Setiap menerima wahyu Al-Qur'an, Nabi Muhammad SAW akan menyampaikannya kepada para sahabat. Kemudian, para sahabat akan mempelajarinya secara bersamaan.
"Pendekatan belajar itu disebut sebagai peer teaching, di mana para sahabat itu mengajar sesama para sahabat atau saling timbal balik mengoreksi bacaan-bacaan yang didengar, kemudian mereka menghafalnya," ujar Mu'ti dalam tausiyah Al-Qur'an dan Pembentukan Karakter Unggul Bangsa yang disiarkan YouTube Kemendikdasmen, Senin (17/3/2025).
Perubahan Tradisi Lisan Menjadi Tulisan
Mu'ti menjelaskan bahwa tradisi tersebut menjadi cikal bakal perubahan sistem belajar di Arab. Di mana pengetahuan lisan dituangkan menjadi tulisan.
"Tradition of learning ini jadi bagian yang penting yang mengubah tradisi masyarakat pada waktu itu. Masyarakat Arab itu memiliki tradisi yang kuat dengan tradisi lisan," katanya.
Dalam tradisi lisan, masyarakat Arab pandai membuat puisi, syair-syair,. Isinya terutama berkaitan dengan glorifikasi atau kebanggaan terhadap suku mereka.
"Itu yang kita sebut sebagai tradisi-tradisi baru, yang kemudian learning circle ini dipakai para sahabat untuk mengajarkan Al-Qur'an kepada sahabat yang lainnya, dan juga Rasulullah (untuk) memberikan jawaban dan memberikan penjelasan ketika ada pertanyaan dari para sahabat, apa makna dari ayat yang beliau sampaikan kepada para sahabat," kata Mu'ti.
Kemudian dari tradisi tulisan tersebut, muncul kebiasaan membaca. Karena itu, peer teaching dan sejarah membaca ini menurut Mu'ti tak bisa dilepaskan dari Al-Qur'an.
"Maka dengan Al-Qur'an sebagai wahyu yang disampaikan kepada sahabat-sahabat itu mengubah tradisi lisan menjadi tradisi tulisan dan mengubah tradisi berbicara ke dalam tradisi membaca
Metode Peer Teaching di Era Modern
Sejumlah sekolah menerapkan peer teaching di masa kini. Contohnya SMPK Penabur Depok, Jawa Barat.
Metode peer teaching pada konteks siswa sekolah yakni siswa mengajar siswa lainnya sebagai tutor (pengajar) sebaya. Metode peer teaching dinilai memungkinkan tumbuhnya rasa saling menghargai dan saling mengerti antarsiswa lewat proses bekerja sama dalam belajar, dikutip dari laman resmi sekolah.
Beberapa poin penting untuk mendapatkan manfaat peer teaching yaitu bantuan, arahan, petunjuk, bimbingan, dan motivasi siswa.
Bentuk metode belajar ini bisa berupa pembagian kelas menjadi beberapa kelompok. Siswa dalam kelompok bisa saling menawarkan bantuan kepada kawannya.
Jika siswa tidak dapat membantu kawan sebayanya, maka guru turun tangan untuk memberikan bimbingan. Dalam metode peer teaching ini juga dilakukan evaluasi untuk mengukur efektivitasnya.
(cyu/twu)