Ada begitu banyak Pahlawan Nasional yang selama ini kita kenal telah berkontribusi besar dalam menjaga kedaulatan bagi bangsa Indonesia. Salah satunya ada Pahlawan Nasional asal Jepara bernama Ratu Kalinyamat. Seperti apa sosoknya?
Ratu Kalinyamat adalah keturunan dari pendiri Kerajaan Demak. Ada peran besar yang telah dikerahkan oleh Ratu Kalinyamat dalam upaya untuk melindungi rakyatnya di tengah gempuran Portugis di era tahun 1400-an sampai 1500-an silam.
Menurut buku 'Jati Diri HMI Wati: Menggagas Nilai-Nilai Dasar Kohati (NDK)' karya Azhari Akmal Tarigan, ada empat peran besar yang telah ditunjukkan oleh Ratu Kalinyamat semasa hidupnya. Pertama, Ratu Kalinyamat telah mendorong pertumbuhan bandar perniagaan yang dirintis Raden Fatah sampai Sultan Trenggono menjadi pusat Bandar Internasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian yang kedua beliau juga dikenal punya kemampuan yang sangat baik dalam membentuk kekuatan militer yang begitu tangguh. Bahkan beliau juga memiliki armada laut yang dilengkapi oleh ratusan kapal hingga ribuan prajurit.
Ketiga, Ratu Kalinyamat juga dikenal merintis industri perkapalan khas Jepara. Terakhir, beliau juga merintis kerajinan ukir yang buktinya masih bisa dilihat pada dinding area Masjid Mantingan Jepara. Berkat kemampuan beliau inilah yang membuat Ratu Kalinyamat mendapatkan anugerah sebagai Pahlawan Nasional.
Poin Utamanya:
- Ratu Kalinyamat, atau Ratna Kencana, dikenal sebagai penguasa Jepara yang berhasil membawa wilayahnya mencapai masa kejayaan maritim dan perdagangan pada abad ke-16.
- Beliau punya keberanian luar biasa dalam memimpin dua ekspedisi besar ke Malaka melawan Portugis, menjadikannya simbol perjuangan perempuan Nusantara dalam mempertahankan kedaulatan.
Pada masa kepemimpinan Ratu Kalinyamat, Jepara berkembang pesat sebagai pusat - perdagangan dan seni ukir.
Siapa Ratu Kalinyamat?
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, Ratu Kalinyamat bisa dibilang sebagai tokoh penting asal Jepara yang memberikan kontribusi besar terhadap rakyat, termasuk di wilayah Jepara. Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional bagi Ratu Kalinyamat berlangsung pada Hari Pahlawan yang digelar pada (10/11/2023) silam.
Menurut laman resmi Sekretariat Kabinet RI, Presiden RI Joko Widodo pada saat itu memberikan anugerah Pahlawan Nasional kepada 6 tokoh, yang mana satu di antaranya adalah Ratu Kalinyamat. Penyematan gelar Pahlawan Nasional kepada 6 tokoh ini bertujuan untuk memberikan penghargaan sekaligus penghormatan setinggi-tingginya atas jasa yang telah dilakukan demi mengisi kemerdekaan sekaligus mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Menurut buku 'Ratu Kalinyamat sejarah atau mitos?' karya Bambang Sulistyanto, belum diketahui sejarah yang mengungkapkan secara gamblang hari lahir Ratu Kalinyamat. Kendati begitu, di dalam Babad Tanah Jawi, Ratu Kalinyamat adalah putri dari Pangeran Trenggana yang merupakan cucu dari Raden Patah selaku Sultan Demak.
Ratu Kalinyamat memiliki nama asli Ratna Kencana. Sebagai sosok pemimpin Jepara yang begitu disegani dan punya kemampuan mumpuni, ternyata Ratu Kalinyamat menggantikan Pangeran Hadlirin sebagai Raja Jepara. Sepeninggal suaminya, Ratna Kencana naik takhta dan kemudian dikenal sebagai Ratu Kalinyamat.
Kerajaan Demak yang dipimpin oleh mendiang suaminya sempat mengalami konflik kekuasaan. Kendati begitu, kehadiran Ratu Kalinyamat justru tak ubahnya sebagai sosok yang mampu membuat Kerajaan Demak bangkit. Bahkan beliau dikenal sebagai tumpuan bagi keluarga besar Kerajaan Demak.
Selain dikenal pemberani dan punya strategi yang sangat apik, Ratu Kalinyamat juga memiliki kecerdasan yang luar biasa. Hal inilah yang membuat sosoknya dikenal sebagai salah satu pemimpin ahli dalam militer dan juga perang. Ratu Kalinyamat juga merupakan sosok pemimpin yang begitu dihormati dan disegani oleh rakyatnya.
Berkat 'tangan dingin' beliau, Jepara bisa dibilang mencapai masa kejayaannya. Sekitar 30 tahun berkuasa, Ratu Kalinyamat mampu memperkuat kerajaan maritim dan menjadikan Jepara sebagai pusat dari pelabuhan terbesar di tanah Jawa.
Kisah Ratu Kalinyamat Pahlawan Nasional Asal Jepara
Lantas, bagaimana aksi heroik Ratu Kalinyamat dalam melindungi rakyat sekaligus menjadikan Jepara sebagai wilayah yang kuat? Sebelumnya, mari dijelaskan dalam buku yang sama, Ratu Kalinyamat mendapatkan julukan sebagai 'Rainha de Jepara senhora Poderosa e rice' oleh seorang penulis berkebangsaan Portugis yang bernama Diego De Conto.
Arti dari julukan tersebut adalah 'Ratu Jepara, seorang perempuan yang kaya dan mempunyai kekuasaan besar'. Tidak hanya itu saja, beliau juga dijuluki oleh para pendatang Portugis sebagai 'De Kranige Dame' yang berarti 'seorang wanita yang tangguh dan gagah berani serta tak kenal takut'.
Kemudian dijelaskan dalam buku 'Kisah-Kisah Tersembunyi Dari Sejarah Nusantara: Membuka Tabir Sejarah Nusantara Dari Zaman Kerajaan Sampai Masa Demokrasi Terpimpin' karya Sony Adams. Sebagai pemimpin baru bagi Jepara setelah sang raja tutup usia, Ratu Kalinyamat dengan penuh keberanian berjuang melindungi rakyat dan wilayah kekuasaannya dari jajahan Portugis. Pada era tahun 1550-an, beliau mengerahkan armada perang ke Malaka, setelah pasukan Portugis berusaha menyerang.
Meskipun mengalami kegagalan, sang ratu tidak kenal kata menyerah. Beliau terus-menerus membentuk kekuatan militer yang semakin besar. Awalnya Ratu Kalinyamat mengirimkan 40 buah kapal dengan sekitar 5.000 orang prajurit pada penyerangan pertama. Kendati gagal, belaitu kembali mengirim ekspedisi militer dengan kekuatan 300 kapal dengan lebih dari 15.000 pasukan.
Nah, melalui perang kedua inilah yang membuat Portugis jera dan berhasil dipukul mundur. Bahkan dengan adanya kondisi ini, Pulau Jawa terbebas dari jajahan Portugis.
Peran Penting Ratu Kalinyamat bagi Bangsa Indonesia
Tidak hanya menorehkan sejarah yang begitu mengagumkan dalam melawan penjajah dan juga memperkuat militer di wilayahnya. Ratu Kalinyamat juga turut mengembangkan Jepara sebagai wilayah yang memiliki potensi besar. Termasuk di bidang perdagangan dan angkatan laut.
Pada masa pemerintahan Ratu Kalinyamat, berdiri empat kota pelabuhan yang menjadi pintu gerbang perdagangan di wilayah Jawa Tengah. Tepatnya Pantai Utara Jawa Tengah bagian timur yang terdiri dari Jepara, Rembang, Juana, dan Lasem.
Pelabuhan tersebut tidak hanya sekadar untuk transit kapal-kapal semata, tapi juga menjadi sarana untuk melakukan aktivitas ekspor. Sebut saja produk kayu, gula, kapuk, madu, dan palawija. Tak sendirian, Jepara turut menjalin perdagangan internasional bersama dengan Maluku dan juga Malaka.
Selain itu, ada juga hal luar biasa lainnya yang telah dilakukan oleh Ratu Kalinyamat. Hal ini tak terlepas dari sosok bernama Tjitie Wie Gwan yang dikenal sebagai ahli ukir. Berkat sosoknya yang berkolaborasi dengan Ratu Kalinyamat, didirikan Masjid Mantingan Jepara yang bagian dindingnya dihiasi oleh ukiran-ukiran khas.
Keberadaan Tjitie Wie Gwan ini turut serta dalam mengajarkan keahliannya dalam mengukir kepada masyarakat Jepara. Tindakannya inilah yang menjadi cikal bakal Jepara dijuluki sebagai Kota Ukir.
Menurut buku 'Suluk Ratu Kalinyamat: Laku Topo Sinjang Rambut' oleh Mohammad Nur Arifin, Ratu Kalinyamat pernah mengasingkan diri dengan melakukan 'laku topo wudo sinjang rambut'. Istilah tersebut berarti tindakan atau perilaku tertentu yang dilakukan atas dasar spiritualitas. Adapun arti dari 'laku topo wudo sinjang rambut' adalah tindakan bertapa yang meninggalkan kemewahan dan gemerlap materi agar mendapatkan pertolongan dari Sang Pencipta.
Ratu Kalinyamat meninggal dunia sekitar tahun 1579. Jasadnya dikebumikan di dekat makam mendiang sang suami, Pangeran Hadlirin, di Mantingan.
Demikian tadi kisah mengenai Ratu Kalinyamat yang dikenal sebagai Pahlawan Nasional asal Jepara. Semoga informasi tadi dapat menambah wawasan baru, ya.
(anm/apl)











































