dari Kerajaan Kalingga.

Suatu hari pada masa kepemimpinan Ratu Shima, ada seorang raja dari Timur Tengah yang datang ke Kerajaan Kalingga. Dikutip dari buku Cerita Rakyat di Jepara oleh Vanessa Almayra, tujuan raja tersebut adalah ingin menguji ketegasan Ratu Shima.

Raja bernama Ta-Shih itu diam-diam meletakkan sekantung emas di tengah jalan dekat alun-alun Kerajaan kalingga. Raja dari Timur Tengah itu ingin mengetahui kejujuran rakyat Kalingga, apakah ada yang berani mengambil barang orang lain.

Sekantung emas itu ternyata masih ada hingga beberapa bulan diletakkan di Jalan.

Sayangnya, ada kesalahpahaman ketika anak Ratu Shima, yakni Pangeran Narayana tidak sengaja kakinya menyentuh kantung emas tersebut. Mendengar anaknya tak sengaja menyentuh kantung emas itu, Ratu Shima mengambil keputusan dengan menjatuhi hukuman mati terhadap Pangeran Narayana.

Keputusan itu membuat para keluarga dan pejabat Kerajaan memohon agar Ratu Shima memberi keringanan hukuman dan memohon Pangeran Narayana dimaafkan.

Ratu Shima tetap teguh. Namun, akhirnya Pangeran Narayana dijatuhi hukuman potong kaki lantaran yang menyentuh kantong emas itu adalah kakinya.

Masuknya Islam pada Masa Pemerintahan Ratu Shima

Menurut Agus Sunyoto (Atlas Wali Songo, 2017), Islam sudah masuk ke Nusantara sekitar sejak pertengahan abad ke-7.

Data tersebut berdasarkan karya P Wheatley dalam The Golden Khersonese: Studies in the Historical Geography of the Malay Peninsula Before A.D. 1500 yang menyebut saudagar arab (tazhi) sudah melakukan perdagangan dengan Kerajaan Kalingga dengan rajanya yang terkenal keras menjalankan hukum, yakni Ratu Shima.

Di samping berdagang, mereka juga menyelipkan misi seruan Islam.

Perdagangan antara orang-orang tazhi dengan Kerajaan Kalingga dan kerajaan-kerajaan Jawa berikutnya terjalin selama berabad-abad. Dikutip dari buku Sejarah Lengkap Islam Jawa karya Husnul Hakim, seiring waktu, bangsa Persia muslim pun ikut menjalin dagang dengan Nusantara.

Seperti saudara Arab mereka, orang-orang Persia uga mengemban misi penyebaran agama Islam.

SQ Fatimi dalam Islam Comes to Malaysia mencatat pada abad ke-10 ada migrasi keluarga-keluarga Persia ke Nusantara. Di antara mereka keluarga-keluarga yang besar adalah keluarga Lor, Jawani, Syiah, dan Rumai.



Simak Video "Video Cerita Keluarga Ikang Fawzi Kunjungi Museum Nabi di Makkah"

(nah/pal)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork