Contoh Modul Ajar Deep Learning untuk SD-SMA, Asah Cara Berpikir Mendalam

Contoh Modul Ajar Deep Learning untuk SD-SMA, Asah Cara Berpikir Mendalam

Yaslinda Utari Kasim - detikSulsel
Minggu, 06 Jul 2025 22:30 WIB
Ilustrasi kegiatan belajar di sekolah
Foto: dok. Istimewa
Makassar - Pembelajaran deep learning berfokus pada pemahaman mendalam serta pengembangan kemampuan berpikir kritis dan kreatif peserta didik. Agar proses belajar berlangsung lebih terarah, guru perlu menyusun modul ajar deep learning yang efektif.

Lantas, seperti apa contoh modul ajar deep learning yang dapat diterapkan untuk menciptakan pembelajaran efektif di kelas?

Dilansir dari buku Penerapan Pembelajaran Deep Learning dalam Pendidikan Indonesia oleh Pipit Utami dkk, pembelajaran deep learning menekankan pemahaman konseptual, refleksi, dan kemampuan implementasi pengetahuan. Proses ini mencakup analisis, berpikir kritis dan kreatif, serta pemecahan masalah.

Deep learning merupakan transisi dari metode pembelajaran lama yang hanya bersifat permukaan (surface learning). Metode surface learning sendiri menggunakan hafalan dan berfokus pada penguasaan materi secara dangkal.

Bagi sebagian orang, pembelajaran deep learning masih tergolong metode baru sehingga belum banyak tersedia modul ajar yang bisa langsung digunakan. Untuk itu, berikut detikSulsel menyajikan contoh modul ajar deep learning jenjang SD hingga SMA sebagai referensi bagi guru dan tenaga pendidik.

Cermati, yuk!

Contoh Modul Ajar Deep Learning untuk SD, SMP, SMA-SMK

Contoh modul ajar deep learning tersedia pada laman Ruang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) yang dikelola Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah RI. Jika ingin membuka dan mengunduh modul ajar, guru dan tenaga pendidik perlu login terlebih dahulu menggunakan email belajar id.

Nah, berikut ini link contoh modul ajar deep learning pada laman GTK:

1. Contoh Modul Ajar Deep Learning SD - Pendidikan Agama Islam

Berikut contoh modul ajar deep learning untuk jenjang SD kelas 5 mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti:

https://guru.kemendikdasmen.go.id/bukti-karya/pdf/898542?source=BK_EXPLORATION_PAGE

2. Contoh Modul Ajar Deep Learning SD - IPAS Menjelajah Luar Angkasa

Klik link di bawah ini untuk membuka contoh modul ajar untuk murid kelas 6 SD:

https://guru.kemendikdasmen.go.id/bukti-karya/pdf/897307?source=BK_EXPLORATION_PAGE

3. Contoh Modul Ajar Deep Learning SD - Pendidikan Pancasila

Guru dan tenaga pendidik dapat mencontoh modul ajar deep learning SD Pendidikan Pancasila untuk kelas 1 berikut:

https://guru.kemdikbud.go.id/bukti-karya/pdf/892514?source=BK_EXPLORATION_PAGE

4. Contoh Modul Ajar Deep Learning SMP - IPA Perubahan Iklim

Modul ajar ini jenjang SMP ini memuat materi mengenai perubahan iklim. Isinya dilengkapi pemanfaatan digital, lingkungan pembelajaran, hingga prinsip pembelajarannya. Klik link di bawah ini untuk melihat:

https://guru.kemdikbud.go.id/bukti-karya/pdf/896214

5. Contoh Modul Ajar Deep Learning SMP - IPA Taksonomi Tumbuhan

Ada pula contoh modul ajar deep learning jenjang SMP dengan tema Taksonomi Tumbuhan. Berikut link-nya:

https://guru.kemdikbud.go.id/bukti-karya/pdf/892795?source=BK_EXPLORATION_PAGE

6. Contoh Modul Ajar Deep Learning SMA

Contoh modul ajar deep learning jenjang SMA ini berisi materi tentang Teks Eksplanasi. Klik untuk melihat dan mengunduh modul ajar:

https://guru.kemdikbud.go.id/perangkat-ajar/toolkits/bdWMj8aJ8O

7. Contoh Modul Ajar Deep Learning SMK

Menukil kembali buku Penerapan Pembelajaran Deep Learning dalam Pendidikan Indonesia, di bawah ini contoh modul ajar deep learning SMK yang berbasis proyek. Modul ini ditujukan untuk jenjang SMK Program Keahlian Teknik Elektronika.

Isi dan struktur modul ajar ini dapat dijadikan referensi bagi para tenaga pendidik. Berikut contohnya:

Program Keahlian Teknik Elektronika

Identitas Modul

Nama Mata Pelajaran: Pekerjaan Dasar Elektromekanik
Kompetensi Keahlian: Teknik Elektronika Industri
Topik Modul: Perancangan Sistem Pencahayaan Otomatis Berbasis Sensor
Alokasi Waktu: 6 JP (3 pertemuan)
Model Pembelajaran: Project-Based Learning (PjBL) berbasis deep learning
Fokus Keterampilan Abad 21: Berpikir kritis, kolaborasi, refleksi, dan transfer pengetahuan

Tujuan Pembelajaran (CP dirumuskan dengan pendekatan PM)

a. Siswa mampu memahami prinsip kerja sensor cahaya (LDR) dan modul relay
b. Siswa mampu menganalisis kebutuhan sistem pencahayaan otomatis di lingkungan sekolah
c. Siswa mampu merancang dan membuat prototipe sistem tersebut secara kolaboratif
d. Siswa mampu merefleksikan proses berpikir dan hasil belajar melalui jurnal proyek

Pemicu Belajar Kontekstual

Studi Kasus:

Di beberapa ruang kelas atau taman sekolah, pencahayaan masih dinyalakan secara manual sehingga boros energi dan tidak efisien. Kepala sekolah mengusulkan ide agar siswa SMK merancang sistem pencahayaan otomatis yang hemat energi dan ramah lingkungan.
Pertanyaan Pemantik:
a. Mengapa pencahayaan otomatis dibutuhkan di sekolah?
b. Bagaimana sensor cahaya bisa dimanfaatkan untuk sistem yang efisien?
c. Apa tantangan teknis dan solusi yang mungkin diterapkan?

Tabel Langkah Pembelajaran Aktif (PjBL Deep Learning)

TahapAktivitas Inti
Inisiasi ProyekGuru menyampaikan studi kasus dan membentuk kelompok proyek siswa

Investigasi & Perencanaan

Siswa mempelajari prinsip kerja LDR, merancang sistem dasar, dan mengumpulkan data kebutuhan lapangan (lokasi, intensitas cahaya, dll)

Pengembangan Produk

Siswa membuat prototipe sistem pencahayaan otomatis menggunakan sensor LDR, relay, dan LED

Refleksi dan Uji Coba

Siswa menguji alat di ruang nyata, mendokumentasikan proses, menulis jurnal refleksi, dan mendiskusikan kendala serta solusi
Presentasi & Umpan BalikSiswa mempresentasikan hasil dan mendapat umpan balik dari guru dan teman sejawat

Fleksibilitas dan Diferensiasi

a. Siswa dengan keterampilan teknis tinggi dapat memperluas proyek (misal menambah fitur timer atau aplikasi IoT sederhana)
b. Siswa pemula dapat fokus pada perancangan sistem dasar dan simulasi virtual (menggunakan Tinkercad atau Proteus)
c. Guru dapat menyesuaikan kedalaman materi dan alat sesuai fasilitas sekolah

Integrasi Antarmata Pelajaran / Kehidupan Nyata

a. Fisika: Konsep intensitas cahaya, energi listrik
b. Matematika: Pengukuran tegangan dan arus, konversi satuan
c. Bahasa Indonesia: Penulisan laporan teknis dan refleksi
d. PPKn: Nilai gotong royong, tanggung jawab sosial
e. Sains: Efisiensi energi dan kesadaran ekologis

Catatan untuk Guru

Modul ini menuntut pendampingan yang fleksibel dan reflektif. Guru bukan hanya memberi instruksi teknis, tetapi memfasilitasi eksplorasi siswa, mendorong refleksi, dan menciptakan suasana belajar yang kolaboratif dan bermakna.

Komponen Modul Ajar Deep Learning

Sebagaimana contohnya di atas, modul ajar deep learning tidak hanya mencantumkan tujuan pembelajaran namun juga memuat strategi pengajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Supaya lebih jelas, berikut komponen modul ajar deep learning:

  1. Mengandung pemicu belajar kontekstual, misalnya studi kasus, fenomena lokal, atau permasalahan autentik.
  2. Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran aktif, termasuk pertanyaan pemantik, kegiatan eksploratif, dan panduan refleksi.
  3. Mencantumkan strategi asesmen formatif dan sumatif yang menilai proses berpikir siswa, bukan sekadar jawabannya.
  4. Memberi ruang fleksibilitas bagi adaptasi guru dan diferensiasi sesuai kebutuhan peserta didik.
  5. Mengintegrasikan antarmata pelajaran, atau setidaknya mengaitkan pengetahuan dengan kehidupan nyata peserta didik.

Karakteristik Modul Ajar Deep Learning

Tenaga pendidik juga sebaiknya memahami karakteristik atau ciri khas modul ajar agar modul bisa disusun dengan tepat. Modul ajar yang benar akan memudahkan guru mewujudkan tujuan deep learning yang berfokus pada pemahaman mendalam siswa.

Nah, berikut sejumlah karakteristik yang sebaiknya dicantumkan dalam modul ajar deep learning:

1. Pemicu Kontekstual yang Relevan

Modul dimulai dari masalah, fenomena, atau situası nyata yang dekat dengan kehidupan peserta didik. Ini membangun meaning dan engagement sejak awal. Contoh: suhu ruang praktik naik-turun → merancang alat pengendali suhu otomatis.

2. Kegiatan Eksploratif dan Kolaboratif

Pembelajaran tidak bersifat instruksional satu arah, tetapi memberi ruang untuk eksplorasi, diskusi kelompok, pengambilan keputusan, dan pencarian solusi bersama. Siswa aktif, guru fasilitator.

3. Refleksi sebagai Bagian dari Asesmen

Modul memberi tempat bagi siswa untuk meninjau ulang proses belajar mereka: apa yang dipahami, strategi apa yang berhasil, apa yang perlu diperbaiki. Refleksi bisa berupa jurnal, diskusi, atau asesmen diri.

4. Penilaian Proses Berpikir, Bukan Hasil Akhir

Asesmen tidak hanya mengukur "jawaban benar", tetapi juga menilai cara berpikir, argumentasi, dan proses pengambilan keputusan siswa. Ini mendorong metakognisi dan transfer pengetahuan.

5. Ruang Fleksibel untuk Adaptasi dan Personalisasi Belajar

Modul memberi ruang bagi guru untuk menyesuaikan strategi pembelajaran sesuai kebutuhan kelas, dan bagi siswa untuk mengekspresikan pemahamannya dengan cara yang sesuai dengan gaya belajarnya.

Itulah contoh modul ajar deep learning lengkap dengan komponen dan karakteristiknya. Semoga membantu!


(alk/alk)

Hide Ads