- Contoh Modul Ajar Deep Learning untuk SD, SMP, SMA-SMK 1. Contoh Modul Ajar Deep Learning SD - Pendidikan Agama Islam 2. Contoh Modul Ajar Deep Learning SD - IPAS Menjelajah Luar Angkasa 3. Contoh Modul Ajar Deep Learning SD - Pendidikan Pancasila 4. Contoh Modul Ajar Deep Learning SMP - IPA Perubahan Iklim 5. Contoh Modul Ajar Deep Learning SMP - IPA Taksonomi Tumbuhan 6. Contoh Modul Ajar Deep Learning SMA 7. Contoh Modul Ajar Deep Learning SMK
- Komponen Modul Ajar Deep Learning
- Karakteristik Modul Ajar Deep Learning 1. Pemicu Kontekstual yang Relevan 2. Kegiatan Eksploratif dan Kolaboratif 3. Refleksi sebagai Bagian dari Asesmen 4. Penilaian Proses Berpikir, Bukan Hasil Akhir 5. Ruang Fleksibel untuk Adaptasi dan Personalisasi Belajar
Lantas, seperti apa contoh modul ajar deep learning yang dapat diterapkan untuk menciptakan pembelajaran efektif di kelas?
Dilansir dari buku Penerapan Pembelajaran Deep Learning dalam Pendidikan Indonesia oleh Pipit Utami dkk, pembelajaran deep learning menekankan pemahaman konseptual, refleksi, dan kemampuan implementasi pengetahuan. Proses ini mencakup analisis, berpikir kritis dan kreatif, serta pemecahan masalah.
Deep learning merupakan transisi dari metode pembelajaran lama yang hanya bersifat permukaan (surface learning). Metode surface learning sendiri menggunakan hafalan dan berfokus pada penguasaan materi secara dangkal.
Bagi sebagian orang, pembelajaran deep learning masih tergolong metode baru sehingga belum banyak tersedia modul ajar yang bisa langsung digunakan. Untuk itu, berikut detikSulsel menyajikan contoh modul ajar deep learning jenjang SD hingga SMA sebagai referensi bagi guru dan tenaga pendidik.
Cermati, yuk!
Contoh Modul Ajar Deep Learning untuk SD, SMP, SMA-SMK
Contoh modul ajar deep learning tersedia pada laman Ruang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) yang dikelola Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah RI. Jika ingin membuka dan mengunduh modul ajar, guru dan tenaga pendidik perlu login terlebih dahulu menggunakan email belajar id.
Nah, berikut ini link contoh modul ajar deep learning pada laman GTK:
1. Contoh Modul Ajar Deep Learning SD - Pendidikan Agama Islam
Berikut contoh modul ajar deep learning untuk jenjang SD kelas 5 mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti:
https://guru.kemendikdasmen.go.id/bukti-karya/pdf/898542?source=BK_EXPLORATION_PAGE
2. Contoh Modul Ajar Deep Learning SD - IPAS Menjelajah Luar Angkasa
Klik link di bawah ini untuk membuka contoh modul ajar untuk murid kelas 6 SD:
https://guru.kemendikdasmen.go.id/bukti-karya/pdf/897307?source=BK_EXPLORATION_PAGE
3. Contoh Modul Ajar Deep Learning SD - Pendidikan Pancasila
Guru dan tenaga pendidik dapat mencontoh modul ajar deep learning SD Pendidikan Pancasila untuk kelas 1 berikut:
https://guru.kemdikbud.go.id/bukti-karya/pdf/892514?source=BK_EXPLORATION_PAGE
4. Contoh Modul Ajar Deep Learning SMP - IPA Perubahan Iklim
Modul ajar ini jenjang SMP ini memuat materi mengenai perubahan iklim. Isinya dilengkapi pemanfaatan digital, lingkungan pembelajaran, hingga prinsip pembelajarannya. Klik link di bawah ini untuk melihat:
https://guru.kemdikbud.go.id/bukti-karya/pdf/896214
5. Contoh Modul Ajar Deep Learning SMP - IPA Taksonomi Tumbuhan
Ada pula contoh modul ajar deep learning jenjang SMP dengan tema Taksonomi Tumbuhan. Berikut link-nya:
https://guru.kemdikbud.go.id/bukti-karya/pdf/892795?source=BK_EXPLORATION_PAGE
6. Contoh Modul Ajar Deep Learning SMA
Contoh modul ajar deep learning jenjang SMA ini berisi materi tentang Teks Eksplanasi. Klik untuk melihat dan mengunduh modul ajar:
https://guru.kemdikbud.go.id/perangkat-ajar/toolkits/bdWMj8aJ8O
7. Contoh Modul Ajar Deep Learning SMK
Menukil kembali buku Penerapan Pembelajaran Deep Learning dalam Pendidikan Indonesia, di bawah ini contoh modul ajar deep learning SMK yang berbasis proyek. Modul ini ditujukan untuk jenjang SMK Program Keahlian Teknik Elektronika.
Isi dan struktur modul ajar ini dapat dijadikan referensi bagi para tenaga pendidik. Berikut contohnya:
Program Keahlian Teknik Elektronika
Identitas Modul
Nama Mata Pelajaran: Pekerjaan Dasar Elektromekanik
Kompetensi Keahlian: Teknik Elektronika Industri
Topik Modul: Perancangan Sistem Pencahayaan Otomatis Berbasis Sensor
Alokasi Waktu: 6 JP (3 pertemuan)
Model Pembelajaran: Project-Based Learning (PjBL) berbasis deep learning
Fokus Keterampilan Abad 21: Berpikir kritis, kolaborasi, refleksi, dan transfer pengetahuan
Tujuan Pembelajaran (CP dirumuskan dengan pendekatan PM)
a. Siswa mampu memahami prinsip kerja sensor cahaya (LDR) dan modul relay
b. Siswa mampu menganalisis kebutuhan sistem pencahayaan otomatis di lingkungan sekolah
c. Siswa mampu merancang dan membuat prototipe sistem tersebut secara kolaboratif
d. Siswa mampu merefleksikan proses berpikir dan hasil belajar melalui jurnal proyek
Pemicu Belajar Kontekstual
Studi Kasus:
Di beberapa ruang kelas atau taman sekolah, pencahayaan masih dinyalakan secara manual sehingga boros energi dan tidak efisien. Kepala sekolah mengusulkan ide agar siswa SMK merancang sistem pencahayaan otomatis yang hemat energi dan ramah lingkungan.
Pertanyaan Pemantik:
a. Mengapa pencahayaan otomatis dibutuhkan di sekolah?
b. Bagaimana sensor cahaya bisa dimanfaatkan untuk sistem yang efisien?
c. Apa tantangan teknis dan solusi yang mungkin diterapkan?
Tabel Langkah Pembelajaran Aktif (PjBL Deep Learning)
Tahap | Aktivitas Inti |
---|---|
Inisiasi Proyek | Guru menyampaikan studi kasus dan membentuk kelompok proyek siswa |
Investigasi & Perencanaan | Siswa mempelajari prinsip kerja LDR, merancang sistem dasar, dan mengumpulkan data kebutuhan lapangan (lokasi, intensitas cahaya, dll) |
Pengembangan Produk | Siswa membuat prototipe sistem pencahayaan otomatis menggunakan sensor LDR, relay, dan LED |
Refleksi dan Uji Coba | Siswa menguji alat di ruang nyata, mendokumentasikan proses, menulis jurnal refleksi, dan mendiskusikan kendala serta solusi |
Presentasi & Umpan Balik | Siswa mempresentasikan hasil dan mendapat umpan balik dari guru dan teman sejawat |
Fleksibilitas dan Diferensiasi
a. Siswa dengan keterampilan teknis tinggi dapat memperluas proyek (misal menambah fitur timer atau aplikasi IoT sederhana)
b. Siswa pemula dapat fokus pada perancangan sistem dasar dan simulasi virtual (menggunakan Tinkercad atau Proteus)
c. Guru dapat menyesuaikan kedalaman materi dan alat sesuai fasilitas sekolah
Integrasi Antarmata Pelajaran / Kehidupan Nyata
a. Fisika: Konsep intensitas cahaya, energi listrik
b. Matematika: Pengukuran tegangan dan arus, konversi satuan
c. Bahasa Indonesia: Penulisan laporan teknis dan refleksi
d. PPKn: Nilai gotong royong, tanggung jawab sosial
e. Sains: Efisiensi energi dan kesadaran ekologis
Catatan untuk Guru
Modul ini menuntut pendampingan yang fleksibel dan reflektif. Guru bukan hanya memberi instruksi teknis, tetapi memfasilitasi eksplorasi siswa, mendorong refleksi, dan menciptakan suasana belajar yang kolaboratif dan bermakna.
Komponen Modul Ajar Deep Learning
Sebagaimana contohnya di atas, modul ajar deep learning tidak hanya mencantumkan tujuan pembelajaran namun juga memuat strategi pengajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Supaya lebih jelas, berikut komponen modul ajar deep learning:
- Mengandung pemicu belajar kontekstual, misalnya studi kasus, fenomena lokal, atau permasalahan autentik.
- Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran aktif, termasuk pertanyaan pemantik, kegiatan eksploratif, dan panduan refleksi.
- Mencantumkan strategi asesmen formatif dan sumatif yang menilai proses berpikir siswa, bukan sekadar jawabannya.
- Memberi ruang fleksibilitas bagi adaptasi guru dan diferensiasi sesuai kebutuhan peserta didik.
- Mengintegrasikan antarmata pelajaran, atau setidaknya mengaitkan pengetahuan dengan kehidupan nyata peserta didik.
Karakteristik Modul Ajar Deep Learning
Tenaga pendidik juga sebaiknya memahami karakteristik atau ciri khas modul ajar agar modul bisa disusun dengan tepat. Modul ajar yang benar akan memudahkan guru mewujudkan tujuan deep learning yang berfokus pada pemahaman mendalam siswa.
Nah, berikut sejumlah karakteristik yang sebaiknya dicantumkan dalam modul ajar deep learning:
1. Pemicu Kontekstual yang Relevan
Modul dimulai dari masalah, fenomena, atau situası nyata yang dekat dengan kehidupan peserta didik. Ini membangun meaning dan engagement sejak awal. Contoh: suhu ruang praktik naik-turun → merancang alat pengendali suhu otomatis.
2. Kegiatan Eksploratif dan Kolaboratif
Pembelajaran tidak bersifat instruksional satu arah, tetapi memberi ruang untuk eksplorasi, diskusi kelompok, pengambilan keputusan, dan pencarian solusi bersama. Siswa aktif, guru fasilitator.
3. Refleksi sebagai Bagian dari Asesmen
Modul memberi tempat bagi siswa untuk meninjau ulang proses belajar mereka: apa yang dipahami, strategi apa yang berhasil, apa yang perlu diperbaiki. Refleksi bisa berupa jurnal, diskusi, atau asesmen diri.
4. Penilaian Proses Berpikir, Bukan Hasil Akhir
Asesmen tidak hanya mengukur "jawaban benar", tetapi juga menilai cara berpikir, argumentasi, dan proses pengambilan keputusan siswa. Ini mendorong metakognisi dan transfer pengetahuan.
5. Ruang Fleksibel untuk Adaptasi dan Personalisasi Belajar
Modul memberi ruang bagi guru untuk menyesuaikan strategi pembelajaran sesuai kebutuhan kelas, dan bagi siswa untuk mengekspresikan pemahamannya dengan cara yang sesuai dengan gaya belajarnya.
Itulah contoh modul ajar deep learning lengkap dengan komponen dan karakteristiknya. Semoga membantu!
(alk/alk)